A HOPE

420 53 3
                                    

NARUTO & TOKOH LAIN MASIH MILIK OM MASASHI






"Jadi, berapa usianya?"

"Baru sekitar 4minggu"

"Apa dia sehat?"

"Ya.. pertumbuhannya normal"

"Kapan dia akan lahir?"

"Astaga Hiashi! Kau juga tahu itu masih lama"

"Aku khawatir umurku tak akan selama itu Tsunade"

"Karena itu jangan terlalu banyak befikir. Fokuslah dalam pemulihanmu"

"Kemarin aku ingin sekali cepat menyusul Hitomi... Tapi sekarang aku ingin hidup lebih lama"

Tsunade hanya tersenyum mendengar perkataan Hiashi

Cinta memang aneh

HIME-SAMA

Itachi mengusap keringat di dahinya dengan lengan. Akhir musim gugur cuaca siang hari masih terasa lumayan panas. Ia bertekad segera kembali ke rumah. Kayu bakar yang dibawanya untuk persiapan musim dingin sudah cukup untuk hari ini. Ia memikul tumpukan kayu itu di punggungnya lalu bergegas pulang.

Hinata sedang berkutat di dapur menyiapkan makan siang. Memasukkan bumbu- bumbu lalu mencicipi hasil masakannya. Setelah dirasa pas, ia mematikan kompor. Menengok nasi yang sudah matang. Ia siap memindahkan semua masakannya ke mangkuk dan menghidangkannya.

"Tadaima"

"Okaeri, Itachi-kun"

Hinata menyambut Itachi dengan berlari kecil.

"Kau tidak perlu berlari. Bagaimana kalau kau terpeleset dan jatuh.

"Gomen.. Aku sudah siapkan air jika kau ingin mandi . Makanannya sudah siap. Jadi cepatlah bersihkan dirimu sebelum makanannya dingin"

"Hn.. terimakasih" jawab Itachi lalu berjalan menaiki tangga.

Sudah 4bulan sejak mereka meninggalkan kota dan memutuskan tinggal di rumah sederhana bergaya jepang yang dibeli Itachi di sebuah desa kecil kawasan Miyazaki.

Mereka memutuskan untuk menikah disana. Pernikahan yang hanya dihadiri Hyuga Hizashi sebagai wakil wali untuk Hinata, Hyuga Kasumi , Uchiha Fugaku, Mikoto, dan Sasuke. Permasalahan antara Hinata dan Itachi cukup menyebar sampai pada mereka saja. Belum ada anggota lain yang diberi tahu termasuk Hanabi. Adik Hinata yang kini sekolah di Jerman itu tidak diberi tahu perihal kakaknya. Tidak untuk sekarang. Mungkin suatu hari ketika tidak ada lagi kontra di keluarga besar mereka.

Flashback


"Aku memberimu waktu satu bulan" ujar Hiashi.
"Bereskan perusahaan dan pergilah tanpa membuat semua orang curiga.

Hinata terkejut dengan pernyataan Hiashi. Padahal ia baru saja masuk ke ruang rawat VIP itu ketika seorang perawat mengatakan bahwa ayahnya telah sadar. Ia ingin meminta maaf lagi. Tapi tampaknya ayahnya enggan berbasa - basi. Bahkan sejak Hinata masuk Hiashi enggan menatapnya.

"Satu lagi.... setelah ini jangan pernah menemuiku"

Mata Hinata membelalak

"Otou-sama"

"Masih berani kau memanggilku ayah?! Apa kau tidak malu?!" kata Hiashi sinis

"Moushiwake arimasen" kata Hinata penuh penyesalan. Air matanya kembali menetes.

"Pergilah!" usir Hiashi

Hinata keluar dari ruang rawat ayahnya dengan wajah menunduk demi menyembunyikan mata sembabnya. Itachi masih disana menunggu Hinata. Dan bermaksud menghadap Hiashi. Namun ia ragu dan sedikit takut saat Hinata keluar dengan kondisi murung.

Hime-samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang