DETERMINATION

434 58 6
                                    

NARUTO DAN TOKOH LAINNYA MASIH MILIK OM MASASHI😊

'Jika kau adalah burung, bawalah aku terbang bersamamu kemanapun kau mau'

Hinata

'Aku hanya seekor elang yang yang bertuan'

Itachi


HIME-SAMA


Udara berhembus begitu menyejukkan. Ribuan bunga cosmos nampak mekar . Rambut indigo menyebar di hamparan rumput tempat Hinata berbaring dengan mata terpejam menikmati hembusan angin.

"Hinata..."

'Siapa?...'

"Hinata..."..

'Suara itu... siapa disana? Sensei. Apa itu kau?..'





Putih. Itu yang Hinata lihat pertama kali saat membuka mata. Bau khas rumah sakit mulai tercium di inderanya.

"Hinata"

Kelereng pucat itu bergulir menatap sosok pria yang berdiri di samping ranjang tempatnya berbaring. Mata sebiru samudra itu memancarkan kecemasan. Hinata segera bangkit dari ranjangnya. Namun kepalanya tiba- tiba pusing.

"Jangan banyak bergerak dulu.. tetaplah berbaring"

Hinata mulai ingat sekarang. Ketika ia menyapa seorang petugas, lalu berjalan menuju lift , lalu...

"Sensei" gumamnya. Ia ingat sebelum ia pingsan ia melihat wajah pria yang menolongnya. Ia yakin itu Itachi. Tapi, ia kembali melihat pria yang disampingnya sekarang, Namikaze Naruto, pria yang resmi menjadi tunangannya sejak 3bulan yang lalu.
Bukan Itachi.

'Mungkin khayalanku saja' batinnya.

"Sudah berapa lama aku tidur?" Tanya Hinata.

"Kau pingsan.. bukan tidur" jawab Naruto sembari membenahi selimut Hinata.
"Kau terlalu memaksakan diri"

"Sumimasen"

"Kau harus minta maaf pada semua orang yang kau buat panik"

"Maaf"

"Maaf mu itu tidak berguna jika kau terus seperti ini. Untung saja Uchiha-san ada disana dan segera membawamu ke rumah sakit"

Hinata nampak terkejut

"Uchiha-san??" tanya Hinata memastikan tak salah dengar.

"Uum.. Itachi-san. Dia baru pergi. Aku menyuruhnya istirahat. Sejak tadi dia..... HINATA ! APA... "
Naruto tak sempat melanjutkan kalimatnya melihat Hinata yang turun dari ranjang dan berlari keluar kamar rawatnya.
"HINATA!" Naruto terus memanggil namun Hinata mengabaikannya.

'Sensei... kenapa...'

Hinata berlari dengan tergesa- gesa tanpa alas kaki sesekali tanpa sengaja menabrak beberapa orang yang melewati lorong rumah sakit itu. Hingga ia mendapati pria berkemeja dengan khas rambut diikat.

"SENSEI" teriak Hinata sekencang mungkin.

Semua orang disana menoleh ke arah Hinata.
Itachi menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Hinata-sama" gumamnya.

Itachi masih tak bergeming saat Hinata mulai mendekatinya.

"Hinata" gumam Naruto yang akhirnya menghentikan langkah untuk mencapai tunangannya.



Hime-samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang