Dua

17 3 0
                                    

Enjoy!

*****












"Rapat dengan perusahaan cina dimajukan sebelum makan siang sajangnim" Jungkook sedikit menekankan kata sajangnim saat memberi tahu jadwal Taehyung.

"J-jungkook... A-aku bisa jelaskan"

"Saya permisi sajangnim"

Jungkook bergegas meninggalkan ruangan Taehyung dan berlari kearah toilet. Meninggalkan Taehyung yang berhenti mengejarnya saat handphone nya berbunyi.

"Istri katanya? Sialan! Aku dibohongi" Jungkook memaki maki Taehyung dan diri nya sendiri di toilet. Mengutuk kebodohannya sebab terlalu mudah percaya pada orang lain.

Kau dimana? Aku bisa jelaskan semuanya. Datanglah keruangan ku!

Begitu Jungkook selesai membaca pesan dari Taehyung, dia tersenyum sinis menanggapinya.

"Baiklah hyung, mari kita selesaikan sekarang"

****

"Kau dari mana saja? Aku mencari mu di ruangan mu, bahkan aku mencari mu di toilet, tapi kau tidak ada"

"Saya menggunakan toilet untuk karyawan. Bisa langsung saja sajangnim, ada apa".

"Tidak-tidak Jungkook, jangan begitu, aku bisa jelaskan"

"Saya menunggu sajangnim"

"Tidak Jung, jangan seperti ini. Irene memang benar istriku. Aku sudah menikah satu setengah tahun dengannya. Hanya saja kami masih belum bisa tinggal bersama karena kontrak kerjanya menjadi model belum berakhir. Terakhir kali aku menemuinya di Paris sebulan yang lalu....-"

"Saat kau bilang ada pekerjaan di Paris sebulan yang lalu, berarti kau menemuinya Tae?"

"Awalnya aku tak ingin menemuinya, bahkan aku tak memberitahu padanya bahwa aku sedang di Paris. Tapi ternyata ibuku memberi tahu dirinya. Dan dia memintaku datang"

"Apa kau tidur dengannya?"

Seketika Taehyung mematung mendengar pertanyaan Jungkook. Jungkook yang melihat reaksi Taehyung lantas tahu apa jawaban dari pertanyaannya tadi. Ia segera berbalik dan meninggalkan Taehyung. Saat Taehyung ingin menghentikannya, rentetan kalimat yang keluar dari mulut Jungkook justru menghentikan gerakan Taehyung.

"Kita selesai Tae"

****


Kemana seorang pria lajang yang sedang ada masalah menghabiskan waktu? Jawabannya club tentu saja.

Disinilah Jungkook berada, sebuah club yang lumayan terkenal. Menenggak bergelas gelas alcohol tanpa mempedulikan sekitar yang menatapnya lapar.

"Kau mau aku temani" seorang wanita cantik dengan mini dress merah mendekati Jungkook.

"Pergilah"

"Kau yakin?"

"APA KAU TULI, KU BILANG PERGI!!" Jungkook memaki wanita itu.

"Baiklah, kau yang rugi. Untuk pria tampan seperti mu aku bisa beri diskon" setelah menjawab makian Jungkook dengan santainya wanita itu berlalu. Dan masih sempatnya mengelus pipi Jungkook yang memerah karena alcohol.

"Tsk dasar jalang"

Entah sudah berapa botol yang dihabiskan Jungkook. Saat ini dia sudah teler diatas mejanya tadi sambil menggumam tak jelas. Reflek tangannya mengambil ponsel disaku untuk menghubungi seseorang.

"Sialan kau menipuku brengsek. Bajingan kau."

"Jungkook-ah? Kau kenapa? Kenapa menelponku? Hei kau mengumpat?"

"Ooh Jimin hyung? Dia brengsek sekali hyung. Dia menipuku. Dia mempermainkan ku"

"Kau dimana kook? Aku kesana sekarang"

Tanpa menjawab pertanyaan Jimin, Jungkook mematikan panggilannya kemudian kembali meracau.

****

Pagi harinya Jungkook bangun dengan kepala luar biasa sakit. Ia tahu  akan begini setiap kali ia menenggak minuman memabukkan itu, namun sepertinya malam tadi dia tak punya pilihan lain.

"Ooh kau sudah bangun?"

Tak ada tanggapan atas sapaannya Jimin mengendik kan bahu dan meninggalkan Jungkook yang masih memegang kepalanya.

"Minumlah, ini akan meredakan hangover mu"

Jungkook menerima pemberian Jimin. Meminum pil pereda mabuknya dengan segelas air di atas nakas.

"Tak usah bekerja hari ini. Istirahatlah"

"Aniyo, hari ini ada rapat dengan investor dari luar. Sebagai sekretarisnya aku harus ikut rapat"

"Kau yakin"

"Hmm"

"Bersiaplah, ku antar"

Sesuai janjinya, Jimin mengantar Jungkook ke kantornya. Sambil sesekali menoleh kesamping untuk memastikan Jungkook baik-baik saja, karena pria itu tampak sedikit memijat pelipisnya.

"Hei kau oke?"

"Aku oke hyung"

Jungkook turun dari mobil setelah mencium pipi Jimin sekilas.

"Hei kau berlebihan kook, aku tak mau celaka karena ciuman ini"

"Aku yang akan menjamin hyung"

Setelah melambai pada Jimin, ia berbalik dan menemukan Taehyung sedang menatapnya tajam. Bukannya takut, Jungkook membungkuk layaknya seorang bawahan pada atasan dan kemudian berlalu menuju ruangannya disebelah ruangan Taehyung.

Tok
Tok
Tok

"Permisi, sajangnim siang ini setelah makan siang ada rapat untuk menentukan model untuk iklan sepatu bulan depan."

"Jung, siapa yang mengantar mu tadi?"

"Jika tak ada pekerjaan lain, saya permisi sajangnim"

"Jung, aku mohon jangan begini. Aku tau ini salahku. Aku minta maaf. Aku tak ingin kita selesai"

Seolah tuli, Jungkook tetap melanjutkan langkahnya, sampai Taehyung kembali berkata...

"Aku janji akan segera menceraikannya. Aku-aku akan berpisah dengannya"

Mendengar perkataan Taehyung Jungkook segera berbalik dan berhenti tepat dihadapan Taehyung.

"Lalu? Lalu setelah itu apa? Kau melamar ku dan kita menikah? Kemudian aku dilabeli sebagai perusak rumah tangga orang?"

Jungkook segera beranjak dari ruangan Taehyung, sebelum Jungkook mencapai pintu Taehyung kembali berkata..

"Beri aku kesempatan Jung. Aku terlalu mencintaimu, bersama mu membuat ku nyaman dan merasa dicintai. Kau selalu ada disisi ku, kau tahu apapun tentang ku"

"Kau salah. Aku tak tahu apapun tentangmu. Benar bahwa aku juga sangat mencintai mu. Tapi jika harus menyakiti perasaan orang lain aku tak bisa Tae"

****

Tbc

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang