Bab 1

15 0 0
                                    

"ARCHAM! PARA PEROMPAK BAJINGAN ITU LAGI!"
Lechia berteriak dengan geram. Ini sudah keberapa kali dia mendengar kabar bahwa para perompak iblis itu berhasil menculik rakyatnya yang hidup di dekat pantai.
"INI HARUS SEGERA DIHENTIKAN!"
Lechia benar-benar tidak bisa menahan emosinya jika sudah berkaitan dengan rakyatnya. Dia memang seorang ratu yang harus berwibawa dan berpikiran jenih setiap saat, tapi dia juga seorang wanita yang memiliki hati dan emosi.
Mendengar kata Archam seperti menusuk dadanya hingga sesak.

Perompak Archam itulah sebutannya, Archam adalah nama sebuah kapal besar yang memimpin komplotan kapal - kapal perompak lain. Pemimpin komplotan ini ialah Aran Javier, pria yang menurut kabar sangat tampan, bahkan ketampanannya bak anugerah paling indah yang pernah diberi Tuhan pada siapapun.
Tapi, di balik itu semua, dia tidak segan membunuh  wanita-wanita tidak bersalah, mengeksploitasi mereka, dan menjadikannya ladang kepuasan. Dia memang lebih kejam dari iblis sekalipun.

Semua cerita itu sudah tersebar di seluruh penjuru kerajaan Jinseong, meracuni seluruh rakyatnya dengan ketakutan. Lechia sudah muak dengan berbagai kabar tentang rakyatnya yang dipenggal, diculik, diperkosa, dijual, dan berbagai hal mengerikan lainnya.
Lechia tau bahwa pemimpin dari semua komplotan perompak Archam adalah Aran Javier.

Dia telah berusaha dengan berbagai cara agar dapat bertemu dengan Aran untuk membicarakan perundingan kerja sama, tapi hasilnya selalu nihil. Satu-satunya jalan yang ditawarkan Aran adalah perang. Disitulah katanya kepala Lechia akan bertemu dengan pedang Aran.

Lechia sama sekali tidak takut bahkan jika kematiannya adalah jalan keluar dari semua ini. Tapi tidak dengan perang, hal itu hanya akan menimbulkan banyak korban, anak-anak dan perempuan hanya akan menjerit ketakutan.
Dia tidak sanggup membayangkan seharipun atau bahkan berminggu-minggu rakyatnya hidup dalam peperangan.
Apalagi yang dihadapinya adalah para perompak Archam dengan ratusan kapal yang didalamnya ada ribuan laki-laki perompak berhati iblis.

"Kirimkan lagi pesan bahwa aku ingin bertemu dengannya" Lechia berkata dengan tegas.

Dia tidak akan menyerah bahkan hingga hari kematiannya tiba.
Yang bisa dilakukannya saat ini hanya menjaga dengan ketat perbatasan sekitar pantai.

---------------------------------------------------------

Aran menebas kepala tawanan itu tanpa perasaan. Di sekitarnya terdengar tangis histeris para wanita.
"Wanita jalang! Tebas mereka semua, kecuali para tawanan baru, pilihkan satu yang terbaik untukku malam ini"

"Siap tuan" Anthony menganggukkan kepalanya, lalu menyuruh para perompak lain ikut menebas para tawanan lama.

Kapten Aran Javiero, kepala perompak Archam. Raja Lautan dengan kepribadiannya yang berdarah dingin. Aran sangat pandai mengatur strategi, lihai dalam memainkan pedang, bahkan dalam menyiksa para tawanan dan musuhnya.
Itulah sebabnya seluruh perompak bersujud padanya, bahkan rela menjilat sepatu dan kakinya demi menjadi bagian dari Archam. Walaupun beberapa perompak besar harus ditaklukakannya dengan perang di tengah samudera, pada akhirnya semua rela menjadi anjing-anjingnya.

Aran bukan hanya iblis, lebih dari itu. Dia tak hanya ingin menjadi perompak di lautan, tapi juga di darat. Ya, dia menginginkan semua harus di bawah kuasanya. Dia sengaja menyebar ketakutan di seantero negeri dan lautan. Dia suka untuk ditakuti.

Aran sedang berdiri menghadap lautan biru. Di sebelahnya ada Griev, tangan kanan kepercayaannya.

"Kapten, Kerajaan Gijeong masih terus menawarkan untuk bertemu dengan anda"

"Tidak, yang kuinginkan hanya perang Griev."

"Tapi Kapt, Kerjaan Jinseong memiliki armada militer yang kuat, walaupun beberapa kali dapat kita tembus di bagian pantai, tapi kita belum sanggup sampai kota Kapt"

Aran mengepalkan tangannya seperti ingin memukul siapa saja yang di depannya.
Ya, dia sangat menginginkan kerajaan Jinseong, kerajaan yang dipimpin seorang Ratu bernama Lechia. Kerajaan ini sangat luas dan kuat, jelasnya kerajaan itu harus menjadi miliknya.

Aran masih hening, dia menatap lekat lautan itu, dan sebuah ide masuk ke dalam pikirannya.
"Griev, kirimkan kepala para tawanan itu ke Kerajaan"

Griev sangat mengerti bila Kaptennya sudah mengirimkan kepala tawanan kepada musuhnya, berarti ada hal sangat buruk yang sudah direncakannya.

"Tapi Kapt, apa itu tidak berlebihan mengingat Ratu Kerajaan itu sangat mencintai rakyatnya, apa tidak akan menimbulkan api yang sangat besar"

"Itulah yang kuharapkan Griev. Ketika seseorang sudah terbakar api, maka tidak ada yang bisa membuatnya berpikir jenih, semua serba terburu-buru dan yang diinginkannya hanya memadamkannya sesegera mungkin" Aran menyunggingkan senyum mengerikan di wajahnya.

Griev hanya bisa mengangguk dan mengikuti perintah Kaptennya. Ia sangat tahu bagaimana sisi iblis kaptennya yang mulai keluar dari peristirahatannya.

-----------------------------------------------------

maaf ya authornya masih belajar nulis hehehe mohon dimaklumi, bab 2 nya sudah disiapkan, luv luv.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE PIRATES AND THE QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang