3. Taehyung Langit Natanegara

4.9K 576 214
                                    


Dua pasang mata itu saling menatap dalam diam. Kedua tangan saling menggenggam erat, tak berniat melepaskan.

"Apakah cuaca kurang sehat atau kamu sedang tidur memimpikanku?" tanyanya sembari meniti wajah pemuda tan dihadapan.

Langit, si pemuda tan itu menghela nafas lelah. "Tadi malam aku berbalik kanan-kiri sampai jam dua pagi. Tahu kenapa?" Bintang menggeleng. "Dalam pikirku, aku bertanya-tanya. Kapan pinggangmu bisa kurengkuh saat sedang susah tidur begini?"

Bintang tersenyum teduh, telapak tangannya terangkat. Menangkup sebelah wajah Langit. "Apa kamu bosan? Selalu menerka-nerka setiap tanya tanpa adanya jawaban?"

Langit menggeleng. Lebih keras, tegas. "Aku tidak akan pernah bilang bosan, kalau itu untuk kamu. Untukmu semua bisa direvisi. Aku bisa membangun plot ulang, lagi dan lagi."

Lalu tawa Bintang pecah. Menimbulkan geraman dari orang-orang sekitar. Terlebih Langit yang mendengus kesal.

"Bentar. Gue pengen ketawa! Ini siapa yang bikin narasi begini sih?" tanya Bintang disela-sela tawanya yang belum mereda.

"Sialan si Bintang mah! Kita kudu take berkali-kali, bangsat!" Johan mengeluh untuk kesekian kalinya. Sejak tadi, Bintang selalu gagal setiap mengambil peran di akhir.

Langit menjitak kepala Bintang lembut. "Fokus bisa nggak sih!" Bintang merengut. Mengelus bekas jitakan Langit di kepalanya.

 Mengelus bekas jitakan Langit di kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi Bintang Ramadhana

"Iya, sorry." Tapi wajahnya tidak ada raut bersalah sama sekali. Buat Langit sekali lagi mencubit gemas kedua pipi Bintang.

"Aaarghhh! Ngeselin lo!!"

"Kita coba sekali lagi, ya! Ini demi nilai tugas akhir nih!" Airin kembali meng-set lokasi. Sementara Bobby dan Johan kembali sibuk dengan kamera.

Langit menatap Bintang. "Inget, fokus." Bintang memutar kedua bola mata jengah.

"Astaga, iya, Lang, iya. Kaku amat, rileks napa."

"Biji lo lima!"

Lalu keduanya kembali saling adu bacot, sampai-sampai buat Airin mengurut pelipis frustasi. Langit dan Bintang, Tom Jerry versi anak Seni dan Akting. Definisi love and hate yang sesungguhnya.

...

"Lang, bapak lo nonton, Lang!!" Bintang teriak sembari menunjuk-nunjuk arah belakang Langit.

"Hah?"

"Itu bapak lo, Lang!!" Bintang memutar tubuh Langit, dan benar di sana ada sang Ayah yang berdiri menyender di mobil audi hitam, dengan kacamata hitam bertengger di wajahnya yang tampan.

Langit mendengus sebelum hampiri sang Ayah. Seokjin Rich melambai singkat. "Hai, bro."

"Yah, ngapain ke sini?" tanya Langit bingung.

"Nggak sengaja lewat. Eh, liat kamu di sini, ya udah mampir bentar."

Langit mendengus. "Inget umur, Yah. Ngapain tebar pesona sih," sungut Langit yang kesal lihat tingkah Ayahnya.

Seokjin Rich berdecak. "Mumpung nggak ada Ibumu. He he he," jawab Seokjin yang langsung mendapat tendangan di tulang keringnya. Membuat si empu meringis, berjingkrak kecil karena kakinya yang nyeri.

"Kualat kamu, gini-gini aku ini Buapakmu!"

"Pulang sana! Bilangin Ibu nih," ancam Langit yang langsung mendapat tatapan tajam sang Ayah.

Seokjin mendengus. Melambai singkat ke arah teman-teman Langit di belakang sana. "Salam ya buat yang pake kemeja putih," goda sang Ayah yang semakin membuat Langit menggeram kesal.

"Ayah!!"

Setelah kepergian sang Ayah, Langit menghampiri teman-temannya. Lalu kembali memulai apa yang sudah mereka kerjakan sejak dua jam berada di taman kota.

Dan hasilnya cukup lumayan memuaskan, walau lagi-lagi Bintang harus mengulang adegan drama terakhir. Di mana dirinya harus memeluk Langit, sambil mengucapkan kata I Love You.

"Habis ini ke mana? Ada yang nggak punya acara?" tanya Bobby yang selesai rapikan peralatan syuting tadi.

"Angkringan, yuk?" ajak Airin. Satu-satunya gadis dikelompok Langit.

"Gue nggak bisa," kata Langit yang langsung mendapat sorakan dari teman-temannya.

"Gue juga," sahut Bintang menimpali.

"Nggak usah sok sibuk lo, jomblo dan kaum rebahan kayak lo nggak percaya gue." Bobby geleng-geleng kepala. Bintang layangkan jitakan di pelipis Bobby.

"Sembarangan," tampik Bintang yang mendapat tatapan penasaran dari Langit. "Gue mau jemput Seira," lanjut Bintang di akhiri senyum manis.

Keempatnya mengangguk serempak. Tahu kok, Bintang sudah ada yang punya. Seira Nirwana, kekasih Bintang yang kini kuliah di Jakarta. Mereka sudah berpacaran semenjak SMA, dan harus menjalani LDR. Dengan Bintang yang memilih tetap kuliah di Jogja.

Langit mendengus. Segera ambil tas ransel di sebelah Airin. "Gue duluan, ya." Lalu berbalik pergi setelah melambai singkat.

" Lalu berbalik pergi setelah melambai singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





—𝘾𝙧𝙖𝙯𝙮 𝙍𝙞𝙘𝙝 𝙉𝙖𝙩𝙖𝙣𝙚𝙜𝙖𝙧𝙖—

𝘾𝙧𝙖𝙯𝙮 𝙍𝙞𝙘𝙝 𝙉𝙖𝙩𝙖𝙣𝙚𝙜𝙖𝙧𝙖 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang