Hujan sangat lebat sore itu, guruh dan badai saling bersahut sahutan. Petir dengan lantang menyambar. Teriakan demi teriak kan mereka keluar kan karna rasa takut yang begitu mengancam. Tangis para manusia meretak kan ujung bumi.
Tidak peduli dengan kaki yang terasa lelah, mereka tetap memaksa berlari, berlari sejauh yang mereka bisa, demi menyelamat kan diri sendiri dan keluarga masing-masing.
Tanah tanah tinggi yang membukit, longsor menghancur kan rumah warga disana. Dan karna hujan yang belum juga berhenti membuat parit parit dan got menguap tinggi, banjir besar. Benteng penghalang serta pembatas air hancur karena hantaman air yang begitu kuat. Banjir semakin membukit menggelamkan rumah warga. Menghanyut kan mereka yang tidak bisa berenang masih berusaha menyelamatkan diri.
" Allahu Akbar "
" Astaghfirullah "
" Ya Allah, ampuni kami ya Allah"
" Allahu Akbar "
itulah teriakan mereka. Mereka berteriak menyebut nama tuhan. Mereka berlari sambil melafal kan doa doa agar hujan badai cepat berhenti dan banjir cepat berlalu. kenapa baru disaat seperti ini kalian ingat padanya (Allah SWT).
Berpegangan pada salah satu Tembok rumah yang sudah setengah terendam air, tubuh nya akan hanyut dibawah arus. dia lah Glorya, Glorya Nurfasma Badi'uz.
seorang gadis remaja yang menangis karna takut dan cemas memikirkan bagaimana cara ia akan menyelamatkan dirinya. Dia terkurung di dalam sebuah ruang sendirian. Banjir semakin menampakkan ketinggiannya, tangan sudah melemah. Dengan ke pasrahan dia melepas pegangan karna tidak kuat lagi, dia pasrah jika banjir menghanyutkan tubuh nya. sebab, mungkin ini adalah Takdir.
_________________________________
See You Next Page👋
JENG JENG JENG! guys ketemu lagi nih kita,,, gmna? bikin penasaran gak ceritanya? sama, author juga😄, yuk cuss kita next ke part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layang-layang "Terbanglah Tinggi"
Teen FictionFyi, ada sedikit campuran bahasa Minang dalam dialog karena mengambil latar di salah satu perkampungan di provinsi sumbar (Padang). target 30 capter