Salahku (lagi)

37 0 0
                                    

Satu kesalahan yang berulang kali kulakukan adalah menatapmu lalu jatuh cinta lagi. Tak peduli bagaimana sakitnya, tapi tatap itu selalu membuatku terpesona. Kamu selalu memenuhi ruang di kepalaku, tak pernah berhenti, tak pernah ada jedanya. Menjengkelkan. Yang lebih bodoh lagi, aku jatuh cinta padamu yang nyatanya mencintai seorang wanita yang jelas bukan diriku.

Iya, kamu mencintai dia. Apa yang bisa ku usahakan lagi? Bullshit jika aku bilang aku bahagia melihatmu bahagia meski itu bukan karenaku. Aku patah, retak, hancur berkeping-keping. Tapi berusaha ku sembunyikan. Segala harap yang kurancang bersama Tuhan, segala doa yang ku panjatkan disepertiga malam seketika tak berarti bagi semestaku. "Aku hanya ingin semuanya jadi lebih baik", ucapku. Tapi ternyata Tuhan punya rencana yang lebih baik.

Patah hati mampu mendewasakan ku, terlebih untuk tidak jatuh cinta pada seseorang dengan sekejap mata. Seseorang yang hampir setiap hari kujumpai, cuek, jutek tapi dewasa. Aku mencintai dia yang bahkan enggan menatapku. Aku mencintai dia yang bahkan enggan menetapkan tentang kepastian. Dia yang dicintai banyak wanita, dan mencintai banyak wanita. Aku siapa?

"Bolehkah kujumpai sedikit saja penjelasan tentang kita?" Bisikku ketika kau terlelap. Aku selalu menyukai wajahmu saat tertidur pulas.

Aku terdiam, rasanya segala langkah yang kujajaki terhenti. Serpihan hidupku mengarah kepadamu (lagi). "Dengarkanlah. Sekali saja biarkan mataku bercerita didepanmu, tentang betapa perihnya melihatmu bersamanya" ucapku dalam hati.

Patah (lagi)Where stories live. Discover now