2

5.9K 350 39
                                    

Setelah memeluk Jaemin, kini Jeno kembali memakai pakaiannya dan pergi meninggalkan Jaemin sendirian.

Jaemin kembali menangis sesekali mengusap air mata yang membasahi pipi cantik miliknya.

Tak lama Haechan datang dengan raut wajah penuh khawatir,

"Astaga Jaemin! Apa yang si brengsek itu lakukan padamu hingga begini? Sungguh Jeno tak bisa dimaafkan Jaemin. Tinggalkanlah pria bajingan itu dan cari pria atau wanita yang lebih baik." ucap Haechan lalu membantu Jaemin berdiri dan mengambil pakaian milik sahabatnya itu.

Jaemin tak menjawab, tetap menghiraukan ucapan sang sahabat.

"Haechannie, kenapa kau meninggalkanku?"

"EH?"

Haechan sedikit terkejut, kemudian sadar bahwa ia meninggalkan Jaemin terlalu lama. Setelah dari toilet ia justru pergi ke kelas Johnny, si kakak kelas yang mengajaknya berkencang sehabis pulang sekolah.

"M-maaf Jaemin sungguh maaf, aku lupa jika kau sedang menungguku di kantin."

Jaemin tetap menangis, enggan menatap mata sahabatnya.

"Hiks.. Haechannie.." lirih Jaemin kembali menjatuhkan tubuh nya ke lantai, tubuh mulus dan putihnya kini tergantikan dengan beberapa memar di sekujur badannya, bibir sobek dan berdarah, rambut acak acakan, dan yang terakhir hatinya hancur.

"Jaemin, tenangkan dirimu. Peluk saja aku, lalu ceritakan apa yang telah si brengsek itu lakukan padamu." ucap Haechan kini menaruh kepala milik Jaemin di pundaknya.

Jaemin kembali menangis, membuat Haechan, pria disampingnya mendesah pelan.

"Pakai dulu baju mu, lalu kita ke UKS." ucap Haechan dan dibalas anggukan pelan oleh Jaemin.


Setelah berada di UKS Jaemin masih enggan berbicara hingga Jaemin meminta izin pada guru yang mengajar bahwa ia sedang sakit dan ditemani oleh Haechan.

"Baiklah Na, aku menyerah kau bisa ceritakan nanti saat kau siap. Tapi kumohon Na Jaemin, putuskan kekasih bajinganmu. Kau bisa mati muda hanya karena.."

"Karena apa?"

"EH?"

Itu Jeno, pria yang membuat jaemin begini.

Dengan cepat Jeno menarik tangan Na Jaemin yang sedang duduk di kasur UKS.

"Dengar Lee brengsek Jeno! Jaemin muak denganmu, dan aku yakin sekarang ia ingin memutuskanmu disini juga!" ucap Haechan menunjuk Jeno dengan jari telunjuknya.

"Ayo katakan Jaemin."

Jaemin menunduk lalu menggeleng pelan.

"Aku menyayangi Jeno, tidak mungkin aku akan mengakhiri hubungan dengannya." Jawab Jaemin dengan mantap.

Haechan menggeleng tak percaya dengan apa yang baru dikatakan Jaemin.

"Hey! Kau gila?"

"Tidak, Chan. Aku menyayangi Jeno."

Jeno tersenyum miring lalu membawa Jaemin pulang ke apart miliknya.

Jaemin duduk di kasur, dengan wajah ketakutan. Takut jika Jeno melakukan hal kasar lagi padanya.

"Jaemin?" Jaemin enggan menjawab hingga akhirnya Jeno memanggil dengan nama kesayangannya.

"Nana?"

"Iya?"

"Oh syukurlah ku kira kau tuli."

"Aku sudah memutuskan, Na." ucap Jeno lagi.

"Memutuskan apa?" tanya Jaemin.

"Mengubahmu untuk menjadi perempuan dan kau putus sekolah."

"Hah? Jeno jangan." Jaemin kembali menangis sebisa mungkin memohon kepada Jeno yang enggan memiliki belas kasihan padanya.

"Tidak, aku lakukan demi kebaikanmu"

"Jeno, aku memang gay tapi aku tetap pria."

"Jadi kau membantahku?" tanya Jeno

"M-maaf." ujar Jaemin.

"2 minggu lagi, mau tidak mau kau akan menjadi seutuhnya wanita, ucapkan selamat tinggal pada Jaemin, hanya ada Nana sekarang."

TBC

Him | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang