#6 : Katakan Sesuatu!

49 7 9
                                    

“Senang bisa mengantarmu dengan selamat!” deretan kalimat sederhana terucap melalui suara berat khas lelaki pada umumnya. Sikapnya yang bergelimangan tata krama membuat Bomi akhirnya merekahkan senyuman dibibir.

“Terima kasih!” Bomi membungkukkan badan.

Perempuan itu memang pergi namun senyumannya meninggalkan kesan dalam benak Lee Seunghyub hingga membuat si pemilik nama ini nyaris kehabisan oksigen. Seunghub terlalu memainkan perasaannya terhadap Bomi. Luar biasa mendebarkan!

Bomi sudah hilang dari jangkauan mata namun jiwa raganya masih saja mematung di satu tempat sebelum akhirnya getaran ponsel disaku celana membuatnya kembali ke bumi.

“Y—“

“BERAPA TAHUN LAGI AKU HARUS MENUNGGUMU, HEH?!!!”

Kata yoboseo yang belum selesai diucap justru mendapatkan omelan dari si pemanggil kala itu. Di sana—pemuda itu pasti berteriak sekuat tenaga, sampai-sampai telinga Seunghyub rasanya sakit. Mungkin akan sangat menyakitkan bila Seunghyub tidak segera menjauhkan ponsel ini dari jangkauan telinganya.

“Aishhh, kamu membuat telingaku sakit!”

“Aku bisa lebih membuat telingamu sakit daripada ini kalau kamu nggak cepat sampai ke sini! Mengerti?! Bagus!”

Panggilan terputus dan Seunghyub menatap layar ponselnya dengan kerutan di sekitar kening. Pemuda tadi ditelepon membuat ancaman, bertanya, lalu menjawabnya sendiri. Dasar gila!

Ah, tidak! Sebenarnya yang jelas-jelas gila adalah dirinya sendiri. Seunghyub merasa sedang tergila-gila pada Bomi. Perasaan ini, entah mengapa sangat indah untuk dirasakan.

Seunghyub mulai melajukan kembali sepedanya sambil menguraikan senyuman.

.

.

.

Bomi menyeret langkah kaki ke arena parkiran sepeda. Belakangan hari ini Bomi semakin tidak fokus, tidak tahu apa alasannya, atau dirinya memang pelupa. Tetapi menurut Bomi ini keterlaluan. Masa dia melupakan sepedanya sih? Sepeda ‘kan kendaraan dan bukan benda kecil seperti bolpoin yang wajar saja jika kau melupakannya.

“Aku harus membuat catatan kecil.” Bomi meratapi bayangannya sendiri. “Mulai besok? Harus!”

Bbukkk~

Sial, Bomi malah menabrak seseorang di depannya. Murid itu berbalik badan menghadap Bomi.

“Ahhh~” Jaehyun menempelkan kedua tangan yang menyila didada. “Sunbaenim, rupanya kamu hobi menabrak sesuatu ya?”

Bomi tidak membantah karena menurutnya apa yang Jaehyun katakan benar juga.

“Kamu mau pulang?”

“Eyyy~” Jaehyun meliriknya sambil senyum-senyum, itukan aneh!

Bomi menautkan kedua alis, “Wae???

“Kamu mau mengajak pulang berdua, kan?”

Bomi memutar bola matanya, “Astagaaa! Darimana kamu punya kepercayaan diri sebesar itu, hm?”

Jaehyun melepaskan tawa di udara pada sebelumnya tampak tertahan dikedua sudut bibirnya.

“Kim Jaehyun.”

“Uh? Siapa dia?”

“Aku.” Jaehyun masih tertawa melirik Bomi, “Namaku Kim Jaehyun.”

Bomi mau ikut tertawa tapi sengaja ditahan. Itu karena baginya seorang Kim Jaehyun adalah seseorang yang unik. Ketika dia bilang ‘Kim Jaehyun’, Bomi langsung menangkap dua kemungkinan. Pertama, Jaehyun menjawab pertanyaan sebelumnya tentang : darimana dia mendapatkan kepercayaan diri yang begitu besar. Kedua, Jaehyun sengaja memperkenalkan diri.

Mengesankan—Bomi memuji dalam hati, kalau bersuara... bisa-bisa Jaehyun merasa bangga.

“Lupakan saja obrolan kita sekarang.” Bomi berjalan ke tempat dia memarkir sepedanya.

Sunbaenim?!”

“Hm?” Bomi menoleh.

“Kamu nggak mau memberitahuku sesuatu?”

“Apa?” kepalanya setengah memiring karena bingung.

“Namamu?”

Kesempatan bagus untuk membalas!, pikir Bomi.

Bomi memasukan kedua tangan disaku rok pendek seragamnya sambil membuat langkah-langkah pendek mendekati tempat Jaehyun berdiri.

“Kamu mau mengajakku berkenalan?”

“Tentu saja! Aku mau tahu namamu!” Jaehyun menjawab cepat dan sangat jelas.

Bukannya berhasil menghadirkan rona merah dipipi Jaehyun, yang terjadi malah sebaliknya. Mendengar jawaban Jaehyun membuat Bomi tersipu.

“Um~” Bomi mengeluarkan kedua tangan dari saku dan berubah salah tingkah. “Yoon Bomi.” Buru-buru Bomi membalikkan badannya, dia juga langsung sibuk berpura-pura mencari sepedanya.

Jaehyun tersenyum, “Yoon Bomi Sunbaenim,”

Bomi berhenti melangkah namun tidak memutar bahunya.

“...Ayo, kita pulang bersama-sama!” Jaehyun mulai cemas menerima jawaban seperti apa yang akan dia dapatkan dari Bomi.

Tbc...

One || N.Flying x Yoon Bomi's FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang