~Cinta datang karena terbiasa~
Kelas yang baru aku masuki terlihat lebih santai dari kelas sebelumnya. Aku dipindah kelompok karena kelompokku dibubarkan, entah apa tujuannya tetapi dengar dari seorang siswa lain karena kelas yang kutempati dulu akan di renovasi. Kemarin aku merasa tidak nyaman karena semua temanku baru. Dari SMP ku yang masuk kelompok mawar hanya aku dan sekarang Alhamdulillah aku masuk kelompok Kamboja bersama Shafa yang notabenenya adalah sahabat karibku, ada juga teman-teman lain yang dulu satu SMP bersama ku dan Shafa.
“Eh ada cewek cantik masuk kelas kita” kata Ridwan, aku tau namanya dari Shafa. Di perjalanan tadi Shafa sedikit bercerita tentang kelas nya yang sekarang menjadi kelasku juga. “Hay teman-teman namaku Keisha Aurelia Syahira aku pindahan dari kelompok mawar, semoga kita jadi teman yang akrab”. Perkenalan singkat ku di depan kelas, tak lupa dengan senyum yang semanis mungkin. “Hay Keisha, semoga kamu betah di kelas ini. Kelas ter ramai kata semua kakak osis” kata seorang lelaki yang aku tebak namanya adalah aldo, dia adalah ketua kelompok Kamboja. “ Yaudah ayo duduk satu bangku denganku. Kebetulan aku sendiri” ucap Shafa bersemangat. “ baiklah memang sejak dulu aku selalu dengan mu bukan? Dan mungkin semua orang tidak mau sebangku dengan orang yang paling cerewet macam kau” ucapku. “ kamu ini, iya aku tau aku cerewet yaudah sana cari teman sebangku yang lain” Jawab Shafa dengan ketus. “ Tapi cerewet-cerewet begitu buktinya aku betah, gitu aja baper. Shafa Shafa” kataku sambil tertawa.
Bel tanda masuk telah berbunyi, kelas yang semula ramai menjadi sunyi. Aku dengar dari Shafa hari ini yang maju ke kelas adalah guru killer. Kakak OSIS pendamping kelas datang “ Selamat pagi semua” ucap kak Dian. “Selamat pagi kak” jawab kami serempak. “ Jangan tegang gini to, nggak enak dilihat” ucap kak Lala. “ Gimana nggak tegang kalau guru killer yang akan mendampingi hari ini” jawab Ridwan. Aku mulai menyimpulkan jika Ridwan itu seperti Shafa orangnya ceplas-ceplos. “ Berarti hari ini aku membawa kabar gembira buat kalian” kata kak Dian. “ Apa itu kak?” tanya Shafa dengan nada tinggi. “Hari ini Bu Nia tidak bisa hadir karena ada kepentingan” jawab lelaki yang baru saja masuk. “Dia siapa?” tanyaku kepada Shafa. “ Dia kak Ridwan, tadi pagi yang menugaskan ku meminta data anak-anak” jelas Shafa. “Owh jadi dia namanya kak Ridwan, bukannya dia yang akan melepas masa jomblo mu!” ucapku sambil cekikikan. Pipi Shafa menjadi merah, dia mencubit perutku, aku semakin tak tahan untuk tertawa. “ Udah-udah ampun Fa” aku memohon. “ Kamu sih..” kata Shafa menyudahi. Aku dan Shafa terlalu asik sendiri, sampai-sampai kami tidak sadar jika Kak Ridwan sudah berada di dekat kami. “ Kalian kenapa kok kelihatannya seru sekali?” tanyanya heran. “ Maaf kak” ucapku menunduk karena merasa bersalah. “ Iya tidak apa-apa santai saja, owh iya Shafa tugas yang aku minta sudah selesai?” tanya kak Ridwan. Shafa menjawab gugup “ Sudah kak, ini kurang dia, karena dia pindahan dan baru masuk tadi”. Lalu Shafa memberiku secarik kertas yang isinya biodata lengkap yang harus dilengkapi.
Setelah selesai mengisi aku berikan lagi kepada Shafa, kemudian Shafa maju untuk memberikan kertas tersebut kepada kak Ridwan. “ Oke adek-adek, sekarang kita free aja ya. Pokok kalian jangan ramai. Aku dan mereka lagi banyak tugas!” Kata kak Lala sambil menenteng laptop menuju meja kosong di belakang. “ Siap kak” Jawab kami bareng. Alhamdulillah aku bersyukur sekali di pindahkan ke kelompok ini karena kelompokku sebelumnya tidak mengenakkan sekali. Dari pendamping OSIS yang galak, banyak aturan, kami siswa baru dijadikan seperti ajang balas dendam pokok semua jadi terasa berada di dalam penjara. Kebalikan kelompok ini, lebih santai orang-orangnya asik OSIS pendamping nya pun juga lebih terbuka.
Kelas sekarang free tetapi kami menaati kata-kata kak Lala tadi, kami memang berbicara sesama teman tetapi dalam volume yang sangat kecil. Kakak-kakak OSIS tetap di dalam kelas kami tetapi mereka sibuk sendiri-sendiri. Dari yang aku lihat kak Lala sedang duduk bersama dengan kak Dian menatap laptop dengan sangat serius, sedangkan kak Ridwan duduk di kursi guru menatap dua hp sekaligus kelihatan sibuk sekali. Jam menunjukkan pukul 10, Dela yang berada di belakang bangkuku bertanya “ Kak tadi katanya jam 10 berkumpul di lapangan utama! Jadi atau tidak?”. Kak Ridwan yang mendengar langsung menatap Dela “Jadi, tapi nanti jika ada bel setelah istirahat. Mungkin sekarang agak molor karena semua guru sedang rapat”. Kak Lala berjalan menuju pintu “ Yaudah sekarang kalian istirahat dulu saja. Kelas-kelas lain sudah istirahat”. “Selamat pagi, selamat beristirahat” kata kak Ridwan sambil tersenyum ramah. “ Selamat pagi kak” jawab kami bareng.Happy reading 😉
jangan lupa tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Sahabat
RomanceCerita tentang bagaimana hidupku yang harus merelakan cinta untuk sahabat ku... #cinta