Part 4

15 2 0
                                    

Happy reading 😉


     Suasana menjadi tegang, “ekhm...” dia berdemem. “Aku suka sama kamu” ucap Kenzo cepat. “Apa? Bicara yang jelas dong. Jangan cepat-cepat” kataku terkejut. “Aku cinta kamu saat pertama berjumpa” astaga dia menembak ku, sumpah aku terkejut. Tidak kefikiran sama sekali jika akan ditembak Kenzo begitu cepat, berarti dia bernyanyi tadi buat aku. Memikirkan nya saja membuat ku pipiku merona. “ Bagaimana? Kamu mau jadi pacarku?” Tanyanya penuh harapan. “ Jadi ceritanya kamu nembak aku?” Tanyaku mencairkan suasana. “Iya lebih tepatnya mengungkapkan perasaanku, bagaimana?” tanyanya menunggu jawaban ku yang pasti. “Aku perlu waktu” ihh mulutku tidak bisa di ajak kompromi. “ Baik, akan aku tunggu jawabanmu” suaranya terlihat kecewa. “ Mari kita lanjutkan perjalanan” ajaknya. Kami mengayuh sepeda, saat melewati rumahnya dia biasa saja “Eh bukannya rumah kamu sudah terlewat?” tanyaku heran. “ Biarlah aku mau mengantarkanmu!” ucap dia tenang. “ kamu ini, kan aku naik sepedanya sendiri darimana coba kata mengantar” aku menganggapi. “ Hahaha maksudku menemani kamu bersepeda, kasihan kamu mengayuh sendiri” Kenzo pun melewati rumahnya seperti bukan rumahnya saja. Aku malu banget, bersepeda bersama laki-laki seperti dunia milik berdua saja terus pas melewati rumahnya tadi di depan ada orang tuanya yang tersenyum ke arah kami. “ Hey, kamu jangan bercanda. Tadi orang tua kamu melihat kita berdua aku malu tau!!” aku mencoba membujuknya agar pulang saja. “ Tidak apa-apa santai saja, bahkan orang tua ku tau kalau aku mencintaimu :)”dia berkata tanpa ada beban sedikitpun “apa?? Bilanglah kamu bercanda?” aku semakin terkejut. “ Maaf Keisha aku gak pernah main-main dengan perkataanku apalagi tentang hati yang sudah memilih mu” Kenzo berkata sambil menengokku. “Terserah katamu saja” pungkas ku.
      

       Perjalanan terasa lebih cepat jika aku ditemani dia. Jujur saja aku bahagia bersamanya, melihat matanya yang indah tutur katanya yang lembut dan sopan, wajahnya yang ganteng, ahh kenapa aku membayangkannya padahal dia berada di dekatku, dan baru saja dia menembak ku. Oh Tuhan apa jawaban nanti yang aku beri, aku juga suka padanya tapi di satu sisi aku merasa tidak enak bagaimana bisa aku berpacaran lagi padahal aku baru saja disakiti, aku masih trauman dengan sakit yang dihasilkan oleh cinta. Sebenarnya apa itu cinta? Mengapa cinta datang begitu cepat kepada ku? Oh Tuhan aku bimbang. Kami sampai didepan rumahku aku menawarkan untuk mampir tapi dia menolak dengan alasan yang membuatku tambah yakin kalau aku akan menjawab menurut hatiku nanti. Kalian tau apa jawabannya “Terimakasih, nanti saja jika orang tuamu menyuruhku untuk datang pasti aku kerumahmu. Kalau sekarang jangan dulu hubungan ini belum pasti bukan?”. Indah betul ucapannya, aku masuk kedalam rumah dan bertemu mama “ Assalamualaikum mama Keisha pulang” salamku.  “ Waalaikumsalam nak, siapa tadi yang ada di depan? Kenapa tidak disuruh masuk saja?” ucap mama. “ Dia Kenzo teman SMA” jawabku menahan malu. “ Kenzo, nama yang bagus apa dia yang berhasil merebut hati putri kecil mama ini? Kenapa tidak diperkenankan kepada mama? Mama jadi kepo” tanya mama berturut-turut. Aku menjawab dengan gugup “ apa sih mama ini anaknya baru pulang sudah di beri pertanyaan begitu banyak, Keisha malu ma! Kaya mama gak pernah muda saja!” aku menarik nafas “ Yaudah Keisha ke kamar dulu”. Aku pun menaiki tangga menuju kamar. Saat berada di kamar, aku terus kebayang bagaimana Kenzo tadi menembak ku, kenangan tiga hari terakhir ini bersama dia terus berputar di otakku. Astaga aku bingung aku harus apa? Jika menolaknya aku takut kehilangannya tapi jika menerimanya aku masih trauma dengan cinta lama. Setelah mandi dan ganti baju aku merebahkan diri di atas kasur. Tak terasa mataku tertutup, saat terlelap mama menghampiri ku. “ Kei, ayo bangun. Makan dulu” mama mencoba membangunkan ku. “Iya ma, nanti aku turun lima menit lagi ya”. Mama meninggalkan kamarku. Aku duduk dan terlintas di pikiranku kenapa akhir-akhir ini Shafa terlihat menjauhi ku. Dia terlihat menghindar dan menolak setiap diajak ke kantin chat ku saja tidak pernah dibalas.
     

     Aku pun turun ke bawah untuk makan bersama terlihat mama dan papa sedang duduk bersama di depan televisi. “ Ma Pa kak Adel belum pulang?” tanyaku. “ Hari ini kakakmu tidak pulang, dia menginap di kosan temannya. Kakakmu hari ini ada tugas banyak, yaudah ayo kita makan mama masak kesukaanmu” jawab mama. “ Iya ma” . Kami menuju meja makan dan makan masakan mama tanpa ada yang berbicara, selesai makan papa mama mengajakku berbicara, “ Kei kata mama kamu tadi pulang di antar cowo apa itu benar?” kata papa. “ Iya pa” kataku ketakutan. “ Nak, papa tidak pernah melarang kamu berpacaran tetapi kamu harus menjaga diri baik-baik dan nilai mu jangan sampai anjlok” ucap papa lunak. “ Kei, mama sama papa mendukung kamu dalam hal yang positif, tapi jangan sampai kamu sakit hati setelahnya. Apa kamu sudah memikirkanya baik-baik?” tanya mama menambahi. “ Sudah ma, terima kasih ma pa Keisha tidak akan mengecewakan kalian. Yaudah Keisha ke atas dulu untuk belajar karena besok sudah mulai kegiatan pembelajaran” terang ku. “ Iya nak, semangat belajarnya” ucap mama. Aku pun menaiki tangga untuk melakukan ritual malam ku yaitu belajar.






Author hanya mengingatkan jangan lupa tinggalkan jejak 😘

Antara Cinta dan SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang