AKD - 9

893 54 0
                                    

Vita merebahkan tubuhnya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, tapi dia merasakan ada beban di sampingnya. Ketika menoleh, wajahnya bertemu dengan Rean.

"Kau mau tidur di sini?" Tanya Vita.

Bukannya menjawab pertanyaan gadis itu, Rean malah menutup matanya.

Malah pura-pura tidur lagi, batin Vita.

Namun, gadis itu pun tidak berani menyuruh Rean menyingkir dari tempat tidurnya. Bisa-bisa pria itu berubah jadi menakutkan dan melukainya.

Vita kembali berbalik membelakangi pria itu lalu memejamkan matanya. Rean yang memang sedang berpura-pura tidur, membuka matanya kembali.

Manik aquamarine itu menatap Vita dari belakang. Perlahan tangannya bergerak memeluk perut rata gadis di depannya itu. Vita belum sepenuhnya tertidur. Gadis itu kembali membuka matanya tanpa bergerak sedikit pun.

Rean menghirup aroma tengkuk Vita. Meskipun kau tidak di tubuh yang sama, aroma tubuhmu tetaplah sama, Amethyst.

Tangan Rean bergerak dan menyentuh dahi Vita. Gadis itu merasa kepalanya berputar, saat tangan dingin Rean menyentuh dahinya.

Gadis bermata untuk gelap itu tersenyum bahagia ketika melihat pantulan dirinya yang mengenakan pakaian pernikahan. Ada mahkota kecil yang terpasang di kepalanya.

Beberapa wanita berpakaian hijau mendampinginya untuk bertemu dengan mempelai pria.

Gadis itu tidak lain adalah Vita. Namun, dia tampak lebih dewasa saat itu. Dia menatap ke sekeliling melihat keadaan di sini sekitar tempat itu.

Ada banyak bunga dan tumbuhan yang unik dengan warna-warna yang tidak akan pernah ditemukan di dunia manusia. Rupanya gadis itu sedang berada di sebuah taman istanabersama para wanita yang mendampinginya.

Vita melihat seorang pria berjubah hitam dengan mahkota emas yang berkilauan di kepalanya. Pria itu tersenyum tampan, kala melihat calon istrinya datang bersama wanita-wanita itu.

Vita terpana melihat ketampanan pria yang sedang tersenyum padanya itu. Dengan suara pelan, Vita bergumam, "Rean."

Keduanya duduk berdampingan di depan pria tua berpakaian hijau. Pria tua itu disebut Gruless, begitupun dengan para wanita berpakaian hijau tadi. Wanita-wanita itu disebut Gruless perempuan.

Rean dan Vita mengucapkan janji suci seperti pernikahan drucless pada umumnya.

Pernikahan Rean dan Vita pun telah terlaksana.

"Kau siap?" Bisik Rean.

Vita tampak ragu, tapi sejurus kemudian, dia mengangguk mantap.

Rean menarik tengkuk istrinya agar mendekat. Pria itu mengecup leher Vita dengan lembut. Kedua mata biru lautnya berubah jadi hitam sekelam malam. Ada sepasang taring yang mencuat dari mulutnya.

Pria itu menggigit leher Vita dengan segera. Gadis itu meremas jubah hitam milik Rean untuk melampiaskan rasa sakitnya.

"Eeuurrggh! Pangeran Rean! Sakit!" Teriak Vita.

Pria itu melepaskan gigitannya dan melihat ada segel berwarna biru terang muncul dari bekas luka gigitannya melilit leher Vita.

Rean menggigit ibu jarinya sehingga darah mengalir dari sana. Pria itu menitikkan darahnya ke leher Vita. Muncullah namanya di dekat segel miliknya.

Rean menangkup wajah Vita yang masih menyiratkan kesakitan. Pria itu tersenyum lalu memagut bibir istrinya dengan lembut. Vita membalas ciuman suaminya.

Kedua mata amethyst itu terbuka lebar. Keringat dingin membasahi sekujur tubuh Vita. Barusan gadis itu bermimpi buruk. Dia mengusap dahinya yang basah. Gadis itu merasakan ada tangan kekar di dahinya.

Vita berbalik dan melihat Rean yang masih tertidur. Wajah tenang pria yang sedang tertidur pulas itu membuat Vita merasa sedih. Entah kenapa, air mata Vita mengalir begitu saja jika mengingat apa yang baru saja dimimpikan olehnya.

Tangan gadis itu bergerak menyentuh wajah Rean. Kedua manik aquamarine itu menunjukkan dirinya dari balik kelopak matanya.

Amethyst dan aquamarine bertemu dalam satu titik. Kedua mata mereka saling menyiratkan sesuatu yang terpendam dalam hati masing-masing.

Rean mengusap air mata Vita lalu mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Vita sesaat. "Good morning, sweety."

Vita menjilat bibirnya yang baru saja dikecup oleh Rean lalu beranjak dari tempat tidurnya kemudian pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Rean menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat itu.

Selesai mandi, Vita memakai seragam yang barunya. Tentu saja, Rean telah merobek seragam lamanya. Untung saja gadis itu memiliki seragam cadangan.

Setelah itu, dia menuruni tangga dan sarapan bersama omma.

"Semalam Omma mendengar suara teriakanmu. Apa ada sesuatu yang terjadi? Apa kau melihat makhluk itu lagi?" Tanya omma.

Vita menggeleng. "Tidak, Omma. Semalam aku hanya terkejut melihat Twisy merusak salah satu bonekaku."

Vita membatin, maafkan aku yang memfitnahmu, Twisy. Aku tahu, fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Tapi, membunuh itu tetap yang paling menakutkan bagiku.

"Ooohhh, begitu." Omma tidak terlalu banyak curiga dan melanjutkan sarapan.

Vita menghela napas lega.

Selesai sarapan, Vita berpamitan pada omma untuk pergi ke sekolah.

Ketika memasuki mobil, dia terkejut melihat Rean sudah duduk di sebelah kursi kemudi. Tanpa mau banyak bertanya, Vita duduk di kursi kemudi lalu menjalankan mobilnya.

"Kau tidak bosan memakai pakaian itu? Jika kau mau, aku akan membelikan beberapa pakaian untukmu," ujar Vita.

Sebelum menunggu jawaban dari Rean, Vita kembali bersuara, "Kau mau ikut bersamaku ke sekolah? Kenapa tidak di rumah saja?"

"Aku ingin melihat apa yang kau lakukan setiap hari. Itu saja."

"Memangnya kau tidak pernah melihat aktivitasku di luar rumah?" Tanya Vita.

Rean menggeleng. "Aku baru beberapa hari berada di dunia manusia."

Pantas saja, dia tidak tahu apa pun tentang barang di dunia manusia.

-

02.53 : 2 Oktober 2019
Ucu Irna Marhamah

AMETHYST : Kekasih DruclessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang