⚘Negri di Luar Planet🌸⚘

119 3 1
                                    

Nur Anisa tersenyum dengan begitu bahagianya tak lupa berjuta syukur telah ia panjatkan kepada Sang Pencipta yang telah bermurah hati kepadanya memberi rizki yang begitu diharapkan oleh bayak orang yang bergelar Sarjana.

Terbayang dibenaknya bagaimana perjuangan dia sehingga saat ini dia bisa menggengam SK PNS ditanganya. bukan hal mudah bisa lolos test cpns hingga di titik ini.

Terlihat senyum bangga dari
wajah orang tua nya yang membuat hati anisa berbunga-bunga, lebih tepatnya menjadi kebun bunga.

Tetapi kebahagianya itu sedikit berkurang ketika dia menerima informasi bahwa dia akan ditugaskan di daerah terpencil yang sulit transfortasi, hal ini membuat semangatnya sempat jatuh ketitik nol.

Terbayang bagaimana keadaan di sana, apakah dia mampu beradaptasi dengan keadaan disana yang notaben nya dia adalah anak kota yang yang terbiasa dengan segala kemudahan fasilitas yang ada.

Tapi pikiran itu langsung dia tepis, alahkah kufur nikmat dia sebagai seorang manusia.
hanya karna hal ini dia mengeluh.
jutaan orang orang disana berharap dengan posisinya saat ini.
Atau dengan senang hati mereka bersedia menggantikan posisinya kalau Anisa tidak siap.

Maka dengan membaca Bismillah dia meyakini apa yang sudah ditetapkan adalah yang terbaik buat dia.

Semangatnya kembali bangkit untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.
Mencerdaskan generasi muda demi kemajuan bangsa.
Niat yang tulus itu dia sematkan dihatinya, dan Ia jadikan bara semangat sehingga tidak ada keluhan terlitas lagi dihatinya.
Smoga Allah memudahkan jalan utuknya, ucapnya lirih.

Maka pagi ini dia berangkat menuju tempat dimana dia akan ditugaskan.
tempatnya memang jauh dari rumahnya karena ketika dia mendaftar test dulu dia mendaftar diluar daerah.

Dengan menaiki kereta api diperkirakan dia akan datang sekitar pukul dua siang, perjalananya akan dilanjut dengan naik bus kira-kira satu jam setengah.
kemudian dia akan dijemput di tempat pemberhentian yang mengarah ke desa itu. Yang dilalui oleh bus ini.
Anisa akan dijemput orang yang diutusan oleh kepala desa setempat.

Menurut ketarangan jalanya akan sulit dilalui oleh kendaran roda empat telebih dimusim penghujan seperti sekarang ini. Dan anisa menghela nafas panjang mengetahui hal itu.

Akhirnya setelah hampir 6 jam perjalanan dia sampai di stasiun yang dituju dan langsung keluar terminal menuju ke arah jalan raya mencari bus yang akan membawanya ketempat yang ia tuju.

Desa Sidahurip, suara kondektur yang lantang itu membangunkanya untuk segera bangkit dan turun karena tempatnya mengabdi sudah semakin dekat.

Dengan menantang koper besar belum lagi tas ranselnya Anisa merasa sedikit kerepotan ketika turun dari bus.
ditambah lagi hujan grimis mulai turun, ditengoknya kekanan dan kekiri mecari tempat berteduh sambil menunggu jemputan datang.
tak jauh dari tempatnya ada warung sangat sederhana yang terlihat agak ramai.
Dengan langkah sedikit tertatih dia menuju kesana.

Semangkuk mie instan, gorengan, dan segelas teh hangat langsung dia habiskan, pertanda dia sedang dalam mode kelaparan.
Setelah kenyang dia mengambil HP nya untuk menghubungi keluarga yang menghawatirkan serta menghubungi orang yang akan menjemputnya.

Tiba-tiba, ibu pemilik warung itu mengagetkan nya. Ibu pemilik warung itu memang sudah dari tadi melihatnya dengan tatapan penuh pertanyaan, tetapi karna dia lapar jadi tidak memperdulikanya.

Ibu pemilik warung bertanya perihal keadaan dia dan kenapa dia ada di sini.
kemudian Anisa pun menjelaskan semuanya, kemudian ibu pemilik warung pun menganguk tanda mengerti. Dia cuma berpesan hati-hati karna jalan yang akan dia lalaui termasuk ekstrim.
mendengar hal itu untuk kesekian kalinya Anisa hanya berharap semua akan baik-baik saja.

Abang Cilok In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang