💐Begini Rasanya💐

53 2 0
                                    

          Malam sudah semakin larut, Lampu di kamar Anisa masih menyala,menandakan penghuninya belum masuk ke alam mimpi.
Dia sedang menyelesaikan materi untuk bahan ajarnya esok hari.
Seakan suara binatang melam menambah semangat nya untuk memberi sumbangsih terbaik bagi pekerjaanya.
        
          Setelah dua hari cuaca mendung berkabut, hari ini tampak sangat cerah, seolah-olah ikut menyemangati sang abdi negara ini untuk menunaikan tugas nya.

        Dengan baju dinas seragam pramuka yang menambah kesan ayu di wajahnya yang semenjak keluar rumah selalu di hiasi senyum simpul. Tak henti-henti nya ketika berpapasan dengan penduduk desa ini dia menebarkan senyuman yang dibalas sapaan hangat mereka.
Anisa berjalan beriringan dengan anak-anak Sd yang tampak ceria menyambut ilmu yang akan dijadikan bekal masa depan mereka.

        Celotehan polos mereka seakan-akan menjadi menjadi nayayian pembawa semangat, anisa sangat bersyukur dengan keadaan ini, walau tidak dapat dia pungkiri dihatinya merindu dengan keadaan kota dan orang tuanya.

     Asalamualaikum, bu guru ucap anak-anak kompak,menyambut Anisa yang berjalan masuk ke dalam kelas. yang di jawab dengan lantang oleh Anisa.
Ya hari ini adalah hari pertaman dia mengajar di sekolah SMPN SATU ATAP ini atau biasa anak-anak memanggilnya SMP SATAP.

      Sebelum nya anisa pun tidak tau klo ada SMP semacam ini dimana SMP ini masih satu atap dengan Sd yang otomatis sarana prasarana dan staf mengajarnya pun sama dan serba terbatas.

     Tetapi dibalik semua keterbatasan itu nyatanya semenjak ada SMP ini jumlah pernikahan dini semakin menurun, sebelum ada smp ini anak perempuan banyak yang setahun/dua tahun lulus Sd kemudian menikah, sekarang jumlah itu menurun drastis, perlahan-lahan tingkat kesadaran penduduk desa akan pentingnya pendidikan  semakin meningkat.
Dan anisa sangat senag mendengar hal itu jadi tujuan pemerintah untuk memajukan pendidikan perlahan tercapai.

       Memang SMP SATAP ini di kususkan untuk daerah terpencil agar masyarakatnya bisa bersekolah dan merasakan pendidikan yang sama walaupun dengan segala keterbatasan yang ada.

        Anisa memperhatikan anak-anak kelas VII yang masih sangat polos tetapi sangat antusias menerima pelajaran darinya, dilain hal anisa merasa miris juga dengan keadaan anak didiknya dimana masih banyak yang bertelanjang kaki ke sekolah dan dengan pakaian yang telihat lusuh mungkin karena terlalu sering dipakai dan termakan waktu.

         Pelajaran telah berlangsung hapir 3 jam tetapi anak anak masih terlihata antusias dengan pelajaran anisa dan pelajaranya pun harus terhenti dengan bunyi bel yang menghentikan seluruh kegiatan pembelajaran.

         Jam istirahat dimanfaatkan oleh anak-anak untul bermain dilapangan yang separuh tertutupi rumput liar dan sebagian lagi menghampiri warung sekitar sekolah yang anisa pikir lebih pantas di sebut gubuk dari pada warung untuk mengisi perut.

         Dan tanpa sengaja pandangan matanya tertuju kepada salah satu grobak penjual cilok di ujug gerbang sekolah yang terlihat rame dikerubuni anak anak, karena penasaran anisa pun menghampiri nya.

      Sedikit terkejut anisa melihat si abang cilok nya yang tidak lain adalah Danu, dengan telaten dan sabar melayani anak anak yang membeli daganganya.

       Bu guru mau pesan cilok juga, begitu tanya seorang anak Sd kepada anisa, yang otomatis membuat danu menegok kepadanya sambil tersenyum. "Mungkin" itu jawaban anisa sekenaya.

      Nanti saya antarkan ke kantor bu guru, ucap danu pelan yang membuat anisa sedikit kikuk. Baiklah saya tunggu timpal nya sambil berbalik arah menuju ruangan nya.

        Ketagihan juga ya mbak anisa sama cilok nya abang danu, tanya bu isti sambil tersenyum menggoda ketika melihat anisa dengan lahap memakan cilok yang ada di depanya. Hanya senyuman yang anisa berikan kepada bu isti sebagai tanda persetujuanya.

       "Rumah danu deket dengan saya kapan kapan mbak anisa main lah ke saya biar saya kenalkan lagian apa tidak bosen dirumah pak lurah terus" ucap bu ama kepada anisa yang membuat anisa greget untuk menjawabnya "saya sudah kenal bu, terimakasih tawaranya" jawab anisa lirih.
       Yang tidak disangka di balas ekspresi penuh tanya oleh kedua guru tersebut.
"Wah mbak anisa tancap gas juga ya, tau aja yang bening" ,ucap bu isti enteng yang di sahut oleh bu ama tidak kalah panasnya
"ganteng ya mbak mas danu, orang nya sederhana,sopan dan juga guru ngaji anak-anak di surau dekat rumah saya, smoga cocok ya sama mbak anisa" ucap bu Ama tanpa ragu-ragu yang membuat anisa terbatuk karna tesedak.

      Begitulah obrolanya di sela waktu istirahat setelah itu semua kembali ke rutinitas mereka hari ini sampai waktu nya selesai nanti.

Abang Cilok In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang