BAB 17

49K 1.8K 47
                                    

"Air mata sialan!" Ethan mengumpat dan menghentikan aktifitasnya saat mengetahui Clara tengah menangis.

Clara terdiam mendengar umpatan Ethan. Antara marah dan takut itulah yang saat ini dirasakan oleh Clara. Kemudian Ethan duduk dan menarik Clara agar Clara duduk dipangkuannya. Clara menurut tanpa protes. Kini Clara duduk mengangkang diatas pangkuan Ethan menghadap ke arahnya dengan wajah tertutup telapak tangannya dan terlihat masih terisak.

Ethan menarik tangan Clara lalu menghapus jejak air mata Clara yang jatuh kepipinya dengan menggunakan kedua jari jempolnya. Lalu Ethan menangkup tengkuk Clara lembut dan mendekatkan wajah Clara ke wajahnya.

"Maaf, aku telah menyakitimu. Aku memang keterlaluan." Ucap Ethan terdengar menyesal.

Jantung Clara berdebar cukup kencang, mendengar permintaan maaf dari Ethan dan diperlakukan dengan lembut membuat hati Clara tersentuh. Ethan mendekatkan bibirnya ke bibir Clara dan menciumnya lembut hanya sekejap lalu menempelkan dahinya ke dahi Clara dan memejamkan matanya sejenak menyesali dirinya yang bisa sampai lepas kontrol memperlakukan Clara dengan kasar.

Dada Clara berdesir seperti tersengat aliran listrik dan membuat perut Clara juga ikut tergelitik dibuatnya. Clara berdoa di dalam hati, berharap apa yang dirasakannya kepada Ethan saat ini adalah bukan perasaan cinta.

Ethan menjauhkan wajahnya dari wajah Clara yang kini masih saja terdiam tetapi arah pandangan mata Clara kini mengarah menatap ke arah mata Ethan.

"Berhenti menatapku seperti itu Cla! Atau kau akan benar-benar berakhir diranjangku malam ini!"

Clara mengejap-ejapkan matanya lalu menunduk dan Clara terkesiap saat melihat payudaranya yang terekspose karena baju dibagian dadanya yang masih terbuka lebar akibat bajunya yang terbuka. Tangan Clara bergerak reflek merapatkan bajunya.

Ethan tersenyum melihat tingkah Clara. Tangan Ethan menarik tangan Clara kemudian Ethan mengarahkan jari-jarinya ke arah kancing baju Clara dan membantu Clara mengancingkannya satu persatu.

Wajah Clara merona karena malu. Clara menatap Ethan yang masih fokus berkutat dengan kancing-kancing bajunya. "Tampan sekali." Batin Clara.

"Sudah." Ucap Ethan lalu membalas tatapan Clara dan membuat Clara terkejut.

Ditatap balik dengan sorot mata lembut milik Ethan membuatnya salah tingkah. Clara memutus kontak mata Ethan lalu melompat turun dari pangkuan Ethan dan memilih berdiri didepannya. Ethan sedikit merasa kecewa karena kehilangan kontak fisik dengan tubuh Clara.

"Ehem...." Clara berdehem. "Sebaiknya kita mulai berbicara tuan!" Ucap Clara mencoba mengalihkan pikiran dan perasaannya agar tidak terus terhanyut oleh perlakuan Ethan tadi.

"Baik, duduklah dan mari kita bicara!" Jawab Ethan sambil berdiri dan menarik Clara agar duduk disampingnya. Dan lagi-lagi Clara menurut. Mereka duduk bersisian dengan sedikit miring agar saling berhadapan. "Apa yang ingin kau sampaikan?" Tanya Ethan.

"Tentang alasan Joe mendorong nyonya Miranda."

"Hm, katakan!" Ucap Ethan sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa yang ada dibelakangnya.

"Joe dan Cloe tadi menceritakannya kepada saya. Nyonya Miranda bilang kepada Joe dan Cloe, bahwa anda dan nyonya Miranda akan segera menikah. Dan nyonya Miranda juga mengatakan kepada mereka bahwa nyonya Miranda akan meminta anda untuk membawa Joe dan Cloe agar tinggal bersama neneknya karena nyonya Miranda tidak mau tinggal bersama dengan mereka karena mereka adalah anak-anak yang nakal. Karena itulah Joe marah dan mendorong nyonya Miranda ke dalam kolam renang." Ucap Clara lega setelah mengatakannya, entah itu untuk Joe atau untuk dirinya sendiri karena sebenarnya Clara juga tidak rela jika Ethan sampai menikahi Miranda.

"Benarkah?" Ethan terdengar marah. Ethan menghela nafasnya kasar. "Apa kau percaya?" Tanya Ethan kemudian.

"Pada mereka? Tentu saja. Anak-anak tidak akan berbohong. Dan mereka adalah anak-anak yang jujur." Jawab Clara.

"Maksudku...pada apa yang dikatakan Miranda."

"Oh, sa...saya tidak tau." Ucap Clara salah tingkah.

"Aku tidak pernah berencana menikah dengannya." Ucap Ethan menatap tepat ke arah mata Clara yang kini juga sedang menatap matanya. "Hubungan kami tidak lebih dari sekedar partner sex diranjang. Dan aku juga akan mengakhirinya.... segera." Lanjutnya. Entah mengapa pengakuan Ethan pada Clara berdampak pada rasa bahagia yang saat ini tengah ia rasakan.

"I..itu bagus tuan. Sebenarnya anak-anak tidak menyukai nyonya Miranda." Jawab Clara gugup karena Ethan masih saja menatap matanya. "Begitu juga denganku." Batin Clara.

Ethan memegang kedua tangan Clara dan menggenggam jemarinya lembut. Lagi-lagi Clara tidak menepis sentuhan Ethan dan malah menikmati remasan lembut pada jari-jarinya.

"Anak-anak menyukaimu. Dan anak-anak merasa nyaman bersamamu. Aku rasa mereka akan setuju jika kau yang menikah denganku." Ucap Ethan tanpa memutus kontak mata dengan Clara yang membuat jantung Clara berdebar dengan sangat kencang. "Clara..... menikahlah denganku dan ajarilah aku untuk menjadi seorang ayah yang sesungguhnya!" Ucap Ethan selanjutnya yang membuat Clara menangis. Lalu....

PLAAAK!

Ethan memelototkan matanya tidak percaya Clara telah menamparnya. "FUCK!" Ethan mengumpat. "Apa yang kau lakukan?" Tanyanya marah.

"Anda kira anda bisa mempermainkan saya? Saya tidak sebodoh apa yang tuan fikirkan. Apa salah saya sehingga tuan tega melakukan ini kepada saya?" Ucap Clara sambil terisak.

"Mempermainkan? Setelah aku memberanikan diri dan mempersiapkan mentalku untuk melamarnya dan dia bilang aku hanya mempermainkannya?" Ethan memejamkan matanya, mengatur nafasnya yang kini memburu agar ia bisa mengontrol emosinya yang ingin segera meledak akibat ulah Clara. Ethan membuka matanya lalu menatap kearah Clara yang masih juga menangis.

"Pergilah!" Perintah Ethan. Clara bergeming masih menatap Ethan dengan marah.
"Apa yang kau tunggu?" Tanya Ethan ketika melihat Clara masih diam menatap marah padanya.

"Anda pikir saya mau berlama-lama disini bersama anda? Berikan kuncinya agar saya bisa segera keluar dari sini!" Teriak Clara marah.

"Fuck!" Ethan mengumpati kebodohannya sendiri.

"Dan berhentilah mengumpat!" Ucap Clara yang dihadiahi pelototan oleh Ethan.

Ethan berdiri lalu berjalan ke arah deposit box tempatnya menaruh kunci sambil mengomel lirih. "Brengsek, dia bilang aku mempermainkannya? Tidak tau saja dia kalau aku sampai gemetaran saat akan melamarnya tadi. Dia bilang dia tidak bodoh? Padahal dia sangat bodoh, bodoh, bodoh, bodoh! Eeerrrrhhh.... brengsek!"

Clara tidak bisa mendengar apa yang telah diucapkan oleh Ethan, karenanya dahinya sampai berkerut karena penasaran. "Apa anda sedang mengatai saya?" Tanya Clara karena penasaran.

"Ya! Kau bodoh, bodoh, bodoh!" Ucap Ethan karena emosi.

"APA!?" Teriak Clara karena marah. "Baik lihat saja apa yang bisa dilakukan sibodoh ini!" Clara berbalik melihat benda apa yang bisa dilempar ke arah Ethan. Clara mengambil bantal yang berada di sofa kemudian melemparnya ke arah Ethan.
Ethan menangkisnya, begitupun dengan buku-buku yang berhasil Clara ambil yang ua lempar ke arah Ethan.

"Hentikan Cla!" Teriak Ethan marah. Dan buukkk! Naas, Ethan tidak bisa menghindar dari serangan bertubi-tubi dari Clara dan akhirnya buku besar dan tebal bersarang tepat mengenai kepala Ethan yang membuatnya hilang keseimbangan dan terjatuh.

"Aaaaaaaaahhh....." Suara erangan kesakitan dari Ethan.

"Tuan! Anda tidak apa-apa?" Tanya Clara terlihat khawatir dan menghampiri Ethan yang terkapar di lantai.

"Ada pistol di laciku, ambil dan tembak saja aku! Kau ingin aku mati kan?" Ucap Ethan pasrah.

"Maaf." Kata Clara sambil membantu Ethan berdiri dan memapahnya untuk duduk di sofa. "Saya hanya kesal anda selalu saja mempermainkan saya." Ucapnya kemudian.

"Haaah..... aku serius Cla!" Ucap Ethan kemudian yang membuat Clara mematung karena syok. "Menikahlah denganku!"

-bersambung-

Trying To Be Mother Of Your Children (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang