Summer : Chapter 1

1.4K 55 6
                                    

So, ini adalah cerita yang aku tulis pada tahun 2015-an lalu. Aku coba upload beberapa chapter dulu untuk lihat reaksi kalian ya~


"Kak, aku jatuh cinta."

Kalimat itu meluncur diiringi dengan nada antusiasme yang khas. Bersamaan binar-binar kilau yang terpancar dari sinaran sepasang bola mata hazel si pengucap. Adalah Summer, gadis remaja kelahiran Negeri Paman Sam, 18 tahun yang lalu.

"Hmmm." Suara yang terdengar dari sosok di hadapan Summer, Phoebe, sama sekali berbanding terbalik dengan antusiasme sang adik.

Summer memonyongkan bibirnya. "Hanya itu, Kak?" tanyanya, tak suka bercampur heran. Ia memiringkan kepala ke kiri—kebiasaannya saat bertanya, seraya beradu pandang dengan kakaknya.

"Jadi? Aku harus menjawab apa?" Phoebe tidak terlihat menunjukkan ketertarikan sama sekali. Peraduan pandang tadi hanya berlangsung dua detik, sebelum akhirnya ia kembali sibuk dengan tumpukan berkas-berkas pekerjaan kantor yang terpaksa ia bawa pulang karena tidak sempat diselesaikan.

"Ughh.. paling tidak katakan sesuatu yang lain selain 'hmmm'...." Summer mendengus.

Phoebe tampak berpikir sejenak, "Oh." Lalu itulah yang keluar dari bibir tipisnya sebelum ia kembali tenggelam dalam kumpulan data-data yang harus ia selesaikan malam ini juga.

"Arghh! Susah sekali bercerita pada orang yang belum pernah berpacaran sepertimu, Kak!" Summer melangkah keluar meninggalkan ruang kerja Phoebe diikuti suara bantingan pintu di belakangnya.

"Hei! Aku dengar itu!" teriak Phoebe dari dalam ruangannya. Sebenarnya ia ingin berlari keluar mengejar Summer dan memberikannya sedikit 'pelajaran'. Tapi ia lebih memilih untuk mengabaikan Summer dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Di sisi lain, Summer sudah duduk manis di depan meja belajarnya, di dalam kamar tidur nuansa putih biru. Di depannya terpampang sebuah buku berwarna pink neon yang baru saja ia keluarkan dari laci meja tersebut. Itu buku diary yang sudah hampir sepuluh kali ia ganti sampulnya, terhitung sejak ia masih duduk di bangku SMP. Masa-masa awal saat ia mulai mengenal ketertarikan dengan lawan jenis, juga mulai mengerti apa yang dinamakan cinta.

Setiap kisahnya ia tulis dalam buku itu. Ia menambahkan dua kaitan gembok di ujung bukunya agar tidak ada yang bisa membaca isinya. Meskipun sebenarnya tanpa ia ketahui, Phoebe memiliki kunci duplikatnya, yang dibuat diam-diam ketika Summer sedang mengikuti kegiatan perkemahan saat SMA dulu. Jika ada satu hal yang tidak diketahui Summer tentang kakaknya, itu adalah keahlian Phoebe dalam 'menyelesaikan puzzle' dan bagi Phoebe, gembok buku diary tersebut bukanlah puzzle yang sulit.

Summer melompati beberapa halaman dari halaman terakhir ia menulis diary, lalu menempelkan sketsa gambar seorang pria memakai jaket jeans, di halaman baru yang kosong. Tersenyum melihat hasil karyanya, Summer bergumam, "Hello, Mr. Unknown.... Aku jatuh cinta padamu."

***

"Jadi, katakan padaku. Siapa laki-laki yang tidak beruntung kali ini." Phoebe memulai interogasinya dengan kalimat pembuka yang tidak menyenangkan.

"Apa tidak ada pemilihan kata yang lebih enak didengar? Belajarlah untuk berbicara lembut dan menyenangkan, Kak," celoteh Summer. Tangannya lincah memotong-motong satu porsi lamb steak yang dimasak dengan saus barbeque. Traktiran dari Phoebe, begitulah caranya untuk membuat Summer bicara jujur tentang siapa yang sedang jadi sasaran cupid cintanya. Ia tidak peduli berapa besar uang yang harus ia keluarkan asalkan bisa mengetahui hal yang menjadi 'masalah' Summer sekarang. Dan itu termasuk memesan delivery termahal yang ia tahu.

Summer I'm In LoveWhere stories live. Discover now