Summer: Chapter 4

200 20 5
                                    


"Aku sudah mengerjakan sebagian,"-Summer melemparkan setumpuk kertas yang diberi paper clip diujung kirinya-"Sebagiannya lagi, kau yang kerjakan," tak lupa ia membubuhkan sedikit senyuman di ujung kalimatnya.

Axel melihat tumpukan kertas yang dilemparkan Summer ke depan mejanya itu, dengan tatapan tidak bersemangat, "Bukankah sudah kubilang? Aku tidak tertarik. Tidak usah repot-repot mencantumkan namaku di tugas".

Axel beranjak dari tempat duduknya dan mulai meninggalkan ruangan kelas yang hampir kosong setelah Ms. Darcy membubarkan perkuliahan, sama sekali tidak menghiraukan tumpukan kertas yang teronggok di atas meja. Summer tidak tahu harus berkata apa, lantas dia hanya menghembuskan napas berat, mengambil kembali kertas-kertas tersebut dan berjalan keluar ruangan.

Sebenarnya semua tugas bersama dari Mrs. Darcy itu sudah ia selesaikan dengan sempurna. Ia sengaja menyuruh Axel untuk mengerjakan sebagian, agar ia memiliki topik pembicaraan yang mungkin bisa mengarahkan keadaan menjadi berpihak pada Summer. Dia berharap, bisa mengadakan pertemuan di luar sana dengan Axel, menggunakan alasan mengerjakan tugas bersama. Tapi sepertinya ia harus mengubur keinginannya itu dalam-dalam.

Melewati pilar-pilar tinggi di lorong kampus arah gerbang, beberapa kali Summer berpapasan dengan banyak laki-laki tampan yang termasuk kriteria favourite-nya. Di beberapa kelas yang ia ikuti pun ada banyak pria yang cukup beken. Albert, misalnya, mahasiswa baru seangkatannya yang langsung diangkat menjadi kapten tim basket di tahun pertama ini. Hendry, anak dari pianis terkenal yang disebut-sebut akan melanjutkan jejak orang tuanya. Atau bahkan Cody, si pintar yang fashionable. Tapi tidak ada satupun yang berhasil menggetarkan hati Summer sedemikian hebatnya seperti Axel.

Keluar gerbang kampus, mobil Phoebe sudah menunggu. Summer masuk ke dalam dan memilih diam selama perjalanan. Bahkan ia mengabaikan ajakan Phoebe untuk membeli es krim kesukaan Summer di salah satu toko yang tidak jauh dari rumah.

Begitu sampai di rumah pun, Summer langsung masuk ke dalam kamarnya. Mood yang tidak karuan bercampur banyaknya hal yang ia pikirkan, membuatnya begitu lelah. Ia melepas kedua sepatunya-melemparnya-tanpa memperdulikan kemana arahnya.

Seolah melepaskan semua pikirannya, ia menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Tubuhnya tengkurap dengan tas punggungnya yang masih dijinjing punggungnya. Hari ini hanya ada dua mata kuliah. Bukan materi yang berat, tapi kedua matanya tidak bisa berkompromi selama perkuliahan. Tidak biasanya ia mengantuk, dan nyaris tertidur berulang kali saat kegiatan belajar tengah berlangsung. Beruntung Helena selalu menyadarkannya, sebelum ketahuan dosen.

Summer hampir terlelap ke dalam mimpinya saat tiba-tiba handphonenya berdering keras. Sembari tetap memejamkan matanya, ia merogoh saku celananya lalu mengeluarkan iphone pink yang dihiasi kelap-kelip berbentuk hati di pinggir-pinggirnya. Sederet nomor tidak dikenal muncul di layar. Summer memilih mengabaikan telepon itu. Phoebe mengajarkannya untuk tidak mengangkat telepon dari nomor yang tidak di kenal. Bisa saja itu orang yang berniat jahat. Tidak peduli berapa kali handphone-nya berdering, Summer mendiamkannya. Godaan kantuknya tidak bisa ia abaikan lagi.

***

Summer terbangun karena rasa pegal di punggungnya akibat tidur tanpa melepaskan tasnya terlebih dahulu. Sekarang dia butuh sesuatu yang bisa melemaskan otot-ototnya, koyo. Benda ajaib yang ia dan Phoebe temukan di toko obat cina langganan mereka. Sebentuk kain elastis yang ditempelkan di bagian tubuh yang pegal, dan akan mengalirkan rasa panas, merenggangkan otot-otot yang kejang. Obat mujarab untuk Phoebe dan Summer yang selalu sibuk dengan tugas-tugas mereka, terutama Phoebe. Dia sering sekali lembur, mengerjakan tugas-tugas kantor yang dibawa pulang. Dia tidak akan pernah bergerak dari mejanya sebelum tugas-tugas itu selesai. Jadilah, Phoebe yang memiliki stok koyo paling banyak ketimbang Summer, dan sepertinya kali ini Summer harus mendapatkan kesempatan bagus untuk 'meminta' sedikit persediaan milik kakaknya itu.

Summer I'm In LoveWhere stories live. Discover now