12

14.4K 534 1
                                    

Siang hari tepat pukul 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang hari tepat pukul 11.00 waktu Jakarta. Seorang wanita cantik berambut panjang yang diikat kebelakang, sentuhan casual yang menempel ditubuhnya, kacamata hitam bertengger cantik menutup matanya, satu tangannya menggiring sebuah koper berwarna hitam, dengan anggunnya keluar dari pintu masuk Bandara Internasional Soekarno Hatta. Wanita cantik itu terlihat menunggu jemputan dari seseorang, dia berkali-kali menatap jam ditangannya.

Seorang laki-laki keluar dari sebuah mobil hitam merek ternama. Terlebih dengan pakaian kantornya, semakin membuatnya terlihat tampan. Kemudian diikuti langkah wanita berumur, meskipun sudah berumur tapi tidak memudarkan cantiknya. Mereka melangkah dengan beriringan dengan raut wajah bahagia. Mereka melangkah mendekati wanita cantik yang sedari tadi terus menatap jam ditangannya.

"Melati..."

"Mama! Kak Rangga!!"

Ya, wanita cantik itu adalah Melati. Sedangkan laki-laki tampan dan wanita berumur yang mendekat ke arahnya adalah ibunya, Rumi dan kakaknya, Rangga.

Melati memeluk Rumi erat seakan tidak mau melepasnya. "Mama...aku kangen banget ma sama mama."

Rumi membalas pelukan Melati. "Iya sayang..mama juga kangen banget sama anak mama yang cantik ini."

"Duh..mama doang nih yang dipeluk?" Sindir Rangga. Dari tadi dia cuma berdiri mematung menyaksikan pertemuan ibu dan anak itu.

"Hei..kak Rangga kan hampir tiap tahun jenguk aku di Amerika, nggak perlu pakai acara kangen segala." Sungut Melati.

"Dasar adek tidak tau terima kasih."

"Duh..jangan marah dong kak, sini Mel peluk." Melati memeluk Rangga.

Rangga membalas pelukan Melati.

"Kamu operasi plastik ya Mel?" Tanya Rangga sembari melepas pelukannya dengan Melati.

"Operasi plastik?"

"Wajah kamu kok tirus? Tembemnya udah hilang ini. Beda saat terakhir kali aku nengokin kamu tahun lalu." Rangga dengan tidak tahu malunya menyentuh wajah Melati dan menekan pipinya dengan seenaknya.

"Ini asli kan Mel? Pipi kamu asli kan?" Sambung Rangga.

Melati kesal pipinya dikatai hasil operasi plastik. "Enak aja bilang pipiku ini tidak asli! Ini asli kak!"
"Masa sih?" Ledek Rangga.

"Ini tuh berkat aku yang kuliah di Amerika, jadi kak Rangga tidak bisa lagi mencubit pipiku dengan seenaknya. Makanya pipiku tidak tembem lagi. Menyebalkan." Komentar Melati.

"Sudah-sudah, kamu ini Ga, tidak kasian apa sama Melati, dia baru aja sampai Jakarta, masih capek, kamu sudah ajak ribut." Rumi melerai perdebatan kakak beradik itu.

"Tahu nih kak Rangga." Sungut Melati.

"Ya sudah, ayo kita pulang." Kata Rumi.

Melati menggandeng lengan Rumi. "Ayo ma."

BOO (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang