pengalih dunia

5 3 0
                                    

Kalau dihati sudah ada rasa ingin memiliki itu sudah bertanda kamu jatuh cinta dengannya.

~~~

Saat pulang kerumah, atharya sudah melihat papahnya disofa tamu. Frustasi. Itu kesimpulan atharya setelah melihat papahnya. Atharya tahu benar bahwa papahnya selama ini berjuang untuk tidak menampakkan kesedihannya karna sang mamah yang sedang koma. Atharya bangga mempunyai sosok papah yang begitu setia dan mencintai keluarganya meskipun lelah seharian bekerja namun tetap meluangkan waktu untuk sekedar berbincang  dengan anaknya.

"Pah." Panggil atharya

"Eh kamu tha sini duduk." Pinta hasan kepada anaknya

"Papah kenapa?"

"Papah yakin pasti kamu tau apa yang sedang papah pikirkan."

"Atharya punya temen cewe dia pernah mengalami hal seperti mamah dalam kurun waktu delapan bulan pah,"

"Terus?" Tanya hasan

"Sekarang dia baik baik aja dia kembali kedalam kehidupannya kembali tertawa bersama keluarganya,"
"Dia gadis yang periang pah dan dia yang udah buat aku yakin kalau mamah juga akan seperti dia."

"Jantung mamah lemah dan mungkin selama ini mamah bertahan hanya karna-"

"Bukan hanya karna alat pah," ujar atharya memotong perkataan sang papah
"Semua itu karna tuhan sayang sama mamah dan kita."

"Papah hanya kasian dengan mamah kamu tha."

"Kalau papah kasian harusnya papah biarin mamah berjuang lagi dan aku yakin kalau mamah akan terus berjuang sampai sehat kembali." Ujar atharya dengan nada yang tegas

Atharya memilih pergi sejenak menenangkan pikiran diluar sana. Yang terlintas dipikiran atharya adalah sebuah nama milik seseorang yang akhir-akhir ini membuatnya sedikit berbeda.
Kieran.

Tok tok tok..

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum sa-" yang punya rumah malah terkejut melihat siapa tamunya
"Atharya?"

"Selesain dulu salamnya." Ujar atharya dengan nada suaranya yang datar

"Waalaikum salam,"
"Ngapain?"

Yang ditanya malah menyandarkan tubuhnya ditembok dengan tatapan lurus kedepan.

"Ngapain sih lo?" Tanya kieran

"Woy masih mau diem disini?" Tanya kieran kembali

Yang ditanya malah menatap tajam namun terlihat kosong

"Gausah gitu liatnya gue gasuka." Ujar kieran membalas tatapan tajam atharya

"Tau ah gue masuk lagi." Ujar kieran yang sedari tadi diacuhkan oleh atharya.

Dasar atharya dia bertamu hanya untuk mengabaikan pertanyaan kieran?

Saat kieran hendak masuk rumah kembali, atharya malah menarik kieran kedekapannya.

"Atharya apaan sih." Percuma sebesar apapun tenaga kieran untuk memberontak ia tetap kalah oleh atharya yang lebih kuat

"Gini dulu bentar." Pinta atharya dengan suara lirihnya

Kieran yang jarang mendengar suara atharya yang seperti orang sudah menyerah langsung diam membiarkan pria itu memeluknya. Mungkin atharya ingin nangis tapi tidak ingin dilihat kieran maka dari itu ia memeluk kieran dasar cowok. Besar gengsinya.

"Atharya lo nangis yah?" Tanya kieran dengan pelan
"Gue kira cowo kayak lo sumber air matanya kekeringan."

"Ck padahal lo galiat gue tapi lo tetep tau aja yah." Ujar atharya

"Kan air matanya kerasa dikepala gue thaa."

"Thanks yah." Ujar atharya sembari memegang bahu kanan kieran

"Untuk peluknya? gue ga meluk lo ya btw" Tanya kieran dengan semburat merah diwajahnya

Atharya menggeleng..

"Untuk kepalanya,"
"Oiya pasti nanti rambut lo makin lebat karna disiram sama air mata gue."

Kieran tersenyum hangat pada pria dihadapannya.

"Itu senyum kasihan atau apa?" Tanya atharya

"Ini senyum yang paaaaling tulus yang pernah gue kasih ke orang."

"Emang iya?"

"Iya, senyum yang tulus akan terlempar kepada orang yang tulus juga,"
"Spontanitas."

Kieran hendak mengusap puncak kepala kieran namun tahu sendiri tinggi kieran jauh dengan tingginya atharya.

Untungnya atharya peka, ia langsung membungkukan tubuhnya.

"Nih." Ujar atharya sembari menyodorkan kepalanya

"Jadi anak yang baik yah atharya jangan bandel oke." Ujar kieran sembari mengacak pelan rambut atharya

"Jadi anak harus rajin minum susu biar tinggi biar gue nya gausah ngebungkukin badan kek gini." Balas atharya

"Tadi tuh nyampe kok cuma gue males jinjit aja." Ujar kieran membela diri

"Udah gausah keseringan jinjit nanti kapalan lagi tuh kaki." Ledek atharya

Wajah kieran saat tak mau kalah dari atharya itu memang menggemaskan seperti anak kecil yang berlomba-lomba ingin dipuji oleh gurunya.

"Eh ada pacarnya kieran." Sapa fani yang muncul dari dalam dengan masker wajah yang masih menempel

"Temen kieran ibu." Ujar kieran mengingatkan

"Ini juga lagi otw kok tante." Sahut atharya

"Otw kemana?" Tanya fani

"Otw masuk kedalam hatinya kieran tante."

"Aduhh kieran yang digombalin kenapa tante yang baper yah."

"Bagus dong tan kalo ibunya aja baper apa kabar sama anaknya." Ujar atharya yang melirik sejenak kearah kieran

"Ih pede abis lo udah sana balik udah mau magrib juga." Protes kieran

"Yaudah tante saya pulang dulu saya kesini cuma mau memberi kebahagiaan sedikit buat anak tante,"
"Itung-itung buat bekal nanti malam saat menuju alam mimpi biar saya nya juga diajak kealam mimpinya kieran pengen tau dialam mimpi kieran akan secantik apa."

"Iiih sana balik atharya." Kieran langsung masuk kekamarnya untuk menyembunyika wajahnya yang memerah akibat ocehan atharya

"Pamit tante assalamualaikum.."

"Waalaikum salam."

Dasar abg... ujar fani

Ini aneh, atharya saja merasa ada yang aneh dengan dirinya mungkin atharya akan paham bagaimana orang diluar sana menjadi bucin cap kera. Ya, karna jatuh cinta memang semenyenangkan ini rasanya.

Yang tadinya atharya merasa sedih mendengar kalimat frustasi dari papahnya sekarang ia menjadi bahagia luar biasa karna sosok gadis manis bernama kieran.

Hari ini atharya akan menemani mamahnya dirumah sakit dan berbagi cerita bahagianya yang ia buat hari ini.

Pada dasarnya kebahagiaan itu kita sendiri yang buat. Gausah dibawa ribet.







Kie's ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang