Alkisah, seorang pemuda merasa jenuh dengan kehidupan sehari-harinya yang terlihat dan terasa sangat monoton. Bekerja keras membantu ibunya yang membuka warung makan di depan rumahnya. Sementara masalah yang lain pun muncul. Ketika ayahnya yang berjaya, tiga tahun silam membuat sebuah perusahaan kecil untuk mengurus para TKW yang akan di pekerjakan di luar negeri. Kemudian perusahaan itu gulung tikar akibat dari salah satu rekan kerjanya yang telah bersikap curang. Kebangkrutan tersebut membuat frustasi ayah pemuda itu dan melampiaskannya melalui permainan judi bersama teman-teman seprofesi yang suka menghamburkan uang dengan percuma. Walaupun ayah pemuda itu sama sekali belum pernah memenangkan perjudian, ia bersikeras untuk mendapatkan hasil dari judi dengan rela mengurus koceknya dan menggesek semua kartu debitnya untuk mengambil uang tunai.
Saat warung sedang sepi, pemuda itu sering melamun di sisi jendela kamarnya dan bertanya kepada hatinya sendiri, "Apa dan hal apa yang harus di lakukannya untuk mengubah kehidupan menjadi yang lebih baik?" Saat ini, ia hanya menjadi anak yang berbakti kepada ibunya, membantunya bekerja mencari uang. Akan tetapi, pendapatan yang diperolehnya tiap bulan masih terbilang pas-pasan: tidak rugi dan tidak untung.
Si pemuda memiliki keinginan untuk membuat warung kecil ibunya itu dirubah menjadi sebuah kedai, agar terlihat mewah dan lebih menarik perhatian orang untuk berkunjung sejenak di tempat itu. Akan tetapi, selalu saja kata itu yang terlontar dari mulutnya ketika ia bertemu dengan seorang kerabat jauhnya yang tengah singgah di ajaknya berbicara dan meminta solusi untuk mengatasi masalahnya.
"Aku ingin merubah warung makan ini menjadi sebuah kedai. Tetapi, penghasilan dari warung tak sebanding dengan impianku itu, teman." Keluh si pemuda itu kepada temannya.
"Kau terlebih dulu membayangkan kegagalanmu sendiri dari pada membayangkan perjuanganmu untuk dapat raih semua itu."
Si pemuda merasa pesimis, "Mana mungkin bisa besar, kalau tiap harinya ayahku suka bermain judi. Uangnya dihabiskan untuk bermain judi. Kalau uangnya sudah habis, maka ayahku akan berutang. Alasannya, sungguh tidak masuk akal, ia berjudi untuk melunasi utangnya."
Teman si pemuda tersenyum simpul sambil menepuk pundaknya, "Ada dua jalan yang harus kau tempuh saati ini."
"Apa itu?" Harap si pemuda cemas.
"Masalahmu ada karena di adakan. Setiap manusia bebas memiliki impian besar di dalam hidupnya. Dan, tinggal memulai proses itu, berjuang dan selalu berfikir ke depan. Jika masalah utama adalah ayahmu, maka hal yang harus kamu lakukan untuk pertama kali adalah menyadarkannya. Bahwa berutang itu tidak menyelesaikan masalah, apalagi jika diperoleh dalam perjudian. Jika masalah utama adalah dirimu sendiri, maka tepislah pikiran gagal dan negatif itu. Kau sudah menjadi anak berbakti dengan membantu pekerjaan ibumu. Tuhan sudah memberikan poin positif untukmu. Yang kau perlukan sekarang adalah sebuah jalan. Dan, jalan itu kau cari dari sebuah perenungan. Pikirkanlah. Dan temui aku setelah kau tau jawabannya dari perenunganmu.""Setiap manusia bebas memiliki sebuah impian besar di dalam hidupnya. Dan tinggal waktunya memulai proses itu, berjuang dan selalu berfikir ke depan."
Itulah perbincangan terakhir dengan teman pemuda yang terus menyisakan teka-teki. Berhari-hari pemuda itu merenung dan memikirkan jawaban dari renungannya. Tetapi tetap saja ia tidak mendapatkan jawaban. Hingga akhirnya, ia merasa gagal dan pasrah pada kehidupan yang semangkin gila menggerus zaman. Ia berfikir, mungkin saja jika warung ini segera di renovasi, akan tersaingi dengan usaha-usaha yang lain. Jika begitu, dari mana ia mendapatkan penghasilan dan makan? Si pemuda dari sisi jendela ke arah meja tulis di sampingnya. Pikirannya mulai bekerja keras untuk mendapatkan jawaban itu. Jika ia takut berutang ke bank yang pastinya akan mencekik lehernya dengan bunga bank yang sangat tinggi dan beresiko rumahnya akan tersita jika tidak melunasi utangnya, maka apa bedanya dengan kondisi ayahnya saat ini? Terbelit utang. Si pemuda mulai menulis proposal usahanya dan setelah itu, ia berniat untuk mencari investor yang ingin menanamkan modalnya dan berbagi hasil. Si pemuda tampak optimis dengan jawaban tersebut. Ia pun segera menghubungi temannya untuk memberi tahukan kabar dan idenya itu."Aku tahu jawabannya sekarang, ini proposal usahaku. Dan, sekarang aku akan mencari investor yang mau menanamkan modal untuk membuat kedai itu. Bagi hasil bersama. Ini adalah jawaban dari perenunganku, teman." Jelas si pemuda tetap tersenyum tipis dan menepuk pundaknya pelan.
"Dalam diam, kau pasti temukan jawaban. Dalam setiap perenungan, Tuhan secara tidak langsung membuka pikiran dan jalan buntu itu. Aku tidak memberikan jawaban, walau sebenarnya aku ingin memberitahumu tentang rencana itu. Akulah yang akan menjadi investormu."
Betapa girangnya hati si pemuda itu mendengar ucapan dari temannya yang terdengar sangat mengejutkan. Akhirnya warung itu akan berubah menjadi kedai. Dan, impiannya pun terjawab berkat renungan itu.
Ingatlah akan sebuah pepatah, "Bagi seorang yang kehilangan segala-galanya kecuali semangatnya, maka tahun-tahun kegagalan akan diusulkan tahun-tahun kesuksesan."
***
Next Tunggu Di Esok Hari Ya Terimakasih Sudah Berkunjung..
Salam Karya~***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Kisah Perjalanan Inspiratif
Short StoryHalo bertemu lagi di karya saya selanjutnya.. Di karya saya yang ini tentang kisah-kisah perjalanan hidup inspiratif yang patut untuk kita ambil sisi baiknya dan kita terapi di kehidupan sehari-hari kita, seperti biasa karena saya menyukai kata-kata...