MAAF

35 2 0
                                    


Pagi ini sinar matahari tertutup awan, lalulintas tetap padat seperti biasanya, sayup-sayup terdengar suara derap kaki seseorang yang sedang berlari dengan cepat, dan menghela nafas yang sangat besar setelah sampai tujuan. "Hfff, untung gerbangnya belum di tutup." runtuk Asel,  berjalan memasuki halaman sekolahnya sembari menyeka keringat yang memenuhi dahinya.

Tidak seperti biasanya, hari ini Asel bangun kesiangan akibat begadang semalaman. Dengan sedikit was-was takut ada guru bagian tata tertib, Asel terus melangkahkan kakinya berjalan cepat agar segera sampai ke kelasnya.

"Sial, kenapa Lio juga baru dateng, sih?!" Runtuknya dalam hati. "Kayaknya gue harus jalan pelan-pelan, biar dikira nggak dateng barengan." lanjutnya kemudian.

Asel berjalan di belakang Lio menyisakan jarak beberapa meter, sampai Asel bisa melihat punggung Lio memasuki kelas.

"Untung aja." ujar Asel, tepat di depan pintu kelasnya yang baru saja tertutup, merasa lega.

Tok-tok.

"Assalamualaikum. Maaf bu, saya terlambat." ujar Asel, setelah melihat Bu Dani telah menerangkan beberapa materi di depan kelas.
Bu Dani hanya mengangguk, memberi isyarat duduk untuk Asel, kemudian mulai melanjutkan pelajaran.

"Lo berangkat bareng Lio?" Tanya Yusuf, dengan sepontan. Mengakibatkan beberapa murid yang mejanya tak jauh dari tempat duduknya, mengarahkan pandang ke Asel dengan penuh tanda tanya.
"Baru juga kemarin minta nomor telepon, udah berangkat bareng aja, lo." Lanjut Dimas, ikut menggoda Asel.
"Cie, hahaha." Goda teman-teman Asel tanpa melihat situasi, meskipun dengan suara pelan.
"Yusuf, Dimas, sekali lagi saya liat kalian ganggu Asel, kalian akan saya keluarkan" Seru Bu Dani tiba-tiba.
"Jangan dong bu. Maaf, hehe." jawab Yusuf dan Dimas dengan gerakan sedikit canggung, sembari meminta maaf.

"Lo, beneran berangkat bareng Asel?" Tanya Dimas beberapa menit setelahnya, sambil menghadap ke belakang. Tak punya rasa takut sama sekali.
"Berangkat bareng mata, lo. Ya gaklah!" jawab Lio ngegas.
"Santai dong, bro" jawab Dimas dengan cengiran, sembari kembali menghadap depan, kemudian mulai meletakkan kepalanya di atas meja, pertanda waktunya tidur pagi.
"Dim, Kok lo malah tidur? Bangun, hey!" Ucap yusuf, "kalau Bu Dani tau, bisa berabe, goblok! " Lanjut yusuf mengingatkan, sembari menggoyangkan tubuh dimas sedikit, yang nyatakan tidak mendapat respon sama sekali dari sang empu.

Asel segera mengeluarkan buku dan alat tulisnya, lalu memfokuskan pandangan kedepan untuk mendengarkan materi yang di sampaikan Bu Dani.
"Sel, Lo nggak berangkat bareng Lio kan?" Tanya Karina, yang hanya dijawab Asel dengan gelengan kepala.
"Gue kemarin udah coba kirim pesan ke Lio. Gila, dia kalau bales singkat, sampai bingung gue mau bahas apa." Cerita Karina.
"Bantuin gue deket sama Lio dong, Sel, please." Ucap Karina dengan penuh permohonan.
"Lo bisa diem dulu nggak, sih?" kesal Asel. "Fokus ke pelajaran dulu, nanti aja kalau mau bahas Lio." Lanjutnya, dengan sedikit berbisik.
"Iya, iya, sorry." Jawab Karina sambil tersenyum kecut, dan kembali fokus ke Bu Dani.

Kringgg

Bel istirahat barus saja berbunyi, sekolah yang awalnya sepi, kini menjadi ramai. Siswa siswi segera berhamburan keluar kelas sambil bercanda gurau, berjalan menuju kantin. Terlihat meja kantin sudah penuh diduduki, tribun lapangan futsal yang letaknya tak jauh dari kantin juga menjadi tempat beristirahat.

"Untung gue nggak kehabisan cireng pedas." Ujar Karina, sumringah.
"Aelah, lo itu ya, makannya cireng mulu, kalau nggak cireng beli skalop sama tempura bintang, sekali-sekali pesen nasi biar lo gak kurus krempeng." Ledek Asel.
"Lah, mending gue, dari pada lo belinya bakpau mulu, ngaca sana pipi lo aja udah kayak bakpau bang mamut." Jawab Karina, sambil tertawa mengejek.
"Suka-suka gue dong, yang penting itu kenyang." Ucap Asel.
"Menurut lo, gue nggak kenyang jajan ginian?, kenyang bego." Jawab Karina, tak mau kalah.
"Kok lo, jadi ngatain gue bego sih? Gue gak be-" ,
"Udah diem, mending kita ke tribun lapangan futsal aja, santai-santai disana. Iya gak?" Potong Karina.
"Santai-santai apanya, itumah kemauan lo, biar bisa liat Lio" gerutu Asel.
"Tau aja lo, jangan-jangan kita sehati. Hahaha" jawab Karina, tertawa bahagia.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang