LOKER

10 0 0
                                    

Tepat pukul 05.45 pagi Asel sudah siap untuk berangkat ke sekolah, bukan karena Asel takut terkena macet atau pun karena belum mengerjakan pr, namun ada sesuatu hal yang harus segera Asel selesaikan. Asel bergegas menggunakan sepatu kemudian mengambil hoodie pink dan mengambil tas nya yang berat, Asel harus segera berangkat dan datang di saat kelas masih sepi.

"Ma, Asel berangkat dulu ya." ucap Asel, berteriak menuju ke arah dapur, kemudian mencium tangan ibunya, dan tak lupa mencium salah satu pipi wanita yang telah melahirkannya itu.
"Bekalnya nggak ketinggalan kan?" Sahut Mama Asel.
"Enggak kok, Ma." Jawab Asel, sambil tersenyum.
"Iya udah, hati-hati di jalan, jangan ngebut-ngebut kalau bawa motor." Ucap Mama Asel.
"Ok ma, da mama." jawab Asel, sambil melambaikan tangan ke arah Mamanya.

Setelah berpamitan pada sang Mama, Asel bergegas menuju ke arah garasi, memakai helm bogo coklatnya dan mulai menghidupkan mesin motornya.
Meskipun ini masih pagi, jalan raya sudah padat akan kendaraan, Asel bersenandung riang melajukan kendaraannya sembari melewati celah-celah mobil yang terjebak macet, dan demi menyelesaikan misinya Asel membawa motornya cukup tergesah-gesah.

Sesampai parkiran sekolah Asel bergegas menuju kelas, berjalan secepat mungkin, melihat ke arah kanan dan kiri guna memastikan bahwa belum ada temannya yang datang.

"Kalau nggak di suruh mama, nggak bakalan aku ngendap-ngendap gini kayak maling" gerutu Asel sambil meletakan bekal di loker meja bangku belakang.

Asel berjalan menuju luar kelas, berjalan-jalan mengelilingi sekolah, menuju green house dan melihat-lihat tanaman hijau yang menyegarkan matanya, kemudian beralih ke sisi lainnya melihat bunga yang sedang bermekaran dengan cantik. Setelah puas melihat-lihat bunga, Asel berjalan kembali menyusuri koridor kemudian menuju tribun lapangan futsal, mungkin menghabiskan waktu di tribun lapangan futsal sambil mendengarkan lagu kpop favoritnya akan membuatnya kembali nyaman.

Asel berada di tribun sampai jam menunjukkan pukul 06.45, menurutnya itu waktu yang tepat untuknya masuk ke dalam kelas, karena Asel terbiasa datang 15 menit sebelum bel berbunyi. Asel sengaja melakukan ini karena Asel malas jika teman-temannya mengajukan banyak pertanyaan mengapa Asel datang pagi.

Sesampainya di kelas, Asel segera duduk di bangkunya, disana sudah ada Karina yang sedang asik bermain handphone sambil tersenyum cerah.
Asel mengeluarkan buku matapelajaran jam pertama, kemudian mengecek kembali tugasnya, tapi Asel tidak bisa fokus karena mendengar tawa renyah Karina, dan hal itu sukses memecah konsentrasi Asel.

"Kenapa?" Tanya Asel, pada Karina.
"Apa?" Jawab Karina, bingung.
"Kenapa lo, senyum-senyum renyah dari tadi? Emang di hp lo ada badutnya?" Taya Asel, lagi.
"Eh iya, gue lupa mau cerita ke lo." Jawab Karina, sambil menggaruk lehernya.
"Jadi ada anak kelas sebelah yang lagi deketin gue. Namanya Dafa, dia udah deketin gue dari 2 minggu yang lalu, si Dafa juga perhatian banget ke gue. Ya, gue baper dong di perhatiin terus. Sabtu ini dia ngajak gue nonton, ya udah gue iyain aja." Terang Karina, sambil senyum lebar.
"Terus? Lio gimana?" Tanya Asel.
"Gue nyerah, Sel. Susah banget dapetin dia, hatinya terbuat dari batu keknya." Ujar Karina
"Lagian gue yakin bahwa perasaan gue ke Lio cuma sekedar perasaan kagum aja, nggak lebih." Terang Karina, lagi.

Asel yang mendengar penjelasan dari Karina hanya bisa menganggukkan kepalanya, memahami setiap kata yang di ucapkan Karina dan kembali fokus ke arah buku tugasnya.

"Sel? Pinjem buku pr lo." Ucap laki-laki bersepatu convers.
"Sampai kapan lo, mau nyontek gue terus?" Ucap Asel, sambil mendongakkan kepalanya.
"Sampai lulus SMA-lah." Jawab Lio, sambil tersenyum dan menaikkan salah satu alisnya.
"Sana deh lo, ganggu Asel aja." Ujar Karina, tiba-tiba.
"Lo, mau ceper ke gue?" Ucap Lio, pada Karina.
"Huwek, mau muntah gue, mon maap nih gue udah gak suka sama lo, lo bukan tipe gue lagi, ngapain gue caper ke lo, buang-buang waktu gue aja." Jelas Karina, pada Lio.
"Setidaknya Lo, pernah jatuh dalam pesona gue." Ujar Lio, sambil mengambil buku tugas Asel.
"Gue pinjem dulu ya, Sel." Lanjut Lio, tersenyum dan berjalan menuju ke arah bangkunya.
"Eh Lio?" Ucap Asel, tiba-tiba menyerongkan badannya menghadap ke arah Lio dengan tangan kanannya yang memegang pergelangan tangan Lio.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang