Begin

12 2 0
                                    

Sudah hampir dua bulan ini Karina selalu mendesak Asel untuk mencari informasi tentang Lio. Sudah satu bulan juga Asel mulai merasa jengah terhadap sikap Karina karena selalu merepotkan Asel dengan pertanyaan yang menurut Asel tidak penting, seperti halnya, "Lio kalau makan berapakali sehari ya?", "Kalau tidur ngorok apa enggak ya?" Pertanyaan seperti itulah yang di lontarkan Karina setiap hari.

Sore ini Asel dan Karina sedang berada di salah satu kedai kopi, awan pun juga mulai menghitam entah karena akan segera turun hujan, atau karena hari sudah menjelang malam.

"Eh, Sel, Bukannya itu Lio ya?" Tanya Karina kepada Asel.

"Nggak tau." Jawab Asel, tanpa menoleh ke arah yang di tunjuk Karina.

"Bener Sel, itu Lio sama temen-temennya." ujar karina antusias.

Asel hanya bisa ber-oh riya tanpa menghadap ke arah Lio, dan kembali meminum kopi pesanannya.

"Hai, Lio." Sapa Karina, saat Lio dan teman-temannya berjalan di dekatnya.

Sedangkan Lio yang di sapa hanya menoleh, tanpa ada minat untuk menjawab.

"Gabung aja di sini, biar rame." Tawar Karina, kepada Lio. 

Tanpa persetujuan Lio, Dimas dan Yusuf telah mendaratkan bokongnya di kursi.

Dengan sangat terpaksa Lio hanya bisa mengikuti teman-temannya.

"Eh Asel, diem aja sih Sel?" Kata Yusuf.

"Nggak usah galau gitu Sel, kan Lio udah ada di depan, Lo." Lanjut Yusuf, sambil menyenggol Lio.

"Apaan sih, lo." Jawab Asel, sambil melihat ke arah Karina. Sedangkan Lio hanya menyunggingkan senyum.

"Na?" Panggil Dimas, tiba-tiba.

"Hem" jawab Karina, sambil mendongakkan kepalanya.

"Lo, suka Lio?" Tanya Dimas, enteng.

Karina hanya terdiam lalu menunduk untuk menahan rasa malu, sambil berdecak dalam hati.

"Jadi bener, Na?" Lanjut Dimas.

"Apaan sih lo, dim" jawab Karina gugup

"Jujur deh, gue liat sendiri di hp Lio, kalau lo tiap hari ngechat Lio" jawab Dimas, yakin.

"Eh goblok, kenapa lo to the point, kasihan noh Karina, kan jadi malu" ujar Yusuf.

Karina hanya terdiam, tanpa ada niatan untuk menjawab. Suasana yang awalnya ramai kini menjadi sepi, dan kaku. Sedangkan Lio yang sedang menjadi topik pembicaraan hanya santai dan sibuk bermain handphone.

"Ehh Na, bukannya lo udah minta di jemput sama supir lo, ya?" Tanya Asel, memecah keheningan.

"Ehh, iya gue lupa, mungkin supir gue udah ada di depan." Jawab Karina, sambil mengecek handphonenya.

"Kalau gitu gue duluan ya, Sel. Lo kalau pulang ti ati" lanjut Karina, sambil beranjak pergi dan melambaikan tangan.

"Ehem" deham Lio, setelah melihat Karina pergi yang membuat Dimas dan Yusuf menoleh kearahnya.

"Sel?" Panggil Lio, yang membuat Asel langsung menghadap ke arahnya.

"Kok lo gak pernah ngechating gue?" Tanya Lio, secara tiba-tiba.

"Ngarep banget gue chat?" Tanya Asel, balik. Sedangkan Dimas dan Yusuf terdiam sambil bermain handphone berusaha menahan ocehannya karena penasaran sampai mana sebenernya hubungan antara Lio dan Asel. 

"Gak gitu, kan lo yang minta nomor gue, terus kenapa malah cewek lain yang ngechating gue, padahal gue ngasih nomor cuma ke lo doang." jelas Lio.

"Kenapa lo ambil pusing sih, gue gak ada niatan punya nomor lo, apalagi ngechating lo, gue minta nomor lo karena Karina yang minta bantuan gue." terang Asel.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang