7. Restu.

110 5 0
                                    

Jam masih menunjukkan pukul enam pagi, Arohi terlihat cantik dengan saree maroon yang ia pakai. Perempuan itu melangkahkan kakinya ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan karena ia merasa sangat lapar. Namun koki yang biasa menyajikan makanan untuk keluarga Deep belum datang.

Akhirnya Arohi berinisiatif untuk memasak bahan-bahan yang tersedia di kulkas. Lumayan, ada bahan untuk membuat paratha dan kari. Meskipun sejak kanak-kanak hidup di lingkungan yang moderen dan serba ada, ia tetap melakukan apa yang orang tuanya perintahkan, termasuk menyuruhnya untuk belajar memasak ketika beranjak remaja.

Dulu ibunya selalu berkata; suatu hari nanti Arohi akan menjadi seorang menantu, maka dari itu sekarang ia harus diajarkan bagaimana menjadi perempuan yang sebenarnya. Meskipun hidup bergelimang harta, memiliki banyak asisten rumah tangga, tetap saja seorang istri tidak boleh lupa dengan tanggung jawabnya. Bukankah suami lebih senang jika kebutuhannya diurus oleh istrinya sendiri?

Ah, mengapa Arohi mendadak jadi teringat dengan ibunya? Lagi-lagi ia menjadi emosional sehingga buru-buru mengalihkan pikirannya.

"Hampir selesai!" katanya berbicara sendiri.

Saat Arohi hendak membawa piring itu ke meja makan, ia dikejutkan oleh keberadaan Vasundhra di sini. Hampir saja ia menjatuhkan piring berisi tumpukan paratha dan semangkuk kari ditangannya.

"Bibi.. kau sedang apa? Mengagetkanku saja hehehe." tanya Arohi seraya terkekeh kecil.

Vasundhra tak menjawab melainkan hanya menatap Arohi dengan sendu, lalu ia segera menghampiri Arohi kemudian menangkup kedua pipi perempuan itu.

"Mengapa kau sembunyikan ini dariku, nak?" tanyanya, kelopak mata wanita paruh baya itu sudah dipenuhi oleh tirta yang siap terjun ke pipinya.

Arohi bingung, ia tak mengerti apa maksud dari pertanyaan Vasundhra.

"Maksudmu apa, bibi?" Arohi berbalik tanya. Karena melihat Vasundhra menangis, Arohi langsung meletakkan kembali paratha dan kari itu ke meja dapur lalu menghapus air mata wanita paruh baya yang ada di hadapannya.

"Suamiku sudah menceritakan segalanya kepadaku, dia bilang kalau kau adalah istri Deep juga. Mengapa kau berbohong?" jawab Vasundhra kecewa.

Kedua mata Arohi terbelalak, ia terkejut bukan main. Lalu tiba-tiba Rajveer datang sambil mengucapkan permintaan maaf kepadanya.

"Maafkan aku, nak. Ibu mertuamu ini benar-benar keras kepala, dia bersikeras ingin mengatakan kepada Virat jika kau adalah Arohi. Jadi aku terpaksa memberitahukan rahasia ini. Tapi tenang, aku menceritakannya sangat detail dan sesuai fakta." ujar Rajveer.

"Dan mengenai rencanamu yang kau ceritakan ditelepon semalam, aku tidak bisa berkata apapun. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku akan terus mendukungmu, tapi tetap berhati-hati dengan tiga manusia biadab itu ya." lanjutnya.

"Baik, ayah. Terima kasih!" ucap Arohi.

"Awalnya kukira impianku hanya menjadi sebuah kutukan, ternyata aku salah. Tuhan mengirim menantu sepertimu untukku. Terima kasih, Dewa..." Vasundhra mengatupkan kedua telapak tangannya berterima kasih kepada Tuhan. "Arohi, sayang... aku meminta maaf atas nama putraku hiks hiks, maafkan dia atas semua kejahatan yang telah dia lakukan terhadapmu." ia memohon kepada Arohi.

Arohi menjadi emosional lagi, ia langsung memeluk tubuh Vasundhra lalu dibalas lebih erat lagi oleh wanita paruh baya iru.

Ishq Mein Marjawan 'Another Version'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang