사 (sa) ; are we still..?

1.4K 195 21
                                    

Minnie mendudukkan badannya di sofa milik Miyeon. Ia memejamkan matanya untuk beberapa saat. Badan dan pikirannya sedang terasa sangat lelah. Miyeon lalu menghampirinya dengan dua kaleng soda di tangannya.



"Ini minumlah du- apa kau sakit? Kuambilkan air putih saja kalau begitu." Miyeon menarik kembali soda yang sempat ia sodorkan pada Minnie berniat kembali ke dapur.



"Tidak apa-apa. Aku ini tidak akan sakit. Kalau aku sakit siapa yang akan menemanimu, huh? Sini kemarikan minumanku." Kata Minnie sambil tersenyum lebar dan mengambil kembali soda di tangan  Miyeon.



"Cih, awas saja sampai kau sakit! Aku tidak akan menjengukmu!"



Minnie mengangkat kedua bahunya dengan wajah menyebalkan sambil menatap Miyeon.



"Tentu saja kau takkan menjengukku karena sakit. Tapi kau akan mengunjungiku karena rindu." Pedenya sambil tersenyum meremehkan.



"Yah, dasar menyebalkan!" Miyeon berdecak kesal dengan menyilangkan tangannya di dada. Minnie yang melihatnya hanya tertawa gemas dan menarik tangan Miyeon agar ikut duduk di sampingnya lalu mencubit pelan pipinya.



"MinMin,"


"Hm?"



"Apa kau mengenal gadis itu?"



Minnie menatapnya sekilas sebelum kembali menatap ke layar TV di depannya.



"Gadis yang mana?"



"Itu, yang tadi.."



"Yang tadi-" Minnie terdiam sebentar menyadari kemana arah pembahasan mereka.



"-maksudmu Seo Soojin?" Tanyanya memastikan. Miyeon mengangguk walau Minnie tak melihatnya. Sementara Minnie menganggap diamnya adalah 'iya'.



"Oh itu, aku hanya tau orangnya seperti apa. Kita tidak pernah berkenalan secara resmi." Jawabnya lalu kembali terdiam dan berusaha kembali fokus menonton tayangan di depannya.



"Hey, MinMin, lihat aku! Cepatlah! Lihat kemari!" Minnie pun menoleh karena Miyeon tiba-tiba memanggilnya.



Kini mereka dalam posisi saling berhadapan. Minnie mengamati wajah Miyeon yang tepat berada di hadapannya. Menatap wajah Miyeon dengan jarak sedekat ini membuat jantungnya berdetak tak karuan. Ia hanya bisa berharap Miyeon tak dapat mendengar bunyi detak jantungnya saat ini.



"Hey, menurutmu siapa yang lebih cantik? Aku atau si Soojin itu?" Tanya Miyeon sambil menatap mata Minnie dengan tatapan putus asa.



Bukankah ini pertanyaan yang terlalu mudah untukku?



"Pertanyaan macam apa itu? Jelas saja kau yang paling cantik!" Jawab Minnie dengan tegas yang menimbulkan senyum manis di wajah Miyeon.



"Tentu saja, MinMinku yang terbaik!~" Miyeon memeluk Minnie sebentar sebelum melepasnya dan meneguk sodanya dengan semangat.



Minnie tersenyum miris menatapnya. Sebegitu besarnya kah rasa suka Miyeon pada Shuhua? Hingga rasanya kali ini dirinya ingin menyerah saja pada perasaannya kepada Miyeon.



"Hey, Miyeon, lihat kemari!" Panggil Minnie dan Miyeon dengan segera menatapnya.



"Ada apa?" Tanya Miyeon penasaran.



"Menurutmu aku bagaimana?" Minnie balik bertanya membuat Miyeon terkekeh pelan.



"Tentu saja kau ini sangat cantik dan imut." Jawab Miyeon sambil mencubit pipi Minnie gemas.





"Apakah cukup layak untuk bisa menjadikanku kekasihmu?"





Mereka berdua sama-sama terdiam sebelum Miyeom akhirnya tertawa memecah keheningan.



"Bicara apa kau ini? Kau tadi tidak pergi minum bersama Soyeon, kan?" Miyeon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.



"Sebesar itukah perasaanmu pada gadis itu? Hingga tak ada seorang pun yang kau lirik selain dirinya? Sekalipun itu aku?" Miyeon menatap Minnie tak suka. Ia tak suka dengan cara Minnie bicara.



"Kau sudah jelas mengetahuinya." Jawabnya.



"Apakah sama sekali tak ada kesempatan untukku, Miyeon?" Minnie kembali bertanya dengan tatapan putus asanya. Miyeon menoleh ke arahnya dengan tatapan dinginnya. Mengerti dengan situasi saat ini.



"Tentu saja kau adalah sahabat terbaikku." Miyeon mengalihkan pandangannya dan kembali meneguk sodanya. Kalimatnya menohok Minnie hingga ia terdiam untuk beberapa saat.



"Kau harusnya sadar kalau Shuhua tak pernah sama sekali melirikmu! Sadarlah bahwa dia menyukai orang lain!" Minnie berteriak tanpa sadar membuat Miyeon kembali menoleh padanya dengan senyuman miring.



"Kalau begitu kau pun seharusnya sadar, Minnie. Kau tau kalau aku hanya menyukai Shuhua. Sebaiknya kau tak melewati batas." Miyeon tiba-tiba berdiri dari duduknya.



"Aku tak tau apakah kau masih tetap menjadi sahabat terbaikku sekarang." Kata Miyeon lagi sebelum beranjak dari sana dan masuk ke kamarnya.



Minnie hanya bisa menatap nanar pintu kamar Miyeon sambil tersenyum getir dan tanpa terasa setetes air mata mengalir di pipinya.












**********







minnie sadgurl:(

make me love u;-minniexmiyeon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang