Memang menyebalkan si Manda itu. Membuat aku malu saja di hadapan orang terutama di hadapan pak Dava.Aku terus diam saat di kelas tak menjawab pertanyaan si Manda. Dia rupanya kesal sendiri
"Zaaaahhhh!!! Ih lu kenapa sih dari tadi gw ngomong ga di jawab?!" sedikit ditahan suara nya karena ada bu guru di dalam kelas.
"tadi lu bikin malu gw!" aku hanya mengucapkannya sambil mata tetap menghadap ke papan tulis."ooohhh yang tadi? Hehehe maaf ya zeyeng" jawab dia yang so imut.
"zah hari ini gw ga pulang bareng lu ya, soalnya gw mau beli dulu buku novel, apa lu mau ikut?" tanya Manda lagi.
"ga cape gw man" tembalku yang sedikit ketus.
"oohh yaudah deh" jawabnya.
Bel pulangpun berbunyi semua siswa sudah keluar ruang kelas nya masing masing, kelasku berdoa terlebih dalu.
Saat melewati lapangan aku tak sengaja melihat pak Dava juga sudah beres beres mau pulang, dia memakai jaket kulit cokelat. Siswa siswi pun yang melihat pak Dava langsung menyalaminya
Dan kelas IPS yang tidak tahu itu Guru baru di kelas IPA pun ikut menyalaminya, bahkan ada yang meminta foto dengannya.
Dalam hatiku tidak karuan melihatnya, apaan sih kataku dalam hati
Aku melihat dia senyum kesemua perempuan, dasar guru baru itu so so an nyapa sambil senyum lagi kesemua perempuan emang genit ya!
Lah aku ini kenapa? Dan kenapa aku menyalahkan guru itu, bukannya bagus seorang guru yang ramah, kenapa aku merasa kesal kayak gini?
Tak sadar cukup lama aku diam di dekat lapangan hanya untuk melihat pak Dava bersalaman dengan siswa dan siswi.
Aku langsung pergi keluar sekolah untuk pulang, karena ayahku belum pulang kerja jadi aku pulang sekolah selalu memakai angkutan umum.
Aku keluar sekolah tidak mendapatkan sosok Guru itu, dan aku malah memikirkannya lagi
Aku terus jalan untuk menunggu angkutan umum, tak begitu lama aku mendengar sorakan siswi perempuan
"pak aku ikut nebeng dong, biar bisa berduaan" begitu kalo tidak salah.
Di belakangku ada yang mengklaksonku aku sedikit kaget, dan dia adalah pak Dava.
"Assalamualaikum Zahra?" aku kaget mengapa Pak Dava mengetahui namaku?
"Waalaikumsalam" jawabku ke pak Dava yang sedikit terbata bata.
"kamu mau pulang? Mau bareng sama bpk?" pak Dava menawarkan ajakan pulang bareng padaku.
"ga terimakasih pak" jawabku dengan sedikit males buat ngejawabnya.
"Bpk ga bakalan nyulik kamu kok" tanya pak Dava lagi.
"ayo gak usah malu, atau canggung sama bpk mah" ucap pak Dava sambil menepuk jok motor nya.
Terpaksa aku menerimanya,
Guru yang membuat aku tidak suka padanya itu ternyata baik juga gak seperti apa yang aku bayangkan.
Di jalan pak Dava menanyakan rumahku dimana, aku anak ke berapa dll.
Sampai di gang rumahku, aku turun dan berterimakasih, pak Dava hanya menjawabnya dengan senyuman.
Vote jangan lupa, biar semangat nulis nya hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Yang Salah
Teen Fictionkisah seseorang yang mencintai gurunya sendiri apakah ini wajar? mungkin pemikiran semua orang ini salah atau aneh......... tapi hati ini tidak dapat di bohongi, bagaimana kisah cinta kayla yang sangat mencintai guru nya sendiri .apakah guru...