11

4.9K 583 37
                                    

"Hyunjin," panggil Seungmin sambil mengguncang tubuh laki-laki itu.

Sayangnya Hyunjin sama sekali ga merespon. Dia malah tidur di meja bartender dengan posisi pipi kirinya menepel pada keramik. Bibirnya monyong aja udah.

"Astaga masa gue harus mapah dia yang berat ini?" gumam Seungmin lalu berkacak pinggang sambil menekan pipi bagian dalamnya dengan lidah.

Serius deh, Seungmin paling anti sama yang namanya dateng ke klub malam dan sekarang dia malah berada di sini. Mana tadi waktu masuk isi diseleksi dulu. Untungnya penampilan Seungmin meyakinkan soalnya menurut peraturan di klub tersebut hanya orang-orang berkelas yang boleh masuk.

"Hwang Hyunjin ayo pulang. Aku pengap di sini lama-lama," kata Seungmin yang tidak menyerah untuk membangunkan Hyunjin. Kali ini dia mencubit pipi dan mengacak rambut Hyunjin. Apapun dia lakukan untuk membangunkan si dominan.

"Enghh... Seungmin... Hiks..."

Hyunjin akhirnya membuka mata tapi bukannya bangun dia malah menangis dalam diam. Ini ga bisa dibiarin. Seungmin pun meminta bantuan dari pelayan di klub untuk membawa Hyunjin keluar.

Setelah melalui perjuangan panjang, Seungmin dan Hyunjin kini sudah berada di dalam mobil. Seungmin tidak langsung menyalakan mesin. Dia masih mengumpulkan tenaga setelah tadi menghadapi krisis karena memasuki tempat yang tidak disukainya.

"Kamu minum berapa banyak Jin? Udah aku bilang jangan jadiin alkohol sebagai pelampiasan kalo lagi stress," ucap Seungmin pelan sambil mengusap poni Hyunjin ke belakang dengan penuh kasih sayang.

Posisi Hyunjin saat ini adalah duduk bersandar di jok samping kemudi lengkap dengan sabuk pengaman yang menahannya. Ada bekas air mata yang mengering di pipi mulus itu. Melihat hal tersebut membuat Seungmin merasa bersalah pada Hyunjin.

"Kita pulang sekarang," bisik Seungmin kemudian mengecup pipi Hyunjin dengan kilat sebelum menyalakan mesin mobil.

Sekarang udah lewat pukul 10 malam. Untungnya mama Seungmin tadi ngasi ijin buat pergi. Makanya Seungmin bisa leluasa kayak gini tanpa mikirin bakal kena marah sang mama.

Nyampe di rumah Hyunjin, Bomin dan yang lain pada kaget ngeliat penampilan Hyunjin yang kacau. Mereka bantuin Seungmin untuk membawa Hyunjin ke kamar. Awalnya mereka seneng karena Hyunjin dapet masalah tapi kini mereka jadi kasihan karena Hyunjin bener-bener rapuh.

"Kak, aku pulang dulu ya," kata Seungmin saat Hyunjin sudah berbaring di ranjang.

"Lho? Ga nginep di sini?" tanya Hyunsuk.

"Ngga kak. Besok aku kuliah pagi."

"Yaudah kalo gitu. Hati-hati di jalan ya."

Seungmin hanya mengangguk kemudian mendekati Hyunjin untuk mengusap pipinya. Tak lama kemudian Seungmin pun keluar dari kamar Hyunjin bersama yang lain.

"Seungmin," panggil Bomin saat Seungmin ingin masuk ke mobil.

"Kenapa?"

"Kalo bisa... jangan tinggalin Hyunjin ya? Dia sayang banget sama lo."

Seungmin kembali tersenyum yang Bomin sendiri tidak tau apa maksudnya. Seungmin lalu menepuk pundak Bomin setelah itu masuk ke mobil untuk segera pulang.

"Gue pulang dulu ya," kata Seungmin dengan sedikit menurunkan kaca mobil.

"Iya, hati-hati."


•••



Keesokan harinya Seungmin memulai pagi dengan membaca chat dari Bomin. Katanya Hyunjin udah sadar tapi masih di kamar mandi, mungkin untuk mengeluarkan isi perutnya. Lega sih, setidaknya Hyunjin baik-baik aja.

Rainbow Rain | HyunMin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang