chapter 1

3.4K 141 0
                                    


                                   .

                                   .
         
                     Happy reading
   
                                   .

                                   .

Rose pov

Aku menyusuri koridor sekolah
Yang begitu sepi, tidak ada satupun siawa yang berada disana. Mungkin mereka sedang berada dikantin karena ini jam istirahat. Tadi aku memang bersama sahabat ku namanya Eunha tapi dia tiba-tiba dia ada urusan mau tidak mau dia tidak bisa menemaniku ke perpustakaan.

Saat melewati lapangan basket mataku menelisik ke salah satu tempat duduk disana, aku melihat ke salah satu pria yang ada disana.

Ya dia Jeon Jungkook dia adalah teman satu angkatan ku disekolah namun berbeda kelas.

Sudah lama ku mengagumi nya, mungkin saat MOS hari pertama dulu.

Dia adalah pria yang baik, cerdas, ceria dan tentunya tampan, namun sangat disayangkan aku tidak bisa dekat dengannya.

Sedetik kemudian aku berbalik melanjutkan langkahku menuju perpustakaan.

Mataku melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 11 siang.

"Huh jam sebelas" ucapku santai

"Jam 11" teriakku baru sadar, aku sudah berada di perpustakaan dan aku telah meninggalkan pelajatan selama satu jam.

Dengan tergesa-gesa aku keluar dari perpustakaan sambil berlari. Aku menatap horror pintu kelas dengan nafas terengah-engah.

Ceklek

Suara pintu terbuka
Seluruh penghuni kelas mengalihkan
Pandangannya ke arahku. Suasana ruang kelas tiba-tiba mencekam, kulihat tatapan tajam dari guru killer di kelasku.

Diapun beranjak dari tempat duduknya menuju kearah ku. Aku hanya bisa menunduk dan menetralkan Dayak jantungku yang berdegup kencang.

"Dari mana saja kamu" ucapnya santai tapi dengan nada yang ditekankan

"Sa saya dari perpustakaan pak" jawabku gugup

"Saya tidak percaya, saya nggak nyangka yha kamu berani membolos di pelajaran saya kamu harus di hukum" marahnya padaku

"Maafin saya pak, jangan dihukum yha" rayuku padanya

"Nggak usah ngerayu saya, nggak mempan, sekarang hormat bendera sampai jam pulang sekolah.

Aku hanya pasrah dan menoleh kearah Eunha. Dia tampak khawatir. aku pun mengisyaratkan padanya bahwa aku baik-baik saja.

Setelah keluar dari kelas aku berjalan menuju lapangan sambil menghentak hentakkan kakiku ke lantai sambil
menggerutu tidak jelas karena dihukum. Bahkan sekarang aku menjadi perhatian semua sisiwa yang berada dikoridor.

Disinilah aku berada berdiri ditengah lapangan yang panas sambil memberi hormat kepada bendera. Baru beberapa menit saja tubuhku sudah lemas gimana kalau sampai bel sekolah. Mungkin aku akan mati berdiri.

"Panas banget sih"keluhku sambil mengelap keringat yang menetes dari wajahku

"Bisa-bisa gosong nih kalau begini caranya, skincare malah lagi" keluhku lagi

Tidak sedikit siswa menghosipi diriku.

"Ngapain disitu neng nanti item lho" kata mingyu kepadaku

"Kalau aku item kan nanti kamu ada temennya Gyu" ucapku membuat mingyu tak berkutik sedangkan siswa yang lain sudah tertawa terbahak bahak.

"Cantik-cantik gosong" ucap cabe kepadaku

"Ahirnya ngaku juga kalau aku cantik" ucapku sambil tersenyum mereka yang mendengar itu mendelik kesal dan pergi.

"Ambyar aku neng" ucap bambam yang melihat senyumku

Aku hanya bisa menahan tawaku karena ucapannya.

Satu jam kemudian

Kakiku sudah sangat lemas karena terik matahari yang tepat berada diatas kepalaku. Aku melihat jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 12 siang.

"Masih kurang 1 jam lagi" ucapku dengan nada lemah

"Ya Allah aku nggak kuat lagi" ucapku dengan dengan badan yang bergetar

Sekuat tenaga aku mencoba bertahan agar tubuhku tak oleng karena panasnya matahari. Namun sayang tubuhku oleng dan kepalaku sangat pusing. Tapi aku merasa aneh tubuhku tidak merasa menghantam tanah yang kasar. Bahkan yang kurasakan seperti diatas kasur, dan setelah itu aku tidak merasakan apa-apa lagi.

Rose pov end


Hai Gauss maaf yha kalo cerita ini gaje soalnya ini cerita pertama aku dan maaf kalo ada typo

Jangan lupa vote and coment

Love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang