Meet Again

601 74 4
                                    

"Tunggu!" Teriak Hinata. "Tapi jangan macam-macam ya!" tambahnya lagi. Sasuke menghela nafas malas dan menaikkan kaca mobilnya. "Iya..iya.. aku ikut." Hinata memilih ikut Sasuke daripada ia kehujanan dan saki,t nanti ia tidak bisa ikut ujian dan ayahnya pasti akan marah.

Ferari hitam itu membawa Sasuke dan Hinata dibawah guyuran hujan yang mulai deras dan lebat itu. Mereka tidak tahu bahwa takdir mereka akn dimulai dari sini.

.

.

.

Hinata memberitahu alamat rumahnya kepada Sasuke saat mobil sudah berjalan.

Tidak tahu apa yang harus dilakukan Hinata memainkan ponselnya namun dia melihat ada yang aneh dengan ponselnya. "Bandulnya." Pekik Hinata setelah menyadari bandul ponselnya tidak ada.

Sasuke sedikit terperanjat karena terkejut dengan pekikan Hinata. "Ada apa?" Tanya Sasuke. "Bandulnya kenapa tidak ada? Kau kemanakan?" tuduh Hinata.

Sasuke mendelik tidak suka krena dituduh. "Kenapa menuduhku?! Mana aku ta-" Sasuke menghentikan ucapannya, ia teringat sesuatu. Dia ingat bahwa tadi pagi saat ia menyadari ponselnya tertukar, ponsel itu kan ada bandulnya.

"Apa? kenapa berhenti bicara? Kau menghilangknnya?!" Hinata sedikit berteriak pada Sasuke. Sasuke tersentak tapi dia segera mengembalikan wajah datarnya. "Dari tadi aku membawanya memang tidak ada bandulnya, jadi jangan menuduhku seenaknya."

Sasuke tidak mengakuinya karena dia tidak mau dituduh menghilangkannya, walaupun begitu kenyataannya.

"Mana mungkin, bandul itu selalu ada di ponselku dan saat tadi pagi aku membawanya ke sekolah bandul itu masih ada."

"Ya mana aku tahu." Kata Sasuke dengan mengedikkan bahunya. Hinata sangat kesal dengan Sasuke, ia ingin menangis bukannya apa-apa, bandul itu adalah pemberian mendiang ibunya.

Raut wajahnya berubah sedih dan itu terlihat oleh Sasuke saat ia melirik kearah Hinata.

"Baiklah, aku akan bertanggung jawab. Akan aku belikan yang baru."

Hinata menoleh perlahan kearah Sasuke. "Percuma." Hinata memberi jeda. "Bandul itu sangat berarti bagiku."Tambahnya.

"Memang apa bedanya. Yang namanya bandul ya bandul bisa digantungkan di ponsel, kunci, sama saja kan?"

Hinata memukul lengan kanan Sasuke. "Auw.. Kau kenapa, kenapa tiba-tiba memukulku?"

"Itu pemberian dari ibuku asal kau tahu."

"Jika memang begitu kenapa kau gantungkan di ponsel seperti itu?! Jika memang penting kau simpan saja di rumah, di tempat yang tidak memungkinakan bisa hilang." Hinata diam sesaat setelah Sasuke mengoceh.

"Kuberitahu ya, ku pastikan kau pasti akan jatuh dengan kearogananmu itu."

"Apa maksudmu?"

"Berhenti! Kita sudah sampai." Seru Hinata saat sudah sampai didepan rumahnya.

Sasuke menghentikan mobilnya. Hinata langsung melepaskan sabuk pengamannya lalu turun dari mobil Sasuke dengan wajah yang kesal.

"Apa itu tadi? Tidak ada terima kasih? Dasar tidak tahu terima kasih." Gerutu Sasuke.

Sasuke melihat Hinata memasuki mansion megah dengan sedikit sentuhan tradisionalnya. Ternyata dia termasuk dari keluarga yang berada, pikirnya.

Seorang wanita yang memakai seragam maid menunggu di depan gerbang dengan payung ditangannya.

Sepertinya ia memang menunggu Hinata karena saat Hinata keluar dari mobil Sasuke wanita itu segera menghampiri Hinata dan memayunginya.

Sasuke menghela nafasnya sebentar lalu mengemudikan mobilnya lagi.

40 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang