Rúh - III

1.6K 227 25
                                    

Yoongi beranjak panik dari duduknya. Dipegangi tubuh Namjoon yang meringkuk sambil memegang pergelangan tangannya sedndiri. Tersentak dia saat merasakan suhu tubuh Namjoon sepanas api. Dilihatnya pergelangan tangan Namjoon yang kini sepenuhnya memerah, tidak hanya pada ìz miliknya.

Yoongi berusaha menenangkan Namjoon dan dirinya sendiri, dengan cepat di hubunginya Jimin.

"YAH MIN YOONGI! JIN HYUNG! JIN HYUNG!"

Yoongi terpaku saat mendengar suara panik Jimin. Ditatapnya Namjoon yang semakin kesakitan. Di sebrang line telfon, Jimin masih terus memanggil namanya.

"Yoongi, ini sakit!" seru Namjoon. ìz miliknya terlihat berdetak semakin kuat. Pori-pori di setiap huruf pada ìznya melebar. "AKH!"

"MIN YOONGI! JIN HYUNG TIDAK SADARKAN DIRI! JIN HYUNG... JIN HYUNG..."

Tepat saat suara Jimin menghilang dari pendengarannya, Namjoon terjatuh dari kursinya. Tepat di hadapan Yoongi.

Pergelangan tangan Namjoon penuh darah. Lelaki itu tak sadarkan diri.

"Fucking shit!

.

..

Jimin melangkah cepat-cepat mengikuti perawat yang membawa Jin. Tangannya menggenggam tangan Jin erat-erat. Matanya sudah membengkak dan memerah karena tangis.

"Jin hyung aku mohon bertahanlah," bisiknya. Dielusnya pelipis Jin yang berdarah. "Ku mohon, hyung..."

Para perawat itu menahan Jimin di depan pintu penanganan. Jimin terduduk lemas saat pintu kembali tertutup dan Jin serta para perawat menghilang di baliknya.

Diusapnya air mata yang turun dipipinya kasar. "Aku mohon hyung... Jangan menghilang..."

XXX

Yoongi menggenggam tangan Jimin yang bersandar disampingnya. Wajah keduanya sama lelahnya.

"Aku bersyukur skenario kita tak sesulit mereka," bisik Jimin. Yoongi mengangguk, setuju.

Yoongi menatap Namjoon yang berbaring di tempat tidur dihadapannya. Pergelangan tangannya terperban. Namjoon baru saja dipindahkan ke kamar rawat setelah mendapatkan penanganan begitu tiba di rumah sakit ini.

"Apa Jin hyung akan baik-baik saja?" tanya Yoongi.

Jimin menghela nafas, matanya terpejam. "Dokter sedang menanganinya. Semoga tidak terjadi apa-apa."

Jimin bercerita pada Yoongi begitu kekasihnya itu tiba dengan membawa Namjoon yang juga tidak sadarkan diri dan berlumuran darah. Jin mengalami kecelakaan tepat di saat Namjoon kesakitan. Tepat di saat ìz milik Namjoon berdetak dan memanas.

"Mereka terhubung satu sama lain," gumam Yoongi.

"Jin hyung sedang membicarakan Namjoon saat mobil itu menabraknya tadi. Dia bercerita dengan riang, dia bilang tidak apa-apa jika Namjoon tidak memilihnya. Menghilang pun tak apa. Setidaknya dia dan Namjoon sudah dipertemukan," kata Jimin. Bergetar suaranya menahan tangis.

Yoongi mengelus pelan bahu Jimin dan memeluknya erat. "Namjoon bodoh dalam urusan hati. Dia menyukai Jin, tapi terus saja ragu hanya karena ìz miliknya tidak bereaksi apa-apa pada Jin sejak awal bertemu."

"Tapi Jin bilang, dua bulan lalu ìz mereka mulai bereaksi satu sama lain?"

"Anak sialan ini, masih yakin hatinya milik Hyejin."

Jimin menghela nafas. "Apa yang terjadi pada pergelangan tangannya?" tanya Jimin, melirik pergelangan tangan Namjoon yang terbalut perban.

Yoongi menghela nafas. "ìz miliknya menjadi sempurna, Jimin."

RúhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang