Day 6

2.2K 381 45
                                    

"Hei Gakushuu, apa jawabanmu atas pertanyaanku tahun lalu masih sama?"

Gakushuu menoleh ke sebelahnya, melihat (Name) yang asyik memakan permen kapas yang dia beli. Mereka sedang duduk di salah satu bangku yang ada di sana.

"Pertanyaan apa—ah ...."

Gakushuu terdiam cukup lama. Sementara (Name) yang melihat respons sang laki-laki hanya tersenyum kecil.

"Apa rasanya saat ulang tahunmu dirayakan oleh seluruh dunia?"

(Name) kembali bertanya, namun fokusnya tertuju ke depan, melihat orang-orang yang pulang setelah puas bermain di taman bermain, dan karena hari sudah sore, menjelang waktu tutupnya wahana bermain.

"Biasa saja. Mau tahun ini, tahun depan, atau beberapa tahun ke depan, hari itu adalah hari biasa, yang membedakan adalah topik pembicaraan hari itu, tentang ulang tahun."

(Name) hanya terkekeh lalu menghela napas.

"Benar—"

"Awalnya aku ingin menjawab begitu," potong Gakushuu, "tapi sepertinya tidak begitu."

(Name) menoleh ke arah Gakushuu yang memandang ke depan.

"Hari ulang tahunku, gadis yang kusuka berdiri di depan rumahku, bukannya masuk ke rumahku sebagai tamu, dia malah memberikan selembar kertas berisi izin menginap di rumahku selama seminggu."

Pipi (Name) memerah, dan semakin memerah saat Gakushuu menoleh ke arahnya.

"Hari kedua, dia mengajakku ke taman bermain, tapi kutolak. Alasanku adalah PR yang belum selesai, walaupun sebenarnya sudah kukerjakan semalam. Alasanku yang sebenarnya adalah aku ingin melihat wajah marahnya yang imut. Tapi di luar dugaan dia justru mencium pipiku—tapi dia tetap marah."

Iris (Name) melebar saat tangan Gakushuu terangkat lalu memegang pipinya, mengelusnya dengan lembut.

"Hari ketiga, dia memberiku hadiah, di saat yang lain memberiku di saat hari pertama, dia justru memberinya di hari ketiga. Tapi tidak apa-apa, karena apa pun yang dia beri, mau kapan pun dia memberinya, aku akan menerimanya dengan senang hati."

Gakushuu menempelkan keningnya pada kening (Name), dan menyeringai saat menyadari kening (Name) terasa panas. Dilihat dari wajah merah sang gadis, Gakushuu tahu (Name) tidaklah sakit—jika dia masih sakit maka mereka tidak berada di taman bermain sekarang.

"Hari keempat aku jatuh sakit, dan dia mencoba merawatku, walaupun sebenarnya dia tidak perlu repot melakukannya. Itu tugas pelayan rumah, dan dia adalah tamu. Tapi dia bersikeras, jadi mau tak mau aku menurutinya. Selain itu, sifatnya itu adalah salah satu alasan aku menyukainya."

Gakushuu menjauh, dan menarik tangannya dari pipi (Name).

"Hari kelima, dialah yang jatuh sakit. Padahal sudah kuperingatkan dari awal, dan benar dugaanku, dia tertular penyakitku. Tapi aku juga keras kepala, jadi kali ini aku yang merawatnya, juga sebagai bentuk balas budi karena sudah merawatku kemarin."

Gakushuu kemudian bersandar di pundak (Name), sempat membuat sang perempuan tersentak kaget.

"Lalu hari keenam, atau hari ini, dia mengajakku ke taman bermain. Alasannya sih refreshing, tapi terdengar sebuah date untukku."

Gakushuu duduk dengan tegak, kemudian memegang kedua pipi (Name), mendekatkan wajah mereka satu sama lain.

"Ya, tahun ini benar-benar tidak biasa, bukan karena ulang tahunku dirayakan oleh seluruh dunia, tetapi ada gadis yang kusuka, turut merayakannya—yaitu kau, (Name). Aku penasaran apa yang akan kau siapkan untuk hari besok, hari ketujuh."

Setelah itu Gakushuu mendekat lalu mencium (Name).

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Week » Asano GakushuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang