Part 3

31 4 2
                                    

"terus?" bingung Kay.

Yang di tanya cuma naikkan bahu duduk di samping Kay dan mulai makan yang memang di bawanya.

"Emang lo mau kemana?" Kay.

Fandi yang lagi makan tidak jawab apa-apa. Kay merasa di acuhkan melanjutkan makanannya. Hanna yang duduk berhadapan Fandi terlihat jelas salah tingkah sedangkan Fandi dari tadi menunduk sembari makan. Hanna menyelipkan anak rambutnya kesamping telinga.

"Kak Fandi" panggilnya yang mana memang Fandi kakak kelasnya.

"Makasih, ya kak, udah tolongin aku" ujar Hanna dengan senyuman.

Fandi yang sedang mengambil minuman melihat ke Hanna kening berkerut. Hanna yang ditatap langsung jawab.

"Itu, kak, yang aku jatuh waktu itu jadi aku mau bilang makasih" jelas Hanna masih dengan senyum. Takut Fandi berfikir dia membuat cerita.

Fandi hanya mengangguk pelan lalu dia menoleh ke Kay. Sedang Kay yang lagi asik bisik-bisik ke Andrea tidak menyadari Fandi yang melihat ke arahnya. Fandi menarik sedikit lengan Kay membuat sang pemilik lengan menghadap ke Fandi.

"Kenapa?" Ujar Kay

"Papa nyuruh gue ke kantor. Lo pulang di jemput supir dan jangan kemana-mana" ucap Fandi mengelepas pegangannya setelah itu pergi.

Mereka bertiga memandangi tubuh tegap itu sampai keluar kantin.

"Kayla, Abang lo makan apa sih? tiap hari makin ganteng amat dah" ujar Hanna yang masih melihat pintu kantin padahal doi udah menghilang dari tadi.

"Makan rumput tetangga kali" ucap Kay terkekeh di ikuti Andrea.

"Ck, rese lu pada" kesel Hanna melanjutkan makanannya.

"Gue heran deh sama kak Fandi, bisa aja kan dia chat lu? Dari pada nyamperin kesini" Ujar Andrea setelah selesai makan. Kay cuma jawab dengan naikkan bahunya.

"Dia mau lihat gue, sengaja dia nyamperin Kayla" Hanna dengan pedenya.

"Pede amat mbak, Gue lebih heran lagi bisa-bisanya gue temanan sama lo yang gak jelas" 

"Jelas dong, gue kan cantiknya gak ke tolong"

"Otak lo gak ketolong. Gak nyambung anjir" kesal Andrea.

"Eh kalian udah dong, udah selesai kan makannya? Yuk, masuk kelas"
Kay melerai mereka.

Akhirnya mereka berdiri dan keluar dari kantin. Di tengah perjalanan Kay bertanya ke Hanna kenapa Fandi bisa menolongnya. Jawaban Hanna membuat kesal Andrea dan membuat Kay menggeleng kepala heran. Yaitu dia sengaja menjatuhkan dirinya yang saat itu lagi latihan cheerleader dan katanya dia juga mengajak teman satu cheerleader untuk membantunya. Benar kata Andrea kalau otaknya Hanna udah gak ketolong.

***

Akhirnya bell pulang berbunyi Kay dan juga anak-anak lain bergegas membereskan peralatan sekolah. Mereka bertiga keluar dari kelas menuju gerbang sekolah. Mereka menunggu tempat jemputan yang memang di sediakan oleh pihak sekolah.

Andrea menunggu Abang sepupunya yang sama-sama sekolah disini cuma beda kelas. Abangnya kakak kelas mereka lebih tempatnya teman sekelasnya Fandi sedangkan Hanna menunggu jemput mamanya. Dan ada juga anak-anak lain yang sama dengan mereka.

Lagi asik-asiknya mereka ngobrol sampai tidak sadar ada motor berhenti di depan mereka.

"Hi cantik"

Tiba-tiba Hansel Martin a.k.a Abang sepupunya Andrea mencolek dagu Hanna sambil mengangkat alis dan senyum miring. Hanna tersentak melihat ke Hansel yang tiba-tiba di depannya sedikit membungkuk dengan tangan satu memegang helm dan sebelahnya di simpan di pinggang. Saat ini keadaan serasa sangat sunyi. Hanya karena kedatangan Hansel. Tidak ada yang berani berbunyi atau sekedar mengobrol dengan teman di sebelahnya.



SOMEDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang