"Jauh-jauh lo, sama teman gue"
Andrea berdiri mendorong bahu Hansel. Bunyinya Andrea membuat semua lega dan menjauhkan diri jangan sampai dilihat oleh Hansel. Dorongan Andrea membuat Hansel berdiri tegak tapi tidak membuatnya mundur.
"Emang kenapa?" Hansel melihat Andrea.
"Kamu nanya?" Jawab Andrea dengan malas.
"Ck, awas lo!" Mendorong minggir Andrea.
"Eh, lo gak lihat mukanya risih di lihat lo" Andrea menahan badannya hansel dan menarik tangannya.
Hansel tidak pedulikan Andrea yang menarik-narik tangannya. Di lihatnya Hanna bersembunyi di balik badan adik temannya itu. Di tarik lengannya lalu mendekati mukanya ke Hanna setelah itu dia terkekeh. Sedangkan Kay merasakan yang sama dengan Hanna yaitu segan.
Tentu saja mereka segan. Siapa yang tidak segan dengan si Hansel Martin biarpun dia sepupu Andrea aura yang di pancarkannya sangatlah kuat. Hansel biasa di panggil warga sekolah dengan sebutan preman, badboy, dll di sekolah. Lihatlah pakaian sekolahnya sekarang, kancing baju terbuka semuanya dengan koas hitam di dalam sedangkan lengan baju di lipat. Jangan lupa anting-anting hitam dan rambut hitam berantakan.
Setelah puas melihat ekspresi Hanna dia menegakkan badan dan berbalik menuju motornya. Di ikuti Andrea setelah meminta maaf ke Hanna atas kelakuan Hansel sedang sang pelaku terlihat tidak melakukan apa-apa.
Sebelum pergi Hansel menoleh ke Hanna tersenyum miring terus di mengedipkan mata sebelah setelah itu menghidupkan motornya di akhir dengan Andrea melambaikan tangan dan pergi.
Hanna menjatuhkan kepalanya ke bahu Kay.
"Kay, kayaknya gue malam ini mimpi buruk deh" Hanna sambil memeluk Kay sedangkan menepuk pundak temannya itu.
***
Saat ini Kay masih menunggu supirnya dan cuaca mulai gelap tak lama rintik-rintik hujan mulai turun selang berapa detik angin
menghembus kencang serta membuat hujan semakin lebat. Kay melihat jam di layar handphonenya.Pukul 03.15
"Lama banget, sih" di perhatikannya sekitar dia baru sadar kalau dia tinggal sendirian dan Hanna 15 menit yang lalu baru saja di jemput.
Deruman motor berhenti di depannya memecahkan lamunannya. Diperhatikannya seorang cowok seumurannya turun dari motor lalu duduk di ujung. Cowok itu membuka helmnya terlihat dari raut wajahnya tampak kesal. Cowok tersebut merasa ada yang memperhatikannya menoleh ke samping terlihat cewek masih memakai baju sekolah duduk di ujung.
Kay merasa terciduk melihati cowok itu langsung memalingkan mukanya. Dia merasa malu terciduk memperhatikan cowok itu. Dia memainkan handphone untuk menghilangkan salah tingkahnya. Sedang cowok itu sedari tadi terus memperhatikan Kay.
Angin berhembus semakin kencang membuat Kay menggigil. Tapi dia bersyukur gemuruh dan petir tidak terlalu mendominasi kan hujan saat ini cuma angin yang berhembus kencang. Kay menyimpan handphone ke dalam tas dan memeluknya tasnya karena saat ini dia sangat kedinginan. Dia menghela nafas lega sebelum dia menyimpan handphonenya sang supir mengirimkan pesan sebentar lagi sampai dan sang supir bilang dia terjebak macet.
Tepukan di pundaknya mengagetkannya. Kay menoleh dan makin tersentak ternyata cowok tadi dan dia duduk di sebelahnya tidak terlalu dekat sih. Tapi itu membuatnya sedikit malu pasalnya tadi dia terciduk.
"Lo kayaknya kedinginan" memberikan jaket hitam ke Kay.
"Eh, gak kok" Kay menolak.
"Mulut lo bilang gak tapi kayaknya badan sebaliknya" memerhatikan dari bawah sampai atas.
"Gak kok benaran"
"Ck ambil dan gue gak ada niat jahat" cowok itu masih menyodorkan jaketnya. Kay melihat mata pria itu dan mata cowok itu menyuruhnya untuk mengambil jaket itu.
Dengan pelan dia mengambil jaket cowok itu. Pasalnya dia memang sangat kedinginan. Mau tak mau di ambil.
"Makasih"ujar Kay memakai jaket itu.
Setelah berterima kasih cowok itu cuma mengangguk dan memainkan handphone seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Iya sih tidak terjadi apa-apa tapi membuat gak enak. Tak lama mobil jemputannya tiba dan Kay langsung beranjak berdiri. Dia berdiri berhadapan dengan cowok itu dia melepaskan jaket dan mengembalikan jaket cowok itu.
"Ini jaketnya, gue balikin sekali lagi makasih ya"
Cowok itu mengangkat kepalanya di pandangnya jaket dan ke muka cewek itu.
"Pakai aja dulu" ujarnya
"Gak usah, gue udah mau pulang juga"
"Mana handphone lo?"
"Hah" Kay bingung kenapa jadi minta handphonenya. Apa itu untuk imbalan jaketnya? Lagi pula bukan dia yang maksain untuk pakai jaketnya itu cowok?.
"Gak gue ambil kok atau untuk jadi imbalan karena lo pakai jaket gue"
Akhirnya Kay memberikan handphonenya ternyata cowok itu mengambil nomor WhatsApp Kay merasa bersalah karena menuduh tuh cowok. Cowok itu mengembalikan handphonenya dan berdiri.
"See you yaa" cowok itu berjalan ke motornya dan menjauh.
"Non Kay ayo masuk!" teriak sang supir membuatnya tersadar karena sedari tadi diperhatikannya cowok tersebut.
"Iya pak"
Kay masuk kedalam mobil dia menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil. Di bukanya handphonenya dilihatnya WhatsApp di bagian panggilan keluar ternyata nama cowok tadi adalah Arvian.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEDAY
Teen FictionApakah suatu hari nanti kita bisa bertemu kembali?. Apakah suatu hari nanti kita bisa tertawa bersama kembali?. dan Apakah suatu hari nanti kita saling mengenal satu sama lain?. Kay selalu berharap untuk bertemu dengan teman masa kecilnya Aran dan...