All characters, organizations, places and events in this story are fiction.
"Kenapa kalian belum makan, hm?" Suara berat sang ayah menginterupsi celotehan kedua anak laki-laki, dan perempuan berjarak 3 tahun yang tengah duduk di kursi meja makan dengan berbagai hidangan yang sudah siap mereka santap.
"Nali menunggu Appa, Dad!" Seru bocah perempuan yang lebih tua menjawab pertanyaan sang ayah yang sudah duduk di sampingnya dengan semangat walau dirinya masih kesulitan menyebutkan namanya sendiri.
"Appa tidak ikut makan malam bersama kita, Princess." Pernyataan ayahnya tadi sukses membuatnya memekik, dan menghentikan sang ayah yang sedang bicara dengan Bibi Kim yang berdiri disampingnya.
"Wae?!"
"Appa sedang tidak en... Yak, Park Nari! Kau mau kemana!" Ucap Chanyeol, ayah dari kedua anak tersebut berubah menjadi pekikan panik saat melihat anak perempuannya turun dari kursi dan akan melangkah menaiki anak tangga menuju lantai dua yang ia tahu akan kemana gadis kecilnya pergi.
"Nali mau ke kamal Daddy menemui Appa!" Seru gadis berusia 4 tahun itu tidak terima saat sang ayah sudah berdiri didepannya, dan hendak mengangkat dirinya dalam gendongan.
Cup...
"Nari-ya, dengar. Appa sedang tidur saat ini, dan Daddy hanya tidak ingin kau membangunkan Appa." Selembut mungkin Chanyeol memberikan penjelasan pada sang putri dalam gendongannya, dan mulai melangkah kembali ke meja makan yang masih dipenuhi oleh tawa si bungsu yang tengah disuapi oleh kepala asisten rumah tangganya.
"Cha, sekarang makanlah dan nanti Daddy yang akan membacakan dongeng untukmu."
.
.
.
Gila. Ya, mungkin kata itulah yang tepat Chanyeol saat ini karena dengan mudahnya termakan ucapan temannya yang lebih gila, dan menyiksa Baekhyun demi keberlangsungan taruhan diantara mereka. Ya, dirinya dan teman gilanya_
KIM JONGIN
_ Ya, Kim Jongin. Semua ini karena pria tan cokelat eksotis itu, dan sampai sekarang Chanyeol tidak mengerti kenapa pria itu tidak pernah berubah. Masih tetap pada kebiasaannya sebelum bertemu dengan seseorang yang katanya penyelamat yang mengubah hidup pria bermarga Kim tersebut, tetapi dirinya sekarang yakin pria itu tidak berubah sedikitpun. Masih sama seperti saat remaja.
"Aku akan meminjamkan alat-alat ini untukmu gratis, tapi dengan satu syarat. Jika kau tidak suka... ini menjadi milikmu, tetapi jika kau menyukainya_
_ Cukup kirimkan video saat kau mencoba-nya."
"EMMPHT!!!" Suara erangan tertahan yang cukup keras seseorang di atas ranjang sana adalah hal pertama yang menyambutnya.
"Kau bersenang-senang sendiri, eoh?" Ucap Chanyeol tanpa mengalihkan tatapannya saat melangkah semakin mendekati ranjang besar miliknya setelah mengunci pintu dibelakangnya dengan rapat.
"AKHPHM!!!" Pekikan itu terdengar lagi saat ia sudah berdiri tepat di sisi kiri tempat orang itu tebaring dengan tubuh yang terus bergerak kesana-kemari berusaha melepaskan diri.
"Ah! Kau sangat seksi seperti ini, Baekhyunie." Ucapnya lagi yang kali ini membungkuk untuk berbisik tepat di telinga kanan Baekhyun. Ya, Park Baekhyun, suami manisnya, dan hal yang ia lakukan sukses membuat tubuh mungil itu semakin menggeliat dengan brutal.
Kekehan gelinya terdengar saat melihat tubuh sintal itu membusur keatas setelah ulahnya yang dengan sengaja memberikan sedikit jilatan pada lubang telinga pria manisnya, dan Chanyeol tidak berbohong saat mengatakan baekhyunnya terlihat sangat seksi atau mungkin lebih bertambah seksi dengan penampilannya saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
BETTING|☑️
Historia Cortawarning❗❗ Cerita ini mengandung unsur dewasa warning❗❗ Cerita ini mengandung unsur dewasa❗❗ warning❗❗ Cerita ini mengandung unsur dewasa❗❗