"Mama, Kak Anas dimana kalian?"teriak Riri yang telah terbangun."Tempat apa ini" gumamnya lagi saat indera penglihatannya menampakkan sebuah ruangan yang di dominasi dengan cat warna putih.
Tempat itu rasanya hampa, kosong, sunyi, tentunya tak berpenghuni. Dan itu membuat rasa takut dalam diri Riri muncul.
Namun, hanya satu titik yang membuat Riri penasaran. Lantas Riri berjalan menghampiri sebuah benda yang menyilaukan matanya sedari tadi.
Riri memberanikan diri untuk terus mendekati benda itu.
Dan ternyata itu hanyalah sebuah cermin berbentuk persegi panjang yang menampakkan seorang gadis cantik dengan gaun berwarna putih dan ia tengah tersenyum manis.
Pantulan cermin itu terus di tatap Riri, tapi ia masih terheran karena hanya ia yang menatap cermin itu "apakah ini aku?"gumamnya lagi.
"Ya itu memang kamu gadis kecil" ucap seorang wanita cantik bak bidadari seraya menghampiri Riri.
"Ka-kamu siapa?"
"Aku temanmu" balasnya dengan mengelus lembut pipi Riri.
"Benarkah?"
"Iya sayang" jawabnya pasti seraya menangkup wajah Riri.
"Riri senang sekali punya teman"
Wanita itu menggenggam lembut tangan Riri "Riri akan selalu senang jika Riri pergi bersamaku" ajaknya secara halus.
"Kemana?"
"Ke alam yang dipenuhi dengan rasa kasih sayang dan kebahagiaan"
"Apakah disana Riri bisa punya banyak teman?"
Wanita itu mengelus puncak kepala Riri dengan lembut "Tentu sayang, disana kamu akan punya banyak sekali teman, kamu akan selalu diperlakukan baik dan tentunya kamu tidak akan merasakan sakit lagi seperti yang kamu alami saat ini"
Riri masih terdiam, mencoba mengartikan semua penjelasan wanita itu dalam pikirannya.
"Apakah Riri mau?"
"Riri mau, tapi apakah disana ada Mama sama Kak Anas?"
"Kalo mereka baik seperti kamu, mereka bakalan nyusul kamu"
Riri tak mengerti dengan jawaban wanita itu "Nyusul aku? Berarti kalo sekarang mereka belum ada?"
"Iya sayang, kalo udah waktunya mereka pasti akan datang menyusul kamu" ucapnya seraya menangkup wajah Riri penuh kasih.
Riri menggeleng dengan tangan bersidekap di dada"Hmm Riri ngga mau, Riri mau sama Mama dan Kak Anas aja"
"Kenapa?"
Sorot mata Riri mulai meneduh "Riri sayang sama mereka, jadi Riri pengen pergi ke alam itu bareng sama mereka"
"Tapi kan disana kamu akan terus merasa bahagia tanpa adanya rasa sakit yang kamu rasakan saat ini"
Mata Riri sudah mulai berkaca-kaca, ia sudah sangat ingin bertemu Mama dan Kak Anas.
"Riri ngga mau" tolak Riri halus.
"Ya kalo kamu tetep ngga mau ngga papa kok, akan ku pastikan nanti kamu dapat teman di duniamu"
"Yaudah kalo gitu, kamu kembali lagi ya kerumahmu, dan jika sudah waktunya aku akan kembali untuk menjemputmu"
"Heem iya" ucap Riri seraya mengangguk mengiyakan ucapan wanita itu.
Detik berikutnya tiba-tiba sosok wanita tadi pun hilang layaknya debu tertiup angin, dan ruangan serba putih itu pun lama-kelamaan berubah tergantikan oleh alam yang berbeda.
Saat Riri mencoba membuka matanya perlahan, indera penglihatannya menampilkan sebuah ruangan dengan dinding serba putih.
Riri menatap langit-langit kamar, dan berusaha mengumpulkan ingatannya.
"Ternyata tadi itu cuman mimpi ya" gumamnya pelan.
Setelah kesadarannya terkumpul kembali, Riri telah ingat semua kejadian yang terjadi di sekolah pagi tadi.
Dia hanya bisa menghela nafasnya panjang, dan berusaha untuk senantiasa bersabar. Meskipun goresan luka dihatinya masih tetap ada.
Riri mengedarkan pandangannya dan ia mendapati seseorang yang sangat ia sayangi setelah Mama.
Dia tertidur tepat di samping Riri, saat tertidur ia pasti tengah tersenyum dalam tidurnya dan itu yang menjadikan Kak Anas berbeda dengan yang lain.
Ya Anastasya Tiffani merupakan kakak kandung Riri sekaligus sahabat yang ada dalam suka maupun duka.
Riri terus memandangi wajah cantik nan manis itu, dan detik berikutnya Kak Anas pun terbangun dari tidurnya.
"Riri" panggil Kak Anas dengan suara khas bangun tidur.
"Riri kamu udah bangun?" tanyanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Riri kamu ngga papa kan? Ada yang sakit ngga?" tanyanya lagi sangat khawatir.
"Engga kak, Riri ngga papa" jawab Riri.
"Mama mana kak?"
"Mama lagi keluar dulu sebentar"
"Riri pengen ketemu Mama kak"
"Yaudah Kak Anas mau nyari dulu Mama, kamu tunggu dulu disini sebentar ya, awas jangan kemana-mana"
Riri hanya mengangguk mengiyakan ucapan Kak Anas. Lantas Kak Anas melangkah keluar untuk mencari keberadaan Karin.
Riri masih mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Ia menatap satu persatu barang yang ada di ruangan serba putih itu.
Ya ternyata ia berada di rumah sakit. Riri terheran mengapa ia berada di rumah sakit padahalkan kemarin Riri cuman ketiduran, setelah ia menangis cukup lama.
~~TBC~~
Gimana dengan ceritanya?
Jangan lupa Vote, Comment, dan Share ya ceritanya karena semua itu GRATIS.Ayo penuhi kolom komentarnya ya! Makasih:)
Sekian,
@W_Anjani13
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT SEMENTARA
Teen FictionIni bukanlah cerita sahabat sejati seperti pada umumnya , ini hanyalah cerita tentang sahabat yang bisa dikatakan hanya sahabat SEMENTARA bukan SELAMANYA . Apakah kata SEMENTARA bisa diubah menjadi SELAMANYA ? #Hanya untuk dibaca bukan untuk ditulis...