Aku tak tahu sudah sejauh mana kamu tinggalkan agamamu, kitab agamamu, dan bahkan Tuhanmu.
Satu hal yang aku tahu, Kamu lelah dan kamu hancur dihari kemarin. Tapi, bisa jadi semua itu hanyalah ujian dari Tuhanmu. Tuhanmu ingin melihat sejauh mana kamu mampu bertahan dengan ujian yang diberikan-Nya.
Dan.. Yah kamu hanya mampu bertahan beberapa waktu saja, buktinya pada saat hari kemarin kamu pergi berbalik arah, mulai hidup tanpa tujuan lagi.
Tak lelah kah kamu? Hidup tanpa prinsiv dan tujuan? Jujur aku miris melihatmu hidup seperti itu.
Hidup tanpa ada gunanya, kamu ikut kesana dan kesini, setelah itu balik lagi.
Hingga kamu lupa dengan kewajibanmu sendiri. Ujian apa yang telah Tuhan berikan hingga kamu ingin berbalik arah dan kembali ke masa jahiliyah?
Seberat itukah? Sesakit itukah? Sekecewa itukah? Hingga kamu rela meninggalkan Tuhanmu?
Kamu menganggap Tuhanmu membencimu? atau tak adil bagi kehidupanmu?
Satuhal yang perlu kamu ingat : Tuhan akan memberi ujian sesuai dengan kemampuan hambanya.
Dan mungkin disini kamulah yang salah, bukan Tuhan. Kamu belum mencoba bersabar dan kuat untuk beberapa waktu lagi, dan mungkin jika kamu bersabar dan kuat, sebentar lagi kamu akan diberi hadiah oleh Tuhanmu yang berupa pahala dan imanmu yang semakin kuat.
Tapi, Sayangnya kamu bukanlah kamu yang seperti dulu lagi, kini... Kamu hidup hanya memikirkan dunia, tak ada sedikitpun akhirat dalam hati dan pikiranmu.
Ada setitik rasa iba dalam diriku saat melihatmu saat ini.
Aku tahu, bahwa dalam hatimu hanyalah ada satu kata yaitu,"Kesenangan"
Dan aku gak akan pernah bisa ngerubah kamu, selain kamu punya niat tersendiri untuk berubah.
Maka dari itu, aku buat kata ini untuk mengajakmu berjalan kembali dijalan Tuhan.
Setidaknya lewat inilah aku bisa menasehati mu.
______
HALLO...
HAPPY ENJOY YA...GIMANA KESANNYA SETELAH MEMBACA INI?
BOLEH SHARE KOK^^
DISINIYA :
KAMU SEDANG MEMBACA
TUHAN AKU INGIN TAAT
Teen FictionLELAH. Satu kata yang mampu menggambarkan kondisi hati, serta ragamu saat ini. Ingin pergi, namun, pergi kemana? selain pergi dari keramaian menuju ruangan yang tak terlalu besar, lalu menangis, sendiri, hanya sendiri tak ada yang mampu menenangkan...