muncul masalah

80 6 0
                                        

Suara ketukan pintu yang beruntun membangunkan seorang lelaki jangkung yang baru menginjak Sekolah Menengah Pertama. Matanya begitu berat akibat semalam ia menghabiskan waktu untuk mengamati segerombol pesawat luar angkasa yang tengah melaju memulai misi luar angkasa mereka.

"Jeongyeon! Kita bisa telat!" kini terdengar suara pria yang baru saja mengalami pubertas.

Jeongyeon yang terkaget mendengar suara aneh pria itu kini buru-buru keluar kamar tanpa merapikan tubuhnya sedikitpun.

"Jeong..." ucap pria itu hendak berteriak lagi, tetapi pintu sudah terbuka dan menampakkan sosok Jeongyeon yang berantakan.

"Coba berkatalah sekali lagi," ucap Jeongyeon.

"Tidak," Jeongyeon malah tertawa terbahak-bahak mendengar teman kecilnya mengalami pubertas.

"Bahkan aku terdahului oleh pria kecil," ucap Jeongyeon masih tertawa.

"Jeongyeon, cepatlah. 15 menit lagi jam pelajaran akan dimulai," ucap seorang gadis.

"Baiklah," ucapnya dengan sisa tawanya.

"Apa suaraku seburuk itu?" tanya pria itu setelah Jeongyeon pergi.

"Tidak, aku rasa suaramu lebih baik daripada yang dulu."

Mereka berlarian menuju sekolah yang sebentar lagi akan memulai pelajaran. Begitu tergesa-gesa dan membuat penampilan rapi mereka menjadi kusut tak ada bedanya saat bangun tidur.

Semuanya terlambat, Jeongyeon dan Mina yang kebetulan satu kelas begitu beruntung saat ini, karena guru mereka belum hadir. Sementara Chaeyoung, ia bahkan saat ini sedang menjalani hukumannya dengan berdiri di luar kelas.

Setiap orang yang melewati Chaeyoung menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Bagaimanapun, Chaeyoung merupakan salah satu murid teladan di sekolah itu. Namun, itu sudah konsekuensi. Ia sedikit menyesal karena harus membangunkan Jeongyeon setiap pagi dan akhirnya ia benar-benar telat sekarang, tapi ia sudah berjanji pada bibinya sekaligus ibu Jeongyeon untuk menjaga si pemalas Jeongyeon yang sudah menjadi yatim piatu.

Waktu berlalu begitu saja. Istirahat telah tiba, mereka kini berkumpul di sebuah gazebo yang telah berhasil mereka kuasai setelah melalu usaha yang cukup keras.

"Tadi Pak Victor mengingatkan kelasku untuk memilih profesi yang akan kita lakukan di masa depan. Itu juga untuk mempermudah memilih sekolah lanjutan. Apa kau juga diingatkan?" tanya Jeongyeon.

"Tadi aku dihukum, tapi kemudian Somi memberikan sebuah selebaran padaku."

"Isinya?"

"Apalagi kalau bukan tentang U-cru."

"Benarkah? Aku bahkan tak mendapatkannya," ucap Jeongyeon lagi.

"Kau lupa? Brosur itu hanya untuk kelas unggulan Jeong," Mina kini buka suara, menyebabkan Jeongyeon menghela nafas kasar.

Sebagai sahabat, mereka tahu bahwa Jeongyeon sangat mendambakan dirinya menjadi seorang penjelajah di luar sana. Chaeyoung berusaha keras memikirkan jalan keluar yang terbaik untuk sahabatnya.

"Kenapa kau menginginkannya?" tanya Chaeyoung.

"Aku ingin tahu hal yang belum kita ketahui tentang dunia ini."

"Kau mungkin tak akan pernah kembali Jeong," Chaeyoung mengingatkan konsekuensi. Dan membuat mereka terdiam. Sampai sekarang Mina masih belum membuka suara. Ia terlalu sibuk untuk memperhatikan mereka.

"Aku tahu, tapi bukankah kita bisa berkirim pesan sekarang?"

"Semakin jauh jarak, semakin lama pesanmu tersampaikan. Kita bisa mengalami kemajuan teknologi. Tapi disana? Kita tak pernah tahu Jeong."

Hanya Masalah (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang