chapter 1

263 20 0
                                    

Sang mentari sudah menampakan sinar nya Menerobos masuk ke celah-celah ruang kecilSeseorang yang masih asik menyelami alam mimpi punkini merasa terusik oleh sinar mentari yang berhasil menerobos masuk ke dalam kamar nya Ia menggeliat kecil dan den...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang mentari sudah menampakan sinar nya
Menerobos masuk ke celah-celah ruang kecil
Seseorang yang masih asik menyelami alam mimpi pun
kini merasa terusik oleh sinar mentari yang berhasil menerobos masuk ke dalam kamar nya
Ia menggeliat kecil dan dengan perlahan membuka mata nya
Ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi guna berbegas pergi ke sekolah

Sang mentari sudah menampakan sinar nya Menerobos masuk ke celah-celah ruang kecilSeseorang yang masih asik menyelami alam mimpi punkini merasa terusik oleh sinar mentari yang berhasil menerobos masuk ke dalam kamar nya Ia menggeliat kecil dan den...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sinilah ia sekarang di ruang meja makan yang sederhana namun penuh kehangatan meskipun hanya berdua bersama sang ibu namun sudah membuat nya merasa memiliki segalanya
Sang ibu menyadari ke hadiran anak nya ia beranjak dari tempat duduk menghampiri sang anak

"Sayang , kenpa berdiam diri di tangga...? , ayo sini nak sarapan nanti kau telat ke sekolah" ucap sang ibu dengan lembut

Luhan langsung bergegas ke arah meja makan dan mendudukan diri nya tempat di samping sang ibu,sebelum itu ia udah mengambil sarapan nya yang ada tadi nya tepat berada di ujung sana kini sudah berpindah tempat jauh lebih dekat dengan ibu tercinta

"Seperti ini jauh lebih baik kan bu...??? hehe" ucap Luhan sambil sedikit terkikik

"Hmzt...kau benar rusa ke sayanagn nya ibu , lalu bagaimana hari-hari mu di sekolah pasti sangat melelahkan iya...???
Ibu tak habis pikir jadwal mu itu sungguh sibuk melebihi tugas para menteri di luar sana , apa kamu tak lelah sayang...???" ia berucap sambil mengusap lembut rambut sang anak

Luhan sejenak memejamkan mata nya menikmati kelembutan tangan sang ibu yang kini mengelus nya dengan penuh kasih sayang

"Kkkk...ibu ini ada-ada ajja , tugas para menteri itu jauh lebih memusingkan dari pada tugas Luhan bu . kalau Luhan jadi mereka bisa-bisa kepala Luhan botak kaya para profesor yang kebanyakan berfikir mecahin n nyiptain berbagai macam penemuan , ihtt Luhan gak bisa bayangin nya" ucap Luhan sambil menggelengkan badan nya seolah ia merinding akan sesuatu

"Hahahaha....astaga anak ibu kenapa kau lucu sekali sih" menyubit lembut pipi sang anak

"Istt....ibu sakit kau ini suka sekali menarik pipi ku nanti kalau pipi ku jadi melar gimana hayo , kan gak lucu kalau tiba-tiba pipi ku ini jadi kaya boxer gimana" sambil meniru gaya hewan peliharaan nya yang bernama boxer

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang