Ulang tahun Bunda

851 82 16
                                    

Aku telah selesai di make over, aku menghampiri Iqbal yang juga sudah rapih dan-
tampan ehee

Sasa: " Yuk"
Iqbal: "Bentar" ucapnya sambil berdiri dan menghadap sejajar dengan wajahku. Malah wajahnya benar - benar semakin mendekat seperti akan mencium keningku.

Sasa: "apaan sih lo !!! " teriakku
Dia menjauh seraya menutup kedua telinganya.
Iqbal: " Lo bisa ngga sih lembut sedikit? ngga malu sama gaun lo apa?"
Sasa: " terus lo ngapain barusan?"

Dia mencabut jepit dirambutku dengan sangat kasar, sehingga aku meringgis dibuatnya.
Sasa: " lo ngga bisa pelan - pelan?"
Iqbal: "tadinya bisa, tapi buat cewek kayak lo, gue mendadak lupa"
Sasa: " iiiih !!!"
Tadinya tanganku hampir melayang ke lengannya, tapi dia berhasil menahannya sembari memberiku sebuah kotak kecil yang telah dibungkus oleh kertas kado dengan pita menyelimutinya.

Sasa: " apa ini? "
Iqbal: " kado buat Bunda"
Sasa: " terus kenapadikasih ke gue?"
Iqbal: " ini kado dari lo buat Bunda. Masa calon mantunya ngga bawa apa - apa dihari ulang tahunnya"
Sasa: " gue bawa kok,di tas"
Iqbal:" bekas ibu lo? mau lo kasih ke camer?"
Sasa:" ya enggaklah, gue beli sendiri"

Dia terlihat menghela nafas
Sasa: " mau liat?"
Iqbal:" ngga usah, ya udah yuk"
aku mengangguk dan membalas genggamannya.

--------------------------------------

Tibalah disebuah hotel mewah yang dikelilingi karangan bunga. In benar- benar lebih megah dari pesta dansanya Cinderella.
Seperti biasa Iqbal turun lebih dulu untuk membukakan aku pintu.

Cekrek!
cekrek!
cekrek!

Aku sampai lupa pacarku ini, ralat: pacar kontrak, dia adalah artis papan catur. Tapi Iqbal dengan sigap menutup mataku dengan tangannya agar tidak kesilauan oleh flash kamera.

Hingga sampai didalampun aku masih ditutupinya
Sasa: " Bal, kayaknya udah ngga ada kamera yang ngintil deh. udah lepasin mata gue, nanti bulu matanya copot, emang lo bisa pasangin lagi?"
dia melepaskan tangannya.

"Iqbal" teriak seorang wanita yang datang langsung menggandeng lengan Iqbal. Dia  adalah ZIYA.

Ziya: " ayo masuk, Bunda udah nunggu dari tadi"
Mata Ziya kenapa ya? dia mengatakan itu tapi matanya mendelik padaku.
Ditengah pergumulanku, Iqbal malah mengagetkanku dengan menarik pinggangku dan berjalan melewati Ziya.

Sasa: "lo ngga gubris dia sama sekali?" bisikku
Iqbal: "lo yang ngga gubris, dia kan ngomong sama lo, matanya aja ke elo. Arrrgggghhhh kenapa masih elo gue sih? lo mau ada yang denger?"
Sasa: " itu lojuga masih pake lo gue lo gue" tuduhku
Iqbal: "ah udahlah, ayo latihan dulu aku-kamu-aku-kamu-aku-kamu. Ikutin dodol!"
Sasa: " oh... aku-kamu-aku-kamu-aku-kamu"

"Kalian ngapain?" tanya seseorang dibelakang kami

Iqbal langsung menyisir rambutku dengan jarinya. Tak lupa dengan senyuman manis pertanda drama akan segera dimulai.

Iqbal: " aku sayang kamu"
Cup ( satu kecupan mendarat dikeningku.

Iqbal: " Sasa deg degan mau ketemu bunda, Bu"

Ya, wanita yang mengagetkan kami sedang latihan tadi itu adalah Bu Nanda.

Nanda: " Oh ... ya udahcepet masuk Bal. Jangan sampai acara Ulang tahun Bunda kamu telat. seperti saat perform kemarin, gara - gara dia kan?" delikan matanya sungguh mirip dengan Ziya. Apa jangan - jangan mereka ibu dan anak kandung?

Setelah Bu Nanda masuk, kami menyusul berjalan kedalam yang ternyata sudah banyak tamu didalam sana.

Iqbal: " Bun... Happy birthday"
Bunda: " Makasih sayang" mereka berpelukan dan cipika cipiki
Bunda: " Hei.... ini Sasa ya?"
Iqbal: " iya Bun" telapak tangan Iqbal menarik pinggangku agar mendekat kepada Bunda ratu. 
Sasa: " Selamat ulang tahun Bunda"
Bunda: "iya sayang terimakasih"
Beliau membawaku kedalam pelukannya aku benar - benar susah berkata - kata walau hanya sekedar do'a yang terucap. Biarlah , do'anya didalam hati saja.

Setelah itu, acara dimulai dan kami menyayikan lagu selamat ulang tahun sebelum akhirnya meniup lilin.
Iqbal: " ikut yuk"
Aku kaget, dia membawaku naik keatas panggung.
Sasa: " mau apa?" bisikku
Iqbal: " kata ibu kamu bisa main piano"
Sasa: " hah??? enggak "
Iqbal: " please  !!! ayo duduk, kita mainkan bersama"

teng... teng teng teng teng teng teng ( nada lagu Bunda-Melly goeslow)

Iqbal: " ini kado dari kami berdua untuk Bunda" ucapnya sebelum memulai. Dia menyenggol kakiku dengan lututnya.
Sasa: " awww"
Iqbal: " Nyanyii!"
Aku ingin berdebat tapi semua orang menunggu penampilan kam. Ditambah bunda dengan wajah terharunya aku sangat tidak tega merusak moment ini.

🎶 Teng teng teng teng teng teng teng

Sasa:
" Kubuka album  biru
   Penuh debu dan usang
   Ku pandangi semua gambar diri
   Kecil bersih belum ternoda"

Iqbal:
" Fikirku pun melayang
   Dahulu penuh kasih
   Teringat semua cerita orang
   Tentang riwayatku

Sasa:
"Kata mereka diriku selalu dimanja

Iqbal:
" Kata mereka diriku selalu ditimang"

IqbalSasa:
" Oh Bunda ada dan tiada dirimu 'kan selalu ada didalam hatiku"

Semua bertepuk tangan , kulihat Bundajuga mengusap airmatanya dan memeluk kami berdua.

Nanda: " oke oke oke sekarang kita ucapkan selamat pada bunda dan lanjut makan - makan. Bunda ini kado dari kami, oh iya Ziya punya kado spesial lo buat Bunda"
Bunda: " oh ya? apa itu? "
Ziya: " hehe nggak spesial kok Bunda, dibuka aja, semoga bunda suka"
Ia memberikan sebuah kotak dan bunda membukanya.

Nanda: " waaaah Bal,Ziya kasih Bunda kalung berlian"
Bunda: " Ya ampun makasih ya Ziya"
Aku bertepuk tangan mengikuti yang lain, tapi tanganku segera digenggam Iqbal sepertinya dia tak suka aku bahagia melihat hadiah mewah dari Ziya.

Nanda: " Kalau Sasa, bawa haddiah apa? "
Sasa: " oh iya, bawa kok. Tapi ngga semahal Ziya sih Bunda"
Bunda: " Aduh sha, ngga usah repot2. Kan tadi udah kasih hadiah lagu, suara kamu bagus banget bikin bunda gak bisa move on tahu"
Sasa: " Haha,itukan hadiah berdua sama Iqbal. Yang ini hadiahku pribadi"
Iqbal: " Sa, yang ini aja."
Sasa: " aku kan bilang aku bawa sendiri hadiah untuk Bunda. Ini dia"
Bunda menerimanya dengan senang hati.
Bunda: " waaah apa ini Sa? "
Sasa: " buka aja"

Aku sangat antusias berharap Bunda suka

Nanda: " hah??? apa itu? donat? hahahaha disini juga udah banyak sekali kue kali Sa "
Bunda:" kenapa emang Nda, donat kan ngga ada, lagian kue itu untuk tamu. sedangkan donat ini, untuk saya. Makasih sa" Bunda memelukku.
Sasa: " Tapi Bun, donat itu aku bikin sendiri, maaf ya kalau ngga enak"
Bunda: " Waaaah,,, lebih spesial lagi itu"
Bunda langsung menyantap donat buatanku.

Bunda: " eummm ... enak sekali ini. Ayo musik nyalakan, aku mau abisin ini dulu."
Iqbal: " beneran enak Bun? "
Bunda: " iya , ini cobain kalau ngga percaya. Jangan banyak - banyak cobainnya , nanti Bunda ngga kebagian"

Aku tertawa, Iqbal menicipi donat itu sambil mengangguk - anggukan kepala dan mengangkat ibu jarinya. berarti donatku enak.

Iqbal: " keren kamu Sa, bisa kalahin berlian cuma dengan donat hahaha"
Sasa: " makasih" :))

Tentu saja dibalik kebahagiaan kami ada jiwa kesal yang meronta - ronta diseberang sana. Yaitu Ziya dan Bu Nanda

PACAR KONTRAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang