Maple - I

2.6K 247 9
                                    


"Aku merasa jauh lebih baik hari ini," seorang lelaki yang terbaring lemah di tempat tidur itu berkata pelan. Bibir pucatnya tersenyum.

"Musim semi sudah tiba, Jin hyung," lelaki lain di dalam kamar itu menyahut. Dia menatap keluar jendela. Menatap penuh makna pada pohon maple besar di luar sana. Pohon itu sudah menghijau, menandakan musim semi memang sudah datang sejak kemarin.

Jin menoleh, menatap ke jendela juga. Dedaunan pohon maple besar itu terayun pelan terkena hembusan angin. Senyuman lebih lebar kini terukir di wajah tampannya.

"Dia akan kembali datang kan? Dan pergi bersamaan dengan musim yang berganti. Lalu kau akan kembali sakit sendirian. Aku membencinya," kata Jungkook.

Jin menatap Jungkook sambil tertawa kecil, "Dia hanya benar-benar pergi di musim gugur, Jungkook-ah. Aku akan baik-baik saja menjelang itu. Aku pikir kau sudah terbiasa. Aku sudah seperti ini seumur hidupku," katanya.

Jungkook menghela nafas. "Setidaknya aku masih bisa melihatmu sehat selama musim semi kali ini. Tidurlah lagi, hyung. Masih terlalu pagi. Yang lain akan tiba sore nanti, mereka akan menginap sepanjang musim kali ini."

"Benarkah? Mereka hanya menginap saat musim gugur biasanya," tanya Jin.

"Mereka ingin menghabiskan waktu lebih banyak denganmu saat kau sehat, bukan hanya saat kau tidur panjang," jawab Jungkook.

Jin tertawa pelan. Sarkasme adik satu-satunya itu semakin menjadi saja. "Aku tidak akan tidur sepanjang musim ini jika begitu. Ah, musim panas pun juga. Kau tahu dia juga akan di sini selama musim panas, kan?"

"Dia di sini pun tidak ada gunanya. Membuatmu tidak bisa keluar rumah karena dia tidak suka cahaya matahari," kata Jungkook.

"Oh, kau semakin mengenalnya dengan baik," kata Jin sambil tertawa pelan. "Kau dulu sangat menyukainya, Jungkook. Dia menyukaimu karena kau lucu sekali dulu. Beberapa tahun ini dia selalu bilang, lebih baik kau tak usah tumbuh besar saja."

Jungkook diam. "Dia dulu tak menyakitimu sebegininya," gumamnya.

Jin tersenyum. "Jungkook-ah, bukan dia yang menyakitiku. Hanya saja musim berganti terlalu cepat, kami semakin menua."

"Demi apa pun, umurmu baru 25 tahun hyung. Kau berkata seolah-olah umurmu sudah ratusan tahun," gerutu Jungkook. Lalu kemudian dia terdiam. Ditatapnya Jin dalam-dalam.

"Jungkook-ah, kau benar tentang umurku, tapi tidak dengannya..."

**

Jin terbangun saat mendengar keriuhan dari luar kamarnya. Meski sudah merasa membaik, tapi tubuhnya belum sepenuhnya mampu untuk beranjak dari tempat tidur. Jin berusaha duduk perlahan. Dia tersenyum menatap pohon maple besar yang tampak dari jendela kamarnya, dedaunannya berayun pelan tertiup angin.

"Aku merindukanmu," bisiknya. Dan lalu pohon maple itu bergemerisik kencang, seperti merespon perkataan Jin barusan.

"Jin hyung!" tiba-tiba seruan itu terdengar bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka lebar.

Jin menoleh. Hoseok, Jimin dan Taehyung berhamburan menghampirinya bersamaan.

"Sudah lama aku tidak melihatmu bangun! Aku merindukanmu!" seru Taehyung. Dia memeluk Jin erat namun hati-hati, mengerti bahwa tubuh teman sejak kecilnya itu belum pulih benar.

Jin tertawa. "Kau semakin tampan saja," pujinya. "Kapan kau terakhir kemari? Sudah betah di Seoul tidak pernah pulang ke desa lagi, hm?"

"Aku pulang musim dingin kemarin. Kau yang tidak bangun sama sekali saat aku datang, hyung," jawabnya pelan.

Maple, Season, And One Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang