PART 2 END

3.2K 178 23
                                    

Hujan hari itu tidak berarti apapun, seperti apa yang terjadi hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan hari itu tidak berarti apapun, seperti apa yang terjadi hari ini. Setiap lukisan yang terukir, setiap goresan yang terjadi, dan setiap cat yang terbuang, semua itu terasa tidak memiliki arti. Tentang musik yang selalu diandalkan juga tidak bisa menghibur diri.

Nevada bukan kota yang buruk, walau kota ini jarang dikenal orang, tapi sesungguhnya disini terasa nyaman. Ada lebih dari sekadar lukisan dan suara, dan hal itu mengajarkan banyak hal. Setidaknya bukan tentang rasa sakit yang pernah diderita. Bukan masalah besar memang yang terjadi, hanya tentang satu kata yang dalam. Jika saja ada pemilihan kata yang lain hari itu, mungkin rasa yang dihadirkan di hati tidak akan sedalam ini.

Musim panas terasa penuh maksiat, ada banyak perubahan yang terjadi. Wanita ini tidak mengerti apa perubahan yang ada di dalam dirinya, yang pasti perubahan jelas ada di dalam dadanya. Seoul adalah kota yang indah, itu mungkin akan diakui oleh Nam Gil dan Lily. Tapi tentunya tidak dengan wanita satu ini.

Suara angin masuk ke dalam telinga, semilir yang menenagkan mulai merangsang tangan untuk menuliskan sesuatu. Ia tidak menangis parah, tidak juga seperti remaja yang baru putus cinta. Dirinya hanya ingin memendam semuanya, dan mencoba untuk terlihat baik-baik saja.

Bukankah seperti itu sikap orang dewasa, bahwa segala masalah tidak harus diselesaikan dengan sifat cengeng. Ia mungkin wanita terkonyol yang pernah ada di bumi, tapi se konyol atau sebodoh apapun seorang wanita, mereka tidak pantas untuk dihina seperti itu.

Mungkin di masa depan ia tidak harus memperlakukan seorang pria seperti itu. Tidak peduli sebesar apa rasa suka yang menerkam diri, ia harus dapat mengontrol diri. Tapi apakah ia akan jatuh cinta lagi selain dengan pria itu? Rasanya wanita ini masih tidak memercayai hal itu.

"Kau harusnya makan dulu."

Bukan waktu yang sulit untuk melewati apa yang telah terjadi, tapi beberapa hari ini adalah hal yang berat. So Eun ia telah banyak kehilangan warna untuk lukisannya, satu kata dari pria sialan itu telah banyak membuat perubahan.

Mia meletakkan nampan berisi makanan di meja yang tersedia, ia membungkukkan sejenak tubuhnya untuk melihat lukisan apa yang dibuat oleh adik iparnya. Ternyata ada lukisan wajah seseorang yang tidak dikenal.

"Kau menggambar kekasihmu?"

"Apa?! Mana mungkin!"

"Lalu lukisanmu itu adalah seorang model? Atau aktor? Kau ingin beralasan apa kali ini, hm?"

So Eun baru sadar, jika ternyata bukan hanya hatinya yang bermasalah, tapi juga tangannya. Ini menjadi kali ketiga ia tanpa sengaja menggambar wajah pria itu. Ia hanya bertemu dengan Kim Bum tiga kali, dan sama sekali tidak menyimpan gambar diri di ponsel, bagaimana mungkin otaknya dapat dengan detail mengingatnya.

Mia mengendiikan bahu sambil menarik kursi yang tidak terpakai. Hari yang cerah ini untuk sekian kalinya Mia menemukan So Eun berada di atap rumah untuk melakukan rutinitas. Biasanya wanita itu akan melukis di luar, tapi semenjak So Eun kembali dari Seoul satu bulan yang lalu, lukisan yang tercipta lebih banyak dibuat di rumah.

THE SKETCHER √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang