Prolog

129 6 0
                                    

Bab 1

Bagaimana jika dunia tidak memiliki kematian?
Bagimana jika seseorang masih bisa bertahan hidup meski hanya tersisa kepalanya saja?

Dewa kematian telah menghilang bersama pasangannya yang mati dibunuh. Hanya karena kebencian tak masuk akal dari pihak lain yang tidak memikirkan tentang masa depan tanpa adanya kematian.

Bahkan perang menjadi tambah mengerikan saat tidak ada yang mati walaupun tubuh sudah tak utuh atau hanya tinggal kepalanya saja. Tak dapat dibayangkan makhluk yang sudah sekarat, masih hidup dan tak bisa mati walaupun tangan, kepala, dan anggota lainnya tidak lagi menyatu. Hal tersebutlah yang sedang terjadi sekarang.

Semua bermula ketika Dewa Thanatos (God of death) yang menikahi Dewi Macaria (Goddess bless death) di pulau Delos, tempat dimana Dewa Apollo dan Dewi Artemis dilahirkan oleh ibunda mereka yang adalah Titan, ia bernama Leto. Tempat yang hampir tak disentuh oleh hangatnya matahari namun karena Thanatos adalah dewa kematian dan selalu berada dalam kegelapan maka ia tidak butuh cahaya begitu juga dengan sang istri--Macaria.

Dewa Thanatos adalah dewa kematian damai, dimana tidak ada satupun yang bisa mengelak dari kematian yang sudah ia tentukan. Ia akan datang kemudian menyentuh bahumu ataupun anggota tubuh lain untuk mengambil nyawa tanpa rasa sakit kemudian menyerahkannya pada Dewa dunia bawah.

Ia mengambil nyawa tanpa pandang bulu. Baik dewa, manusia ataupun hewan. Sehingga menimbulkan kebencian dari para dewa dan dewi bahkan yang di Olimpians sekaligus, dan yang paling membencinya adalah dewi Hera. Ia sangat membenci Thanatos karena mengambil nyawa tanpa kenal status dan dewi Hera juga membenci istrinya karena Macaria lebih cantik darinya.

Hingga pada akhirnya dewi Hera memutuskan untuk melenyapkan mereka. Ia takut suatu saat Thanatos datang dan mengambil nyawanya serta ia tak rela ada yang menyaingi kecantikannya.

"Jormungand, pergilah dan lenyapkan sepasang suami istri yang berada dipulau Dalos." Titahnya dengan mengirim seekor ular besar (Jormungand) untuk menghabisi nyawa Macaria setelah Thanatos pergi meninggalkan pulau Dalos untuk menjalani tugasnya.

Matahari belum juga menyapa ketika waktu sudah hampir menjelang siang. Kicauan burung tidak terdengar namun suara air begitu jelas saat menghantam batu-batu karang di pinggiran pulau, entah mengapa ombak hari ini sangat kuat.

Hutan rimbanya taklah setenang hari-hari sebelumnya, disana terdengar langkah kaki kecil yang terburu-buru berlari melewati hutan seraya membawa bayi digendongannya, mencoba untuk melarikan diri dari Jormungand--seekor ular raksasa yang telah dikirim oleh dewi Hera.

Yang ternyata Jormungand telah berhasil membunuh Macaria seperti perintah dewi Hera. Namun tanpa mereka ketahui bahwa Macaria dan Thanatos sudah memiliki buah hati yaitu bayi perempuan yang berhasil lolos saat seekor Goblin datang menyelamatkannya, ia adalah utusan Dewa Thanatos.

Sang Ayah yang sedang berada di Olympus untuk memenuhi panggilan dewa Zeus, tiba-tiba mendapat kabar dari Cerberus (anjing berkepala tiga) hewan peliharaan dewa dunia bawah, kalau keluarganya dalam bahaya sehingga Thanatos pun mengutus seekor Goblin untuk membawa lari istri dan putrinya sejauh mungkin agar bisa selamat.

Sementara ia harus menyelesaikan panggilan dewa Zeus terdahulu. Namun nasib malang karena hanya putrinya yang selamat sedangkan sang istri sudah mati dengan mengenaskan.

Ular tersebut masih didalam rumah, mengelilingi setiap ruangan yang ada dan tanpa sengaja ia melihat sebuah kain sutra putih kecil yang agak panjang tergeletak diatas tempat tidur dan biasanya itu dipakai sebagai baju anak bayi perempuan. Ia lantas bergegas mencari keberadaan putri kecil Macaria disetiap sudut ruangan namun hasilnya nihil, hanya ada tanda kalau mereka memiliki anak.

Queen Of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang