To meet you

90 5 1
                                    

(•ω•) 6 tahun kemudian.

Daerah sekitar rumah sederhana yang dulunya di kelilingi oleh hutan kini setelah 6 tahun telah berubah menjadi desa kecil nan damai yang jauh dari kediaman kekerajaan. Rumah kayu tersebut tak pernah berubah, ia masih seperti dulu. Kecil dan nyaman.
Diterasnya terlihat seorang anak kecil perempuan sedang mengendap-endap sambil membawa busur dan pedang diantara keramaian dirumahnya untuk pergi kehutan sebelah timur dekat kerajaan, ia ingin berburu monster yang nanti akan di jualnya agar bisa mendapatkan uang. Namun tiba-tiba kerah bajunya ditarik sehingga tubuh kecilnya tertahan, anak kecil itu ingin marah tetapi tidak jadi saat melihat seseorang yang telah menghentikannya.

"Mau kemana Avyanna putriku yang manis pagi-pagi buta begini?" Tanya seseorang yang ternyata adalah ayahnya anak kecil itu--Avyanna.

"Avy hanya mau mencali angin segal kok yah, udala pagi sehat buat tubuh yah." Elaknya dengan cedal 'R'-nya sambil berusaha menyembunyikan alat tempur berupa busur dan pisau dibelakang punggung, tetapi sang ayah tidaklah semudah itu untuk dihadapi karena nyatanya ia sudah tau putri kecilnya hendak mau kemana dan melakukan apa.

Ayahnya Avyanna merunduk menyamai tinggi putrinya yang terlihat sedikit takut, namun ia tetap beranikan diri menatap mata ayahnya, seolah-olah memberikan tatapan kebenaran, padahal disana hanya ada kebohongan. Karena tidak ingin putrinya bersedih dan kecewa jika ia menangkap basah putrinya, maka dirinya berpura-pura tidak tahu.

"Kamu kayaknya benar-benar butuh angin, jadi kembalilah sebelum matahari terbenam, mengerti?" Ujar ayahnya yang di anggukin Avy. Kini anak perempuan itu sudah bisa bernafas lega selega-leganya. Setelah mengatakan hal tersebut, ayahnya segera bergegas pergi bekerja yaitu mengumpulkan kayu dihutan sebelah barat dan meninggalkan putrinya untuk berburu.

Sedangkan burung ghaib yang ternyata diam-diam sudah menguntit anak kecil itupun kembali mengikuti kemana ia pergi, tidak ada niat jahat yang ada hanya rasa penasaran. Anak kecil tersebut memasuki hutan dengan mengendap-endap lagi agar para penjaga hutan dari kerajaan--prajurit tidak mengetahui kehadirannya. Akan jadi mimpi buruk jika Avy harus berurusan dengan para penjaga.

Avy mengucap puji syukur karena tubuh mungil dan kelincahannya dengan mudah berhasil melewati para prajurit, segera ia bergegas memburu para monster. Sungguh, pedangnya terasa sangat ringan untuk melakukan pembunuhan terhadap makhluk jelek didalam hutan sana.

Avy pun berkeliling menelusuri hutan hingga sesuatu yang ditunggu-tunggunya telah tiba karena seekor Centaurus, makhluk dengan kepala, lengan dan torso berupa manusia. Namun ia memiliki kaki-kaki dan tubuh seekor kuda yang datang ingin menyerang Avy dengan memanahnya, tetapi tidak satupun panahan mengenai anak kecil yang lincah tersebut.

Hingga akhirnya anak panah Centaurus itupun habis dan membuat Avy tersenyum licik karena ia sengaja dari tadi berlari menghindari tanpa melakukan serangan balasan, agar membuka celah ketika Centaurus kehabisan anak panah.

Sekarang gilirannya untuk memanah Centaurus dari depan. Tepat dihadapan Manusia setengah kuda tersebut.

Centaurus yang panik langsung berlari menghindari kuncian target anak kecil itu namun hal tersebut adalah sia-sia karena jika Avy sudah mengunci targetnya, mau sejauh apapun dia lari maka panahnya akan tetep melukai si target.

Avy menarik panahnya

Membidik mangsa yang berlari ketakutan

Nafasnya sangat teratur tak tergoyahkan kepanikan

"PUSHHHH."

Panahnya meluncur tanpa hambatan

Tetapi ketika ujung panahnya hampir menyentuh Centaurus, seseorang menghalau panahnya dengan panah lainnya . Membuat target berhasil meloloskan diri, melihat itu Avy langsung mencari orang yang menghentikan panahnya. Mata biru laut tersebut menelusri hutan sekitar dan mendapati semak-semak yang bergoyang karena ada seseorang dibalik sana.

Queen Of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang