☕️ d a y 12

108 7 2
                                    



"Hai kak Nonoooo, kali ini spesial ya! Dimakan lagi bekalnya:) aku seneng banget tau. Susunya juga diminum, biar kakak makin kuat menghadapi masa depan bersama diriku, eak."

N, day 12.


Jeno membacanya dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Tidak ada yang mengetahui bahwa Jeno sudah mulai bisa menyukai semua ini.

"Ada ada aja.." Jeno bergumam senang.

"Ini apa ya?" Jeno membuka bekal tersebut dan menyiumi aroma makanan yang ternyata masih terasa hangat.

"Sapi lada hitam, i'm coming..." Jeno menutup kembali, lalu masuk ke dalam kelasnya yang sedang rusuh saat ini. Karena pagi ini, semua guru mengadakan rapat mendadak di aula sekolah.

"Wadidaw! Makin seneng aja nih!" sindir Chenle ketika melewati Renjun yang tengah lahap dengan makanannya.

"Hehe, iya. Sumpah enak banget.." Chenle terkekeh mendengarnya.

"Rasa dong!" kata Haechan.

"Dikit aja tapi?" Haechan menggeleng.

"Gak, gue bercanda doang. Lagian, kayaknya lo lahap banget makannya, ciri-ciri gak mau bagi sama orang lain," Jeno tertawa.

"Namanya kualat," Jaemin nimbrung. Jeno memukul pelan bahu Jaemin yang sedang cengengesan.

"Udah tau siapa orangnya?" tanya Haechan.

"Belum, dia cuman kasih clue kalau dia tuh cewek, terus sekolah disini. Udah itu aja," Haechan dan lainnya tertawa.

"Saking begonya, Jeno di kasihin clue yang kayak gitu dia senang-senang aja anjir," Jisung baru berbicara.

"Ya gue harus apa.." kata Jeno.

"Serah deh, makan aja sampe perut kotak kotak lo ilang," canda Renjun.

"Eh! Jangan! Jarang jarang gue makan kayak gini. Spesial ini.." Renjun tersenyum.

"Yaudah, lanjutin aja," ujar Jaemin.

"Siap," Jeno melanjutkan makannya yang sempat tertunda.


Sticky Notes•


"Totalnya 56.00 ya.." Nila mengambil dompetnya lalu membayarnya ke pelayan kasir.

"Terima kasih, datang lagi ya!" Nila sudah biasa mendapati kata kata seperti itu. Mungkin karena terlalu sering datang, jadinya pelayannya hafal dengan wajahnya.

Brukk

"Eh, maaf gue gak sengaja," kata seseorang yang tidak sengaja menabrak Nila.

Nila tersenyum manis, "Gak apa apa, maafin aku juga," ujar Nila lalu pergi begitu saja. Setelah itu, orang tersebut juga pergi menyeberangi jalan dengan tergesa gesa.

Namun, tidak lama dari itu, Nila bisa melihat dengan sangat jelas bahwa ada mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi mengarah kepada pria yang tadi ia bertemu.



















"AWAS!"















BRAKKKK!













"Akhh... s-sakit.."

𝚂𝚝𝚒𝚌𝚔𝚢 𝙽𝚘𝚝𝚎𝚜 ° 𝙻𝚎𝚎 𝙹𝚎𝚗𝚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang