O6

941 124 83
                                    

Hyunjin itu adalah definisi dari cowok idaman, hampir semua orang setuju. Kalau kata Haechan, Hyunjin itu gentlemen, anjay. Bener-bener deh, terlepas dari fisiknya Hyunjin yang luar biasa, sifat Hyujin itu juga wow banget. Hyunjin memang nggak begitu pintar di bidang akademis, tapi skill main basketnya itu jago parah. Selain itu, biarpun ada banyak cewek yang berbaris buat deketin Hyunjin, Hyunjin nggak goyah sama sekali. Karena dari awalpun dia udah menetapkan tujuannya, fokus basket. Harus bisa jadi kapten basket.

TAPI... semua itu berubah saat Ryujin Ardella datang menyerang. Ryujin tuh nggak secantik itu kalau menurut Hyunjin. Masih lebih cantik juga Hyunjin (cewek) anak IPS yang pernah deketin Hyunjin, tapi ada sesuatu yang beda dari Ryujin. Rasanya Hyunjin nggak bisa begitu aja ngacuhin Ryujin kaya apa yang dia lakuin ke cewek lain.

Seperti yang kalian tebak, Ryujin duluan yang naksir. Kalau orang bilang, she fell first, but he fell harder. Hyunjin bulol banget, banget, banget. Untungnya, Ryujin nggak pernah memanfaatkan kebulolan Hyunjin itu, Ryujin sangat mendukung Hyunjin dalam kegiatan basketnya, bahkan kadang date mereka harus batal karena Hyunjin harus latihan basket dan Ryujin nggak pernah marah karena itu.

Masalahnya cuma satu, Hyunjin itu nggak pernah pacaran sebelumnya. Dengan muka kaya gitu?? Nggak pernah pacaran?! Iya, teman-teman, Ryujin itu pacar pertamanya Hyunjin. Banyak yang nggak Hyunjin ngerti tentang pacar berpacaran, biarpun Ryujin orangnya blak-blakan banget, Hyunjin nggak mau nanya langsung ke Ryujin. Pokoknya dia harus berusaha!!

Salah satu bentuk usaha Hyunjin adalah berguru ke Jaemin. Agak nggak yakin sebenarnya, tapi nggak ada salahnya dicoba dulu.

"Jadi, sebenernya permasalahan lu sama Ryujin apa?" tanya Jaemin sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap Hyunjin.

Hyunjin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Nggak ada apa-apa sih, cuma gua khawatir aja. Gua orangnya kaya begini sih."

Jaemin tertawa, "Kaya gini kaya gimana? Emang lu orangnya gimana?"

"Ya gini, nggak bisa pacaran, sibuk, gua jarang banget ngabisin waktu berdua sama Ryujin kecuali di sekolah. Gua takut kalau Ryujin nganggep gua nggak serius sama dia. Ya emang enggak sih, maksudnya gua nggak kepikiran juga buat nikahin dia nanti, tapi untuk sekarag, I love her and I'm grateful to have her. I want her to know that."

Jaemin mengangguk-angguk, "Ryujin nggak pernah nuntut apa-apa gitu? Emang dia nggak pernah protes?"

"Ya enggak, makanya.." Hyunjin menghela nafasnya. "Dah lah, nggak guna gua nanya sama lu," Hyunjin bangkit dari duduknya, bersiap-siap meninggalkan kamar Jaemin.

"Dih, duduk dulu lah sini," Jaemin menarik lengan Hyunjin hingga ia duduk kembali. "Saran gua, lu coba kasih surprise apa gitu ke Ryujin. Ya nggak perlu yang ribet-ribet, lu dateng ke rumah dia bawa makanan atau kado kecil apa juga gua yakin dia bakal seneng. Buat apa yang mau lu sampein, bilang langsung aja ke Ryujin pakai kata-kata. Soalnya kalau kata gua Ryujin agak bloon."

Hyunjin tertawa kecil lalu mengangguk-anggukan kepalanya, not bad, pikirnya.

"Mau ikut gua sekalian nggak? Kebetulan gua mau jalan sama Heejin nih, ke mall. Lu ikut aja, nanti sampe sana kita misah."

Hyunjin tersenyum lalu mengacungkan jempolnya, "Oke, boleh," ucapnya. "Kalau gitu gua ganti baju dulu."

"OK!!"

-

Hari ini Ryujin sedang bermalas-malasan. Nggak hari ini doang sih, setiap hari sebenarnya. Ryujin bosan. Rasanya nggak ada yang bisa ia lakukan, padahal tugas sekolah Ryujin sudah menggunung. Alhasil, Ryujin hanya bolak-balik memeriksa line dan tiktok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ya gitu deh | 00-02LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang