2

22 3 2
                                    

Degg

Kok aku gugup sih akhirnya aku maju mendekat ke dua orang laki-laki yang sedang menunggu di lapang basket itu. Aku gugup,gimana ya..gak tau kenapa pokoknya. Sudah,sepatu ini sudah menginjakkan dirinya ke lapang merah.lucu,aku malah berhenti di bawah ring basket,kenapa tidak terpikir untuk menyapa

"Aku disini saja emm panas"anehnya bicara ku mendadak gagu dan berubah menjadi seseorang yang memperhatikan kata yang akan di ucapkan
"Alay nya adik ku"Abang tertawa,dengan usilnya ia merebut bola yang dari tadi laki-laki itu pegang.tak sangka hal seperti itu membuat laki-laki yang wajah nya yang teduh, berubah menjadi kobaran api, jelas sekali alis nya mengkerut dan wajahnya memerah,ia kesal!.

"Cihh"ya,kata itu yang terucap darinya. Sangat menggemaskan, gak tau..pokoknya lucu,dia kayak bayi yang marah karena popok nya kebalik. Laki-laki itu duduk di bawah ring basket,dan berada tepat di samping kaki ku juga. Jangan tanya perasaanku saat ini, karena keadaan sedang genting.

"Bang bintang pulang yu!!"saking tak kuat nya membiarkan jantung ini berdetak lebih dari biasanya,aku langsung berteriak untuk menghentikan ke gugupan ini,aku takut detak jantung ku terdengar oleh nya,aku tak kuat berjarak sedekat ini dengan nya
"Ok"Abang menghentikan dribble nya,lalu ia lempar bola basket yang di pegang kedua tangannya tepat ke hadapan muka laki-laki itu,padahal ku pikir dia dari tadi lagi ngelamun, tapi kok bisa menangkap bola dengan sekeren itu.
"Bro duluan ya"ucap Abang,sambil memperjauh langkah dari lapang basket.
Ia hanya mengangguk, tidak menoleh,tidak menatap,apalagi membalas ucapan selamat tinggal yang tadi di ucapkan untuknya.
Dia bisu apa? Kok dingin banget sih. Jelmaan Edward Cullen mungkin ya, gerutu ku.

****
"Assalamu'alaikum"pertama pintu di buka setelah mengucap salam,aku bisa mencium aroma khas dari sayur rawon yang di buat oleh
"Mah!waw rawon!mantap!"ku pastikan air liur ku tidak menetes saat ini
"Ganti baju dulu,terus ayo makan bareng-bareng"ucap mamah sambil mengaduk rawon yang sedang mendidih
"Siapp"

Setelah semuanya siap,mamah,bang bintang dan aku makan sama-sama.dengan sayur rawon favorit keluarga kami,dan bincang-bincang hangat,memang tempat pulang yang paling teduh.

Mengisi perut telah selesai,tujuan ku yang terakhir adalah kamar. aku masuk,dan duduk di kursi kayu,merebahkan kepala, melepas semua penat yang tak ada habisnya semesta kirim. Sambil menatap jendela,melihat langit yang begitu sepi tanpa kehadiran bintang, dan merasakan hembusan angin yang terlihat sangat tidak bersemangat hari ini.

pikiran ku terbesit oleh sosok yang tiba-tiba muncul,membuat ku semakin penasaran, ku kerahkan langkahku menuju pintu di sebelah pintu dunia ku ini.

Tok tok
"Bang bintang.."ku lihat Abang yang sedang duduk di bangku belajar dengan tumpukan buku-buku di sekitar nya.
"Hm apa"
"yang tadi main basket itu temen abang?"aku berbaring di kasurnya dan langsung to the point
"Ya. Namanya Ilham"jawab Abang sambil terus memutar-mutar pulpen di jarinya
"Ada wa nya gak?"
"Ada, nanti Abang kirim"
"Ok" aku bangun dan pergi dengan senyum tipis,saat di ambang pintu aku terhenti ketika Abang menanyakan sesuatu hal yang memang sejak tadi membuat jiwa ini resah
"Kamu suka Ilham?"

Bibir ini melukis bulan sabit seketika

"iya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetes TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang