🍒🍒🍒
Malam tiba, langit mendung mendominasi dan udara pun mulai terasa dingin. Rose pulang dari CandleLight menggunakan taksi online, hal itu dikarenakan mobilnya harus masuk bengkel.
Rose memasuki apartemennya dengan langkah gontai, ia langsung masuk kamar dan bergegas mandi. Selesai dengan agenda bersih-bersih, Rose kini melangkahkan kaki jenjangnya ke dapur dan berniat membuat sesuatu untuk makan malam.
Setibanya di dapur, Rose menghela nafasnya lagi, tak terhitung sudah berapa kali ia menghembuskan nafas gusar, pasalnya ia tengah galau karna sudah dua hari Arkan tidak menghubunginya.
Rose malas keluar rumah untuk membeli keperluan isi kulkasnya yang saat ini sudah kosong, dengan piyama biru dan handuk yang tergulung di rambutnya, ia memilih memasak mie instan dan mencampurnya dengan sebutir telur.
Saat makan malamnya sudah tersaji di meja, Rose terkejut mendapati Arkan yang tiba-tiba berdiri diambang dapur.
"Ngapain?" tanya Rose sambil berusaha menngatur debar jantungnya.
Arkan menatap Rose lekat masih diposisinya, ia melepas kancing lengannya lalu menggulung hingga siku, "gue lapar," katanya dengan ekspresi datar.
Rose memperhatikan Arkan yang duduk di meja makan sambil memakan mie yang sudah ia masak, tanpa banyak kata, Rose mendekat lalu mendudukkan tubuhnya di samping Arkan.
Arkan masih makan dalam diam, ia seakan menahan sesuatu dimatanya. Rose yang menyadari pelupuk mata Arkan berair langsung memeluknya dari samping.
"It's okay, bukan salah lo, lo udah usaha, jangan nyalahin diri lo sendiri."
Arkan meletakkan sendoknya lalu membalas memeluk Rose bahkan lebih erat, ia mulai menumpahkan keresahan dan kesedihannya tanpa harus malu dihadapan gadis berambut panjang tersebut.
Arkan menangis agar rasa sakit didadanya dapat berkurang sementara Rose hanya membalas pelukan Arkan sambil mengusap pelan pundaknya.
Rose dan Arkan pindah ke ruang tengah, mereka berbincang ringan setelah Arkan sedikit lebih tenang. Terlalu lelah bersedih, Arkan tertidur di sofa ruang tengah apartemen Rose. Tak mau prianya kedinginan, Rose lantas menyelimutinya dan memberi bantal agar Arkan bisa beristirahat dengan nyaman.
Selesai dengan keluh kesah Arkan dan kesedihannya, kini Rose mencoba menghubungi Saffa. Ia menekan tombol panggil dan tak lama sambungan telpon diterima oleh sahabatnya tersebut.
"Halo Ce, ada apa?" tanya Saffa saat ia menerima panggilan Rose.
Rose menghela nafasnya pelan sebelum berucap, "Arkan di Apart gue."
Kini kekehan pelan terdengar dari seberang telpon, Saffa menghembuskan nafasnya pelan, "kali ini apa lagi?"
Rose menatap Arkan yang terlihat nyenyak dalam tidurnya kemudian berjalan menjauh, "Pasien yang ditanganinya meninggal diruang operasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria ✔
RomanceNyatanya, bertahan diatas hubungan sebatas teman bukanlah hal yang mudah, karena kebanyakan orang percaya tidak ada pertemanan murni antara pria dan wanita tanpa melibatkan rasa suka. Rose dan perasaannya, harus bertahan sampai kapan demi Arkan yan...