PART. 4

4.5K 140 5
                                    

Happy Reading...

Jika menemukan TYPO tolong di komen ya. Biar author tahu di mana letak ke tidak nyamanannya. Sekian terima gaji. Wkwkw

******

Pekerjaan Dea selesai saat jam menunjukkan pukul 10 malam. Seperti inilah rutinitas Dea selama ia tinggal di ibu kota. Satu bulan yang lalu ia mendapat kan pekerjaan ini.

Akhirnya tinggal menutup pintu cafe saja, dan Dea bisa pulang dan tidur nyenyak di kamar kos nya. 

Dengan langkah cepat Dea berjalan menuju Kosannya. Tinggal satu belokan saja maka di akan sampai di komplek kosan. Kosannya tidak mewah hanya saja Kos tersebut rapi dan juga perbulannya lumayan murah. Bagi anak perantauan seperti Dea Ini.

Saat akan hendak memasuki gang, tiba-tiba dari arah belakang seorang pria menarik tangannya dan hal itu membuat Dea terkejut bukan main.

"Akkhhh!! Lepas ..." Teriak Dea sambil menutup matanya karena takut. Namun orang tersebut tetap menarik Dea hingga sampai ke dalam mobil.

"Hey, sayang." Suara yang begitu Familiar di telinga Dea, membuat gadis tersebut dengan perlahan membuka matanya.

"A ....Apa? Dimas?!" Teriak Dea tidak percaya. Bagaimana mungkin cowok gila ini bisa menemukan nya. Apa mungkin sedari tadi ia diikuti.

"Hey! Baby kenapa melamun?" Tanya Dimas sambil menepuk pipi milik Dea dengan lembut.

Dengan kasar Dea menghepaskan tangan Dimas dari wajahnya. Perbuatan yang dilakukan oleh Dea, membuat Dimas menjadi geram.

"Sstt ... Jika kamu melawan, aku akan berbuat lebih padamu." Ancam Dimas. Lalu setelah itu menarik tengkuk Dea dan mencium bibir manis milik gadis yang sudah ia klaim sebagai miliknya.

"Mmm--ptttt .... le...passhh---." Dengan sekuat tenaga Dea mendorong pundak Dimas. Namun tidak sedikitpun pria tersebut bergeser.

Masih di dalam mobil Dimas mencoba memasukkan tangan nya ke dalam baju yang di gunakan oleh Dea. Namun dengan sigap Dea menjauhkan tangan nakal milik Dimas.

"Stop! Ada apa dengan mu?" Tanya Dea heran. Bukankah mereka tidak saling kenal. Maksudnya tidak terlalu dekat untuk dapat melakukan hal lebih seperti ini.

"Sayang kau lupa, bukankah tadi siang sudah aku katakan. Jika kamu itu milikku, kekasihku." Jelas Dimas dan membuat mata Dea melebar mendengar perkataan dari Dimas.

"Tidak! Aku tidak pernah menyetujuinya." Bantah Dea lalu hendak turun dari dalam mobil. Namun pintu mobil sudah Dimas kunci terlebih dahulu. Sehingga Dea tidak bisa keluar.

"Jika kau ingin keluar, maka ada syaratnya." Seringai di wajah Dimas membuat Dea merasa was-was.

"Apa maksudmu?! Aku hanya ingin pulang dengan tenang, jadi buka pintu mobilnya sekarang!"

"Ya sudah, aku tidak akan pernah membuka pintu ini." Ucap Dimas dengan cuek. "Dan aku akan membawamu ke rumah ku." Lanjut Dimas dan hendak menghidupkan mobilnya namun di tahan oleh tangan Dea.

"Jangan! Baiklah katakan apa syarat nya?" Tanya Dea pasrah. Pasrah bukan berarti Dea mau saja di perlakukan tidak senonoh oleh Dimas.

"Jadi lah milik ku dan turuti semua apa yang aku inginkan." Kata Dimas dengan suara rendahnya.

"Apa-apaan, aku tidak mau!" Bantah Dea lalu setelah itu ia menegang mendengar perkataan Dimas.

"Baiklah ... Jika kamu tidak mau, maka terpaksa aku akan memperkosa mu di sini." Ancaman yang di berikan oleh Dimas membuat Dea bergetar ketakutan. Niatnya ingin melawan menjadi tidak jadi karena takut.

"Ba--baiklah." Jawab Dea.

"Good Girl, ini baru pacarnya Dimas." Puji Dimas sambil mengusap kepala Dea dengan lembut

"Aku akan mengantar mu ke Kos."

"Eh--tidak perlu, Kos ku hanya beberapa langkah saja dari sini." Kata Dea sambil menghalangi Dimas, agar pria tersebut tidak akan mengetahui tempatnya tinggal.

"Berani membantah, maka siap-siap mendapatkan hukuman." Lalu setelah itu Dimas keluar dari Mobil dan membuka pintu penumpang untuk Dea.

Tangan Dimas setia menggenggam tanga milik Dea. Pria itu seakan takut jika Dea akan menghilang dari pandangannya.

"Aku akan menginap di sini." Kata Dimas. Dan mata Dea membelak seketika. Gila dia tidak ingin si mesum Dimas berada di sini.

"Maaf, Ta--tapi itu tidak baik. Apa kata orang nanti." Jelas Dea dengan gugup. Semoga saja pria itu bisa mengerti. Doa Dea dalam hati.

"Aku tidak perduli, Cepat buka pintunya." Perintah Dimas dan Dea lagi-lagi hanya bisa menurut saja.

******

Sejak sepuluh menit yang lalu Dimas meneliti setiap penjuru Kos milik kekasih tercintanya tersebut. Kosnya bersih, ya walapun ruangan tersebut kecil. Di bagian ruang tengah ada sofa usang yang bisa Dimas tebak jika duduk di atasnya pasti akan pegal.

Bagian dapur juga sangat bersih. Ternyata kekasihnya sangat memperhatikan kebersihan. Banyak foto yang berjejer di meja usang yang berdekatan dengan Televisi. Dimas melihat satu persatu foto tersebut. Ternya gadisnya cantik sejak kecil.

"Mau ku buatkan susu coklat hangat?" Tanya Dea. Gadis itu sudah berganti baju dengan sebuah kemeja kebesaran dan juga celana pendek di atas lutut.

"Tentu sayang." Jawab Dimas sambil duduk di sofa usang tadi.

Sedangkan Dea sungguh sangat gugup. Ini adalah hal tergila yang pernah ia lakukan. Membawa seorang pria masuk ke dalam kosnya.

"Ini ... Kau akan tidur di mana?" Tanya Dea setelah meletakkan susu coklat untuk Dimas.

"Menurut mu?" Tanya Dimas.

"Mmm ... Sebaiknya kamu tidur di sofa saja. Di sini hanya ada satu tempat tidur." Jelas Dea dengan hati-hati.

"Tidak mau! Aku akan seranjang dengan mu." Kata Dimas sambil menyesap Susu coklat buatan pertama kekasihnya.

"Tap--."

"Berani membantah!" Mendengar itu Dea kembali Diam. Dea tidak ingin hidup dalam kukungan Dimas. Ia akan mencari cara untuk lepas dari pria itu.

******

Terima kasih sudah mampir untuk membanca cerita ini :)

Jangan lupa Vote dan Komen-nya ya:)

See you Guys :)

Maaf masih banyak Typo :)

MY DEANDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang