3. Tosca

51 7 10
                                    

Tosca
Sewarna laut dan samudera.

✳✳✳

"Ma."

"Galih mau ke rumah Asa jam setengah sepuluh nanti. Mau ngerjain tugas bareng."

Seperti biasa, di pagi hari entah itu hari minggu atau hari lainnya keluarga Galih selalu berkumpul di meja makan untuk sarapan. Pak Rahmad selaku Papa Galih selalu menegaskan kepada anak-anaknya untuk selalu makan bersama, kecuali ada hal penting yang memang tak bisa ditinggalkan.

"Ya terus kenapa?" ucap Bu Regina, Mama Galih sambil mengambilkan nasi goreng untuk Pak Rahmad.

"Asa minta dibawain makanan sama Galih."

"Ya bawain makanan lah Abyan." ucap Pak Rahmad yang juga diangguki oleh Bu Regina. Papanya memang memanggilnya Abyan, katanya biar antimainstream.

"Iya sih Pa, tapi tadi malam Asa ngechat katanya bawa makanan kucing aja."

"Hah! Asa mau makan makanan kucing!" heboh kakaknya, Zakia yang langsung ditegur oleh Papa mereka.

"Nah karena itu gue juga bingung kak."

"Apa jangan-jangan Asa stres ya gara-gara gak bisa nyaingi lo, makanya dia mau makan makanan kucing untuk mengakhiri hidupnya" cetus zakia.

"Masa sih, kak."

"Hush, gak mungkinlah Asa mau bunuh diri. Setau mama Asa itu anak berpendidikan gak mungkin melakukan hal kayak gitu. Zakia kamu jangan buat adik kamu kayak orang goblok dong!"

Galih mencebikan mulutnya ia tak menyangka akan dikatai 'goblok' oleh Mamanya.

"Ya kan Zaki cuma nebak, Galih aja noh yang terlalu berlebihan" sungut Zakia tak terima disalahkan.

"Udah, udah mau sarapan apa mau bertengkar!"

Semua yang berada di meja makan langsung terdiam saat Pak Rahmad angkat bicara.

Mamanya memasukan sesuap nasi goreng ke mulutnya, pura-pura tak terjadi apa apa.

Sementara kakak beradik itu masih saling menyenggol dan saling menyalahkan.

"Abyan, lebih baik kamu bawa aja apa yang di minta Asa."

"Iya Pa. Tapi gak papa kalo galih cuma bawa makanan kucing doang?" tanya galih dengan tampang polosnya.

"Heh. Lo nyogok ya biar dapet rangking satu di sekolah. Kok lo goblok banget sih. Ya bawa makanan lain juga lah!"

Galih melirik sinis ke arah Zakia ia tak terima dikatai 'goblok'. Pagi ini sudah dua kali ia dikatai 'goblok' sekarang ia hanya tinggal menunggu kata 'goblok' yang akan keluar dari mulut Papanya. Itupun kalau Papanya memang niat menjatuhkan harga diri galih sebagai peraih peringkat pertama seangkatannya.

"Enak aja lo kalo ngomong, ya gue dapet peringkat pertama karena pinter lah. Ya kali gue nyogok dapet duit dari mana coba!"

"Ngepet mungkin,"

"Iya gue yang jaga lilin, lo yang jadi babinya."

"Eh enak aja lo kalo ngomong."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang