🌷BAGIAN 11

225 29 4
                                    

Sesampainya di markas, Jisung langsung dibawa menuju kamar medis untuk diurus langsung oleh Lia. Walaupun pertolongan pertama sudah berhasil dilakukan, mereka jelas membutuhkan alat medis untuk mengobati luka dan bekas sayatan Jisung.

Changbin yang terjun langsung dalam kejadian itu hanya bisa mengamati berbagai ekspresi yang dilihatnya. Ada Chaeryeong yang sejak mereka berangkat terlihat begitu kaget dan tak percaya akan apa yang dia lihat, dia seperti tak memiliki petunjuk sama sekali mengapa Jisung melakukannya.

Ada Ryujin yang terlihat sebal karna tingkah Jisung namun juga terlihat seperti sosok kakak yang sangat mengkhawatirkan adiknya, ada Hyunjin yang kini berada di sisi Chaeryeong dan mencoba menyadarkan gadis itu, ada Bang Chan yang sejak tadi asik memainkan ponselnya. Seperti sedang menghubungi seseorang.

Changbin melangkah mendekati Ryujin, dia juga tak tahu apapun. Disana hanya dialah satu-satunya orang asing, orang tak tahu banyak tentang kehidupan mereka semua, kecuali kehidupan Lia. "Ryujin-ah," panggil Changbin menyenggol Ryujin, gadis itu menoleh menatapnya heran. "Apa yang terjadi? Mengapa Jisung bisa seperti itu?"

Ryujin terdiam sejenak sambil mengamati wajah penasaran Changbin, dia tak yakin apa dia harus mengungkapkan kisah Jisung juga pada anak itu atau tidak, namun pada akhirnya dia memilih membuka suara. "Kau tahu apa yang terjadi pada Minho dan berefek pada Lia?" tanya gadis itu dibalas anggukkan santai oleh Changbin. "Hal itu juga terjadi sekarang, kau ada dimasa dimana Minho terus mencoba bunuh diri dan Lia mencoba terus menyelamatkannya. Sama seperti Jisung dan Chaeryeong saat ini."

"Ryujin-ah," panggil Hyunjin membuat perhatian Ryujin teralih ke arah namja itu.

"Aku pergi dulu ya," ujar gadis itu lantas meninggalkan Changbin.

Walaupun pernyataan Ryujin sudah cukup jelas baginya, namun entah mengapa berbagai pertanyaan semakin menancap jelas di kepalanya. Dia hanya mengenal Minho dari Lia, dia tak tahu jelas bagaimana bisa Minho mengenal Jisung, atau bagaimana bisa Ryujin dan Hyunjin tak terlihat kaget dengan hal ini. Seolah-olah mereka berdua sudah terbiasa, seolah-olah ini bukanlah hal pertama bagi mereka.

Changbin tak mengerti, hubungan orang-orang itu ternyata lebih rumit dari hubungan Lia dan Minho yang dulu pernah diselesaikannya.

Di dalam salah satu kamar markas tersebut, akhirnya Hyunjin bisa berbicara secara privasi dengan Ryujin. "Kau bilang kau akan menjaganya, 'kan?"

Ryujin hanya mendengkus malas, "Aku lengah, Jisung benar-benar tak bisa ditinggalkan sedetikpun. Aku baru meninggalkannya sebentar untuk membuatkannya kopi, dia sudah nyaris membakar tangannya dengan lilin. Saat Chaeryeong datang, dia malah melakukan itu di kamarnya." Gadis itu terdiam, dia tahu penjelasan ini tak ada artinya bagi Hyunjin.

Toh kenyataannya Jisung kini nyaris mati, lagi.

Gadis itu menunduk, "Aku takkan membiarkannya mati Hyunjin-ah. Aku takkan mengulangi kesalahan yang sama, aku tak ingin melihat kematian yang sama. Aku takkan melepaskan Jisung seperti saat aku melepaskan Minho oppa.

"Mereka adalah kawanku. Mereka tumbuh bersamaku--" Gadis itu membeku ketika tubuh Hyunjin mendekat dan mendekapnya. "Ap-- apa yang kau lakukan?" tanya gadis itu tergagap.

Tangan Hyunjin mengusap punggungnya lembut mencoba untuk memberinya kenyamanan, "Kau pasti takut, 'kan?" gumam namja itu pelan, "Rasanya pasti mengerikan menghadapi hal seperti ini berkali-kali."

"Apa yang terjadi padamu? Kau mengapa?" tanya Ryujin tak ingin terbawa oleh suasana yang Hyunjin ciptakan.

"Chan-hyung memarahiku semalam. Dia bilang bahwa aku egois dan kasar, harusnya aku tak terus menyalahkanmu atas bungkamnya aku dan seharusnya aku tak menyerahkan semuanya padamu. Sosok yang kehilangan Minho bukan hanya aku, Jisung, ataupun Lia, tapi kau juga, Chan hyung juga, Chaeryeong juga. Kita sama-sama terluka,

"Seharusnya aku tak terus membuat dinding dan membencimu."

Tubuh Ryujin melemas, dia lantas membalas pelukkan Hyunjin agar tubuhnya tak jatuh. Cukup Hyunjin dan memang selalu Hyunjin, dia tak bisa melihatkan sisi seperti ini pada orang lain, dia tak bisa memperlihatkan keadaan terlemahnya pada orang lain.

Hanya Hyunjin saja, dan dia sudah lelah memendam ini seorang diri.

Gadis itu akhirnya menangis.

"Aku takut! Jisung jauh lebih mengerikan dan menakutkan ketika dia marah dan terus berteriak bahwa bukan dia pelakunya, luka-luka ditubuhnya, percobaan bunuh diri yang tak ada habisnya. Itu mengerikkan!"

"Kau sudah berkerja keras Ryujin-ah. Kali ini kau takkan sendirian, aku akan membantumu, Chaeryeong juga akan bersamamu. Kita hadapi semua ini bersama, ok?"

Gadis itu mengangguk pelan.

Jisung membuka matanya dan langsung bersitatap dengan Bang Chan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung membuka matanya dan langsung bersitatap dengan Bang Chan. Namja itu tersenyum kecil sambil menyerahkan sebuah kertas yang terlipat dua pada Jisung. "Kau akan tahu jika membukanya," ucap namja itu seolah memahami tatapan tak mengerti Jisung.

Kau membenciku? Bagus. Setidaknya aku tahu alasan mengapa aku harus terus mengunjungimu.
🌷 Chaeryeong 🌷

Jisung hanya meremas kertas itu dengan kesal lalu membuangnya kesembarang arah.

"Aku ingin berhenti menjalankan misi itu," ucap namja itu pada Chan.

"Waeyo?"

"Aku tak bisa melakukannya," ucapnya lagi.

"Beri aku alasan yang jelas dan logis maka aku akan membiarkanmu tak melakukan misi itu."

Jisung terdiam. Dia tahu Chan dapat dengan mudah membaca kebohongannya jadi mau tak mau dia harus berkata jujur. Namun, mau bagaimanapun, kejujuran itu terasa mati di ujung lidahnya.

Ingatannya samar ketika mencoba mengingat mengapa dia tak ingin kembali ke panti asuhan itu. Dia bertemu dengan seseorang, seseorang yang mengerikan.

Ayah? batinnya menyadari siapa orang itu. Jisung menggeleng keras dan memegangi kepalanya mengingat hal itu. "Engga! Ayah udah mati! Aku yang membunuhnya!" teriaknya keras.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FALL [Han - Chae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang